Follow Us

youtube_channeltwitter

Jeritan Hati Warga Korban Dampak Kabut Asap, Pagi-pagi Sudah Gelap-gelapan dan Bikin Tenggorokan Sakit!

Bayu Dwi Mardana Kusuma - Senin, 16 September 2019 | 06:57
Sejumlah petugas pemadam kebakaran berupaya meredakan api yang melalap kawasan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/09).
AFP/GETTY IMAGES

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berupaya meredakan api yang melalap kawasan di Pekanbaru, Riau, Jumat (13/09).

Senada dengan Lilis, warga Pekanbaru, Ilham juga mengatakan begitu. Menurutnya buruknya udara menyerupai kondisi empat tahun silam; udara menguning dan bau asap pekat.

"Aroma (asap) sudah tajam tercium. Tajam banget. Sama kayak tahun 2015," ujarnya geram saat dihubungi BBC News Indonesia.

Baca Juga: Kualitas Udara Riau Makin Parah, Jambi dan Sumatera Selatan Ikut Sumbang Kabut Asap. Foto Ibu Gandeng Anak dengan Masker Ini Bikin Kita Elus Dada

Ilham juga menutup ventilasi udara rumahnya dengan plastik, agar asap tak masuk ke rumah. Untungnya ia punya alat pembersih udara dan AC, dengan begitu setidaknya bernapas lebih lelusa. Tapi istrinya kena iritasi kulit.

"Jadi istriku, nggak pernah kena iritasi sama asap selama ini. Tapi di kulit mukanya merah-merah dan bentol juga mengelupas. Saat dibawa ke IGD, ternyata penyebabnya iritasi asap," jelas Ilham kepada BBC News Indonesia.

Seorang petugas yang memakai kaus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) duduk seusai memadamkan api di Kampar, Riau, Senin (09/09).
GETTY IMAGES

Seorang petugas yang memakai kaus Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) duduk seusai memadamkan api di Kampar, Riau, Senin (09/09).

Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Riau, Yohanes, mengatakan sejak akhir Agustus lalu Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di wilayahnya turun-naik di angka 400 atau termasuk kategori berbahaya.

Setidaknya sudah 11.654 pasien yang datang ke puskesmas di seluruh kabupaten dan kota dengan mayoritas gejala infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Karena itu, kaya Yohanes, pihaknya membagikan setidaknya satu juta masker hijau ke masyarakat.

"Jadi keluhannya ada pneumonia dan ISPA. Tapi kebanyakan ISPA. Kami juga bagikan masker biasa, bukan N95, karena masker itu sirkulasi udaranya tidak cocok untuk situasi begini. Kalau digunakan 5-10 menit, akan sesak," jelasnya.

Baca Juga: Kabut Asap Makin Pekat, Tagar #IndonesiaDaruratAsap Trending Topic di Twitter. Foto Patung Kenakan Masker di Pekanbaru Jadi Harapan Agar Jokowi Turun Lapangan

Dia juga menegaskan, semua biaya pengobatan akibat asap kebakaran hutan dan lahan ini ditanggung pemerintah.

Seorang pengendara motor melintasi lahan yang dilanda kebakaran di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09)
GETTY IMAGES

Seorang pengendara motor melintasi lahan yang dilanda kebakaran di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Jumat (13/09)

Source : BBC Indonesia

Editor : Fotokita

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

slide 5 to 7 of 8

Latest

Popular

x