Mulai dari berjualan pisang goreng, berjualan minuman, hingga meneruskan usaha ayahnya yang seorang petani udang.
"Saya bangun bisnis, tapi gagal karena enggak fokus," cerita Ari.
Karena tak fokus, Ari juga harus menelan pil pahit.
Dia dipecat dari kantornya yang saat itu bekerja pada bidang sales dan marketing.
Perjuangan Dimulai
Usai dipecat dari kantor, Ari memiliki sisa uang Rp 40 juta.
Akhirnya, dia memutuskan membangun booth di Taman Solo untuk berjualan pisang goreng.
Dari uang Rp 40 juta tersebut, Ari gunakan untuk sewa tempat Rp 5 juta seumur hidup, dan Rp 15 juta untuk bangun booth.

Ansari Kadir berfoto bersama dengan Kaesang dan Gibran usai menghadiri meeting Master Plan antara Markobar dan Sang Pisang.
Dari hasil penjualan, Ari berhasil mengantongi omzet Rp 100.000 per hari atau sekitar Rp 3 juta per bulan.