Ketika itu, para pemimpin politik berlindung di kraton sultan, tapi Jenderal Soedirman dan sekelompok kecil tentara serta dokter pribadinya berbeda.
Mereka memilih untuk melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan.
Meski sakit, Jenderal Soedirman memilih untuk terus bersatu dengan rakyat dan berjuang bersama.
Mulanya rombongan Jenderal Soedirman diikuti oleh pasukan Belanda.
Namun, mereka berhasil kabur dan mendirikan markas sementara di Sobo, di dekat Gunung Lawu.
Dari sana Jenderal Soedirman mampu mengomando kegiatan militer di Pulau Jawa. Termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Pada saat Belanda mulai menarik diri, Jenderal Soedirman dipanggil kembali ke Yogyakarta pada bulan Juli 1949.
Sebenarnya Jenderal Soedirman ingin terus melanjutkan perlawanan terhadap pasukan Belanda, tapi dilarang oleh Presiden Soekarno karena alasan kondisi kesehatan Jenderal Soedirman.
Nah, itulah garis besar kisah perjuangan Jenderal Soedirman saat harus bergerilya dalam perjuangannya.