Memberikan jalan bagi rakyat Timor Leste untuk meraih kemerdekaan.
Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.
Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesia dan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Namun, 20 tahun usai merdeka, Timor Leste justru kembali lagi pada Indonesia dan merengek minta bantuan.
Mungkin karena iba atas minimnya fasilitas kesehatan yang ada di Timor Leste, Pemerintah Selandia Baru akhirnya menyatakan kesediaannya menerima warga Timor Leste yang dideportasi dari Wuhan, China.
Kesediaan Pemerintah Selandia Baru untuk menolong warga negara "jajahannya" itu mengemuka, setelah pemerintah Indonesia secara tegas menolak permintaan Xanana Gusmao.
Saat-saat awal ketika virus corona mulai mewabah di Wuhan dan merenggut banyak nyawa manusia, pemerintah Timor Leste pun berupaya untuk memulangkan warganya yang sedang berada di negeri tirai bambu itu.