Follow Us

Kian Menegangkan, Amerika Pamer Bisa Pukul Mundur Pembom Strategis Rusia, Kini Jet Tempur Sukhoi Su-27 Usir 2 Pengintai AS di Perbatasan

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Kamis, 06 Agustus 2020 | 07:36
ILUSTRASI. Sebuah F-35B Lightning milik Angkatan Udara Inggris (RAF), F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS, dan Rafale Angkatan Udara Prancis terbang di atas Selat Inggris dalam formasi selama latihan Point Blank, setelah lepas landas dari Pangkalan RAF Mildenhall,
EDDIE KEOGH

ILUSTRASI. Sebuah F-35B Lightning milik Angkatan Udara Inggris (RAF), F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS, dan Rafale Angkatan Udara Prancis terbang di atas Selat Inggris dalam formasi selama latihan Point Blank, setelah lepas landas dari Pangkalan RAF Mildenhall,

"Kami menentang keras segala upaya Rusia untuk menulis ulang sejarah guna membenarkan pendudukan dan pencaplokan negara-negara Baltik pada 1940 oleh Uni Soviet," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pernyataan bersama dengan menteri luar negeri Lithuania, Latvia, dan Estonia, Kamis (23/7), seperti dikutip Reuters.

Pernyataan itu menandai peringatan ke-80 deklarasi 1940 oleh Menteri Luar Negeri AS Sumner Welles saat itu yang mengecam pencaplokan Soviet atas Lithuania, Latvia, dan Estonia.

Kementerian Luar Negeri Estonia mengatakan, pihaknya telah memanggil duta besar Rusia untuk memprotes "pernyataan Putin baru-baru ini yang berusaha menggambarkan pendudukan Estonia dan pencaplokannya oleh Uni Soviet adalah sah."

Baca Juga: Sebut Jokowi Lebih Otoriter Dibanding Rezim Pak Harto, Rocky Gerung Nilai Gibran Dikorbankan Demi Ambisi Presiden: Cari Keuntungan dari Jabatan Politik

"Rusia berusaha memberi kesan bahwa legitimasi dapat lahir dengan ancaman senjata, penindasan dengan kesepakatan bersama. Ini sangat sinis," kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu dalam sebuah pernyataan seperti dilansirReuters.

Bulan lalu, Putin menulis bahwa memasukkan Lithuania, Latvia, dan Estonia ke dalam Uni Soviet "dilaksanakan berdasarkan kontrak, dengan persetujuan dari otoritas terpilih". "Ini sejalan dengan hukum internasional dan negara pada waktu itu," sebut Putin dalam artikel untuk majalah The National Interest terbitan AS.

(Kontan.co.id)

Editor : Fotokita

Latest