Jumhur membenarkan proses Pemilu yang ada bertujuan untuk menilai presiden petahana. Namun, Jumhur bersikeras bahwa proses Pemilu yang ada saat ini penuh kecurangan sehingga tidak layak bila Jokowi dimenangkan dari hasil Pemilu yang curang.
Ia pun mendesak Wakil Direktur Saksi Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Gusti Putu Artha untuk menjawab hasil perbandingan Pemilu 2019 dengan Pemilu 2014.
Bila Gusti Putu Artha menjawab bahwa Pemilu 2014 lebih curang, Jumhur Hidayat mengancam akan keluar dari diskusi malam itu.
"Kebijakan ini salah dan itu bagian dari oposisi dengan penguasa itu biasa-biasa saja sebetulnya. Problemnya gini, pak saya tanya bapak (Gusti Putu Artha) pemilu sekarang lebih curang apa nggak dibanding pemilu tahun 2014? 2014 lebih curang apa nggak?" tanya Jumhur kepada Gusti Putu Artha.
"Cepat jawab. Itu saja yang gampang deh. Kalau bapak bilang 2019 sekarang lebih bagus dari 2014 atau lebih bagus dari 2019, waduh saya keluar deh dari ruangan ini," desak Jumhur.
Saat Gusti Putu Artha hendak menjawab pertanyaan itu, Rosi menyelanya. Rosi menilai bahwa sesungguhhnya Jumhur sudah memiliki jawaban atas pertanyaan itu sendiri.
"Bung Jumhur anda itu nanya tapi anda sudah punya jawaban sendiri. Dan kalau orang lain beda jawabannya anda nggak terima," jelas Rosi.
Suasana di studio pun mendadak ramai, sejumlah penonton yang hadir bersorak dan bertepuk tangan. Sementara itu Jumhur langsung membantah hal tersebut.
"Enggak. Mohon maaf, banyak orang dalam situasi kritikal yang tadinya terhormat jadi tidak terhormat," balas Jumhur.