Meski belum terbukti kebenarannya, namun lato-lato memang bisa menimbulkan cedera apabila dimainkan dengan tidak benar.
Bahan lato-lato yang keras, dan cara memainkannya yang cepat dan kencang, membuat permainan itu bisa mengenai sang pemain.
Berikut sederet kontroversi lato-lato di tengah masyarakat:
Populer sejak 1960-an Ternyata, permainan latto-latto bukan hanya viral di Indonesia. Latto-latto atau clackers ballpopuler sejak 1960-an, di beberapa negara di dunia.
Dilansir dari Kompascom, permainan ini sempat dilarang pada 1985 karena dianggap tidak bermanfaat dan cenderung melukai. Misalnya, saat dua bola rusak, pecahannya bisa melukai wajah pemain atau meledak menjadi serpihan-serpihan plastik tajam.
Pada 2017, polisi Mesir melarang keras pedagang kaki lima menjual clackers ball, meski mainan ini tengah populer.
Permainan clackers ballatau latto-latto dianggap menghina presiden Mesir saat itu, Abdel Fattah al-Sisi. Sebab kala itu, mainan tersebut dijuluki dengan "pendulum Sisi" atau "buah zakar Sisi".
"Kepala Direktorat telah memutuskan tegas menghadapi pedagang mainan ini dan menertibkan semua perilaku negatif yang membuat marah warga," demikian larangan tersebut, dikutip dari New Arab, 9 November 2017.
Sumber mengatakan kepada situs berita online Rassd, Kementerian Pendidikan Mesir telah memerintahkan para guru untuk menyita mainan ini dari siswa di sekolah milik negara.
Baca Juga: Cara Foto Makro yang Bagus dengan Kamera HP, Ini Trik Mudahnya

Anak-anak mengikuti lomba permainan lato-lato. Agar tak berbahaya, kenali cara mainnya yang benar.
Dilarang di AS