Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko mengaku selalu membuka pintu untuk siapa saja yang hendak bertamu.
Namun ternyata, aktivitasnya ini memunculkan isu yang kini berkembang. Moeldoko menduga isu itu berangkat dari foto-foto dirinya keteika menerima tamu-tamu tersebut.
"Mungkin dasarnya foto-foto, ya orang dari, ada dari orang Indonesia Timur, dari mana-mana kan pengin foto sama saya, ya saya terima aja, apa susahnya," kata dia.
Pesan ke AHY
Moeldoko mengaku tak keberatan isu ini digulirkan oleh Demokrat. Namun, ia menyebut bahwa seorang pemimpin seharusnya berjiwa kuat dan tidak mudah terbawa perasaan atau baper.
"Saran saya ya, menjadi seorang pemimpin harus seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing," kata Moeldoko.
"Kalau anak buahnya enggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol saja kali ya," tuturnya.
Moeldoko mengaku prihatin melihat situasi yang berkembang saat ini. Sebab, sejatinya ia turut mencintai Partai Demokrat.
Ia pun menegaskan bahwa kudeta atau penggulingan kekuasaan hanya bisa dilakukan dari dalam kekuasaan itu sendiri, tidak dari luar.
"Berikutnya kalau ada istilah kudeta itu ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," kata Moeldoko.