Dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Rabu (31/7/2019), pelaksana harian Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menjelaskan, pada musim kemarau tahun ini terdapat enam provinsi yang sudah menetapkan keadaan darurat untuk kebakaran hutan dan lahan. Dia menambahkan pemerintah fokus menangani bencana kebakaran hutan dan lahan di keenam provinsi itu yang memiliki lahan gambut yang luas.
"Yang menyatakan siaga darurat sudah ada enam (provinsi), Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimanatan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Mereka sudah menyatakan siaga darurat bencana karhutla (kebakaran hutan dan lahan). Yang paling terakhir menyatakan siaga darurat adalah Jambi, tanggal 23 Juli kemarin," kata Agus.
Menurut Agus, total pasukan yang diterjunkan untuk mengantisipasi dan menangani kebakaran hutan dan lahan di enam provinsi tersebut berjumlah 5.679 personel. Targetnya masing-masing dari keenam provinsi itu akan mendapat bantuan 1.512 personel, terdiri dari seribu personel TNI, 200 dari Polri, dan sisanya dari BPBD serta masyarakat.
Pasukan tersebut akan disebar ke desa-desa dan menginap di rumah penduduk. Mereka bertugas berpatroli. Kalau menemukan titik api, mereka akan ikut memadamkan. Mereka, Agus menambahkan, juga mensosialisasikan bahaya kebakaran hutan dan lahan.
Baca Juga: Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Tak Cukup Seminggu
Selain itu, pemerintah juga mengerahkan helikopter penyiram air. Khusus di Riau disediakan 17 helikopter penyiram air karena hingga Rabu pagi terdapat 115 titik api di sana, yang paling banyak di antara keenam provinsi darurat kebakaran hutan tersebut. (VOA Indonesia/fw/ka)