Fotokita.net - hutan hujan tropis Amazon tahun ini mengalami kebakaran hutan yang paling buruk. Sejak tahun 2010, hutan hujan Amazon belum pernah mengalami kebakaran yang buruk seperti sekarang.
Berdasarkan catatan yang dimiliki lembaga antariksa Brasil, Inpe, tercatat ada 85.000 titik api tahun ini. Tentu, kondisi ini amatlah mengenaskan. Maklum, dari sekitar tiga juta spesies tumbuhan dan hewan di dunia ini, dipercaya sekitar sepuluh persennya hidup di Amazon.
Apa dampak kebakaran masif ini terhadap beragam satwa yang tinggal di Amazon?

:quality(100)/photo/2019/08/27/523674128.jpg)
Kebakaran hutan Amazon
Beberapa hewan mungkin bisa menyelamatkan diri. Mereka yang bisa berlari cepat seperti jaguar dan mamalia besar mungkin bisa kabur. Namun bagaimana yang tidak?
Dr. Claudio Sillero, profesor bidang konservasi biologi di Universitas Oxford megatakan kepada BBC News ia secara khusus khawatir terhadap hewan-hewan kecil.
"Kita perlu khawatir terhadap amfibi, reptil dan hewan tak bertulang belakang. Mereka hidup di habitat mikro, dan jika habitat ini terbakar, mereka akan musnah seketika."
Kebakaran Hutan Amazon.
Baca Juga: Foto-foto Kehidupan Primitif Suku di Hutan Amazon Bikin Kita Melongo
"Telur mereka perlu kondisi lembab. Di nyala api, telur-telur ini akan hangus."
Maka menurut Dr. Sillero kebakaran ini bisa menyebabkan kepunahan.
Selain itu ada banyak mamalia kecil dan lambat di Amazon seperti kungkang. Menurut Dr. Sillero hewan ini "cenderung panik ketika ada api, dan ini menyebabkan kemungkinan lebih besar untuk mati di tempat".
Hewan lambat seperti kungkang ini kemungkinan kecil akan bisa lari menyelamatkan diri dari api.
Burung juga punya risiko sejenis. Mereka mungkin bisa terbang dan mencari tempat aman, dan itu berarti meninggalkan telur dan anak-anak mereka.
Paul Rosolie, penulis dan konservasionis Amerika, menyaksikan sendiri. Minggu lalu ia mengunggah video di Twitter yang ia ambil dari api di Amazon ketika bekerja di sana bulan Juli.
"Yang mengerikan, dan ini tak disadari orang-orang, hewan-hewan ini terbakar hidup-hidup," katanya kepada BBC News. "Bayi burung di sarang, ular, kodok dan monyet mungkin lari menghindar, tapi hutan ini adalah tempat satu-satunya bagi mereka hidup."
Reptilia di Amazon seperti kura-kura ini butuh cuaca lembab untuk tetap bisa bertahan hidup.
Kabur dari api adalah langkah pertama, dan Dr. Alex Lees dari Manchester Metropolitan University mengatakan kepada BBC News bahwa kesempatan binatang-binatang ini untuk selamat tetap kecil.
"Segera sesudah api menyala," katanya, "ketika wilayah itu terbakar, tak ada harapan bagi banyak spesies".
"Di kebanyakan wilayah, pendukung kehidupan mereka sudah lengkap, maka mereka perlu menggantikan individu yang mati dengan individu lain dari spesies yang sama di wilayah itu," katanya.
"Ini yang menjadi masalah utama. Mereka tak bisa begitu saja ke daerah lain karena di sana sudah penuh, dan mereka harus menunggu sampai teritori baru terbuka untuk mereka. Sementara itu mereka tak bisa menggunakan wilayah yang lama yang sudah terbakar".
Lumba-lumba sungai pink Amazon
Ketika api menghanguskan hutan tropis seperti Amazon, banyak pohon terbakar maka akan ada lubang di kanopi hutan.
Artinya, lingkungan di bawah yang biasanya gelap dan lembab akan terpapar sinar matahari dan akan cepat kering. Lalu spesies baru yang biasanya hidup di daerah kering akan hidup di situ.
Hewan air seperti lumba-lumba Amazon ini juga akan terpengaruh akibat habitat mereka yang berubah.
Ini membawa akibat buruk bagi hewan yang mengandalkan lingkungan hutan yang lembab dan basah. Dr. Lees yang punya spesialisasi konservasi burung memberi contoh burung pemakan serangga yang butuh lapisan tanah yang l;embab dan lembut agar bisa diam-diam berburu makanannya.
Permukaan tanah berdaun kering akan sangat menyulitkan mereka.
Selain matinya burung, serangga dan mamalia secara langsung, perubahan habitat juga akan berdampak pada hewan air seperti lumba-lumba Sungai Amazon atau ikan yang hidup di kawasan hutan tropis ini.
Lumba-lumba pink Amazon
Hewan-hewan ini bisa terhindar dari api dengan menyelam, tapi menurut Dr. Mark Bowler, ahli ekologi dari University of Suffolk mengatakan sungai dan danau tempat hidup mereka akan berubah.
"Populasi ikan dan ekologi sungai akan berubah, dan ini akan mempengaruhi hewan-hewan besar," katanya.
Banyak manusia yang hidupnya tergantung pada hutan tropis akan kehilangan penghidupan mereka akibat kebakaran.
Primata ini juga menjadi salah satu korban dalam kebakaran hutan hujan Amazon yang paling buruk sejak 2010.
Dr Rachel Carmenta, ahli lingkungan dari University of Cambridge yang bekerja dengan penduduk asli Amazon mengatakan kepada BBC News bahwa kebakaran hutan ini juga merupakan "masalah kemanusiaan juga".
Banyak hewan yang diburu oleh komunitas, termasuk kura-kura dan capybaras, bergerak dengan lambat dan kemungkinan besar mati terbakar, katanya.
Meneruskan perburuan hewan ini sulit sekali karena tanah akan menjadi terlalu berisik bagi para pemburu.
Kebakaran hutan hujan Amazon
Selain itu, tanaman yang dipakai oleh komunitas untuk membangun rumah dan membuat obat-obatan juga akan hangus.
"Kebakaran ini tak hanya berarti hilangnya flora dan fauna," tambahnya, "tapi juga hubungan-hubungan, identitas dan keterikatan orang-orang terhadap rumah dan tanah mereka yang terkabar dan tak bisa lagi mereka kenali lantaran terbakar api".
Dengan risiko pengungsian dan kelaparan, hidup orang-orang ini juga mengalami risiko, kata Dr. Carmenta mengingatkan. (Asitha Nagesh/BBC Indonesia)
Hutan Amazon terbakar.