Rocky menampik Indonesia sudah terlibat dalam upaya dominasi ekonomi dalam perdagangan yang digagas Tiongkok pada 2019, yakni one belt one road.
"Walaupun orang mungkin menganggap belum menjadi kesepakatan dunia bahwa Indonesia ada di dalam jalur one belt one road dari China," terangnya.
Meskipun begitu, ia menyinggung saat ini Indonesia lebih banyak bekerja sama dengan Tiongkok jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.
Menurut Rocky, hal itu berdampak pada pandangan dunia internasional terhadap keterlibatan Indonesia di politik dunia.
Ia mengungkit sebetulnya Indonesia dapat menjadi penengah bagi konflik yang terjadi antarnegara.
"Tapi pengetahuan itu juga bisa dibatalkan kenapa Indonesia hanya intensif berhubungan dengan China, tidak dengan negara-negara lain di Asia Tenggara," kata Rocky.
"Gagalnya Presiden Jokowi untuk tampil sebagai pemimpin dunia itu juga berpengaruh terhadap kemampuan Indonesia untuk menjadi penengah, bila terjadi konflik antara Amerika dengan China di China Selatan," tambah akademisi tersebut.
Rocky menyinggung sebelumnya nama Indonesia tidak pernah terdengar aktif di politik dunia internasional.
"Jadi agak aneh kalau tiba-tiba Presiden Jokowi memberi komentar tentang apa yang terjadi di China Selatan," jelas pengamat politik itu.