"Lembaga Falakiyah PW / PC NU se-Indonesia diharapkan untuk bertindak aktif mengajak Umat Islam di daerahnya masing–masing untuk melaksanakan kegiatan tersebut," tambah imbauan itu.
Terkait kegiatan pengamatan gerhana dan kegiatan kefalakiyahan lainnya diharapkan jajaran Lembaga Falakiyah PW/PC NU se–Indonesia untuk mengikuti surat instruksi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari pengumuman ini. Selain itu, jika ada masyarakat yang ingin melihat fenomena GMC, diimbau untuk menggunakan alat pelindung mata khusus (kacamata Matahari).
"Pengamatan dapat bergabung dengan titik – titik pengamatan Gerhana Matahari Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama yang dipublikasikan lewat media dan media sosial (Fans Page dan twitter @falakiyahnu)," tutup pengumuman itu.
Lantas, kenapa NU mengimbau orang Islam untuk melakukan ritual keagamaan khusus saat gerhana? Apa pentingnya gerhana bagi umat Islam?
Dalam pemberitaan Kompas.com (7/8/2017), Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, shalat gerhana bermula dari mitos kematian orang penting di saat fenomena gerhana matahari cincin muncul.
Pada 27 Januari 632 M, terjadi gerhana matahari cincin yang bisa disaksikan oleh orang yang tinggal di jazirah Arab dan India.
Di hari yang sama, secara kebetulan putra Nabi Muhammad SAW yang bernama Ibrahim bin Muhammad wafat dalam usia 16 tahun.
Orang Arab yang sejak masa pra-Islam percaya bahwa gerhana merupakan tanda adanya kematian tokoh penting.
Kepercayaan ini lantas dikaitkan dengan mitos kematian putra Nabi di saat gerhana matahari cincin.