Pada tanggal 2 Desember 2020, sebulan sebelum pesawat jatuh, inspektur penerbangan Indonesia memeriksa tingkat korosi mesin.
CEO Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena membenarkan bahwa pihak maskapai telah mematuhi pemeriksaan keamanan dan teknis pesawat, termasuk pengendalian kualitas dan keselamatan.
Juru bicara Sriwijaya Air tidak menanggapi pertanyaan apakah pesawat tersebut sudah lama tidak dapat beroperasi karena penyebab kehandalannya dan bagaimana pesawat tersebut menjalani perawatan.
Sebelumnya, Sriwijaya Air memastikan kondisi pesawat masih dalam kondisi baik.
"Catatan lengkap dan rinci perlu diungkapkan, di mana, kapan, dan oleh siapa pesawat dilayani," kata Shukor Yusof, pendiri perusahaan konsultan penerbangan Endau Analytics.
"Saya tidak berbicara tentang keandalan dokumen-dokumen ini, tetapi publik perlu mengetahui tentang sejarah lengkap pesawat tersebut."
Banyak ahli di seluruh dunia telah menyatakan keprihatinan bahwa penutupan jangka panjang pesawat akibat epidemi Covid-19 dapat berdampak pada keselamatan penerbangan.
Chow Kok Wah, pakar penerbangan di Singapura, mengatakan jet yang sudah lama tidak terbang membutuhkan perawatan dan pemantauan sesuai prosedur khusus.
Menyibak Misteri Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182: Mesin Hidup, hingga Elevator Copot