Lihat ART Ferdy Sambo Siram Darah di TKP, Anak Buah Kapolda Metro Jaya Cuma Respons Begini, Foto Putri Candrawathi Tanpa Baju Tahanan Dibahas

Selasa, 30 Agustus 2022 | 12:08
Facebook

Anak buah Kapolda Metro Jaya, Kombes Budhi Herdi cuma respons begini saat lihat ART Ferdy Sambo siram darah di TKP kasus Brigadir J.

Fotokita.net - Anak buah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kombes Budhi Herdi Susianto sempat melihat asisten rumah tangga (ART) eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menyiram darah di tempat kejadian perkara atau TKP.

ART Ferdy Sambo menyiram darah di TKP kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Anak buah Kapolda Metro Jaya yang kini sudah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan itu cuma respons begini.

Terkini, rekonstruksi pembunuhan Brigadir J digelar padaSelasa (30/8/2022). Rekonstruksi yang digelar di rumah pribadi dan dinas eks Kadiv Propam itu menghadirkan kelima tersangka. Foto Putri Candrawathi tanpa baju tahanan dibahas netizen di media sosial.

Polisi telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J, salah satunya Ferdy Sambo yang diduga menjadi otak pembunuhan. Empat tersangka lainnya yakni Bharada E, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Putri Candrawathi.

Polisi memastikan, tidak ada peristiwa baku tembak maupun pelecehan terhadap Putri di rumah dinas Sambo sesaat sebelum kematian Brigadir J.

Selain menetapkan kelima tersangka, kasus pembunuhan Brigadir J ini juga menyeret puluhan anggota kepolisian lainnya. Mereka disangkakan melanggar kode etik dalam penanganan olah TKP dalam kasus kematian Brigadir J.

Salah satunya, anak buah Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kombes Budhi Herdi Susianto. Saat ini Kombes Budhi telah dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan dan dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri.

Pencopotan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1751/VIII/KEP/2022 tertanggal 22 Agustus 2022. Budhi dicopot karena diduga melanggar kode etik akibat tidak profesional dalam menengani kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: Ditanyai Irsus Soal Ferdy Sambo, Anak Buah Kapolda Metro Jaya Ini Sempat Tantang Ormas Seragam Loreng, Begini Foto Kombes Hengki Haryadi yang Viral

Kompastv

Anak buah Kapolda Metro Jaya, Kombes Budhi Herdi cuma respons begini saat lihat ART Ferdy Sambo siram darah di TKP kasus Brigadir J.

Sebelum dicopot, dia lebih dulu dinonaktifkan dari jabatannya per 20 Juli 2022. Bersamaan dengan pencopotan Budhi, Kapolri juga mencopot 23 anggota kepolisian lainnya dan memutasi mereka ke Yanma Polri.

Dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (24/8/2022),Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto terlalu cepat mengambil kesimpulan soal peristiwa penembakan Brigadir J.

Di awal mencuatnya kasus ini, Budhi menyampaikan bahwa Brigadir J tewas setelah terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Peristiwa itu disebut bermula dari dugaan pelecehan Brigadir J terhadap istri Sambo, Putri Candrawathi. "Apa yang disampaikan oleh Kapolres tersebut tentunya terlalu cepat mengambil kesimpulan," sebut Sigit.

Sigit menerangkan, Kombes Budhi menggelar konferensi pers empat hari setelah kematian Brigadir J atau pada Selasa (12/7/2022). Ketika itu, Budhi mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP dan memeriksa 4 saksi di lokasi penembakan Brigadir J.

Padahal, proses pemeriksaan itu diintervensi oleh Ferdy Sambo sehingga penyidikan dan olah TKP menjadi tidak profesional. "Narasi yang disampaikan oleh Kapolres secara umum menjelaskan bahwa penanganan peristiwa di Duren Tiga telah sesuai dengan prosedur dan kronologis, diawali dengan peristiwa pelecehan terhadap Saudara P," papar Sigit.

Kapolri mengungkap, ketika itu Budhi juga menyampaikan hasil otopsi sementara terhadap jenazah Brigadir J. Disebutkan bahwa ada 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar di tubuh Yosua "Kemudian didapati bahwa Kapolres datang terlambat pada saat datang ke TKP," ujar Sigit.

Perintah Ferdy Sambo yang memakan korban rekan sejawatnya terungkap dalam cerita yang disampaikan para saksi dalamsidang pelanggaran kode etik Polri di gedung TCCN, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Tim wartawan detikX berhasil mendapatkan cerita para saksi dan Ferdy Sambo.

Dalam sidang itu, Ferdy Sambo terbuktimembuat perintah untuk menutupi kejadian sebenarnya terkait pembunuhan yang ia lakukan di rumah dinasnya. Para saksi menyampaikan bagaimana proses awal penanganan kasus pembunuhan Brigadir Yosua di kepolisian. Ini menggenapi peristiwa dari hari-hari yang hilang, sejak waktu pembunuhan hingga rilis pers yang dilakukan Senin, 11 Juli 2022.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Bongkar Jabatan Puluhan Anak Buahnya, Begini Nasib AKP Rita Yuliana, Foto Sang Polwan Cantik Sampai Dikulik

Facebook

Anak buah Kapolda Metro Jaya, Kombes Budhi Herdi cuma respons begini saat lihat ART Ferdy Sambo siram darah di TKP kasus Brigadir J.

Berdasarkan keterangan para saksi, mulanya usai Ferdy Sambo membunuh Brigadir J, sekitar pukul 17.30 WIB, ia menghampiri Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Rhekynellson Soplanit sebagai orang pertama yang hadir di TKP.

Kepada Ridwan, Sambo menceritakan skenario yang dia buat sebelumnya bahwa telah terjadi baku tembak antarajudannya, yaitu Brigadir Yosua dan Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E. Sambo lantas memerintahkan Ridwan dan anak buahnya segera melaksanakan olah TKP secara senyap.

“Tidak usah ramai-ramai karena akan mengundang perhatian masyarakat,” ujar Ferdy Sambo seperti diceritakan ulang Ridwan Soplanit dalam sidang kode etik pada Jumat (26/8/2022).

Ketika Ridwan masih melaksanakan olah TKP, beberapa kolega Sambo di kepolisian hadir ke lokasi. Mereka adalah Karo Provos Brigjen Benny Ali, Karo Paminal Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Khusus kepada Benny dan Hendra, Ferdy Sambo memerintahkan agar penanganan kasus ini ditangani oleh tim Provos Mabes Polri saja. Ferdy Sambo beralasan, kejadian ini harus lebih dulu ditangani tim Provos karena melibatkan dua anggota kepolisian.

Benny melaksanakan perintah itu dengan meminta penyidik di TKP menyerahkan semua barang bukti dan saksi kepada tim Provos. Sejumlah barang bukti di TKP, yaitu 10 selongsong peluru, 3 proyektil, 4 serpihan peluru, 1 pucuk senjata HS-9, 9 peluru HS-9, 1 pucuk senjata Glock-17, dan 12 peluru Glock-17, pun akhirnya dibawa ke kantor Provos. Begitu pula dengan para saksi, yaitu Kuat Ma’ruf, Bripka Ricky Rizal, dan Bharada Richard. Ketiganya diperiksa oleh anggota Biro Paminal di bawah Brigjen Hendra Kurniawan.

“(Barang bukti) tidak dibuatkan berita acara serah terima antara penyidik ke anggota Provos di Propam Polri,” kata Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri selaku Ketua Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang menyidangkan Ferdy Sambo pada Jumat.

Pada pukul 19.15-19.30 WIB, ambulans datang untuk mengangkut jenazah Brigadir Yosua ke RS Kramat Jati, Jakarta Timur. Ambulans ini datang atas permintaan Kabag Gakkum Roprovos Divpropam Kombes Susanto. Dalam kesaksiannya Jumat lalu, Susanto mengaku diperintah Sambo memanggil ambulans dan mengawal jenazah Brigadir Yosua ke RS Kramat Jati.

Baca Juga: Mau Tiru Pelukan Kapolda Metro ke Ferdy Sambo, Deolipa Yumara Setuju Ucapan Kabareskrim Soal Penyebab Kematian Brigadir J, Begini Foto Terkininya

Youtube

Anak buah Kapolda Metro Jaya, Kombes Budhi Herdi cuma respons begini saat lihat ART Ferdy Sambo siram darah di TKP kasus Brigadir J.

Setelah jenazah diangkut, seorang asisten rumah tangga di rumah dinas Sambo tiba-tiba saja menyiram darah di TKP dengan seember air. Melihat tindakan ART itu, Kombes Budhi Herdi menanyakan siapa yang memerintahkannya menyiram darah tersebut. “Perintah Bapak (Ferdy Sambo),” tutur ART itu kepada Budhi.

Pada malamnya, sekitar pukul 20.30 WIB, Sambo, Benny, dan Hendra diperintah menghadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hendra dan Benny masuk lebih dulu ke ruangan Kapolri untuk dimintai keterangan terkait kejadian di rumah dinas Sambo. Keduanya seirama bercerita kepada Listyo bahwa telah terjadi baku tembak antarajudan Ferdy Sambo sehingga menewaskan satu anggota.

Setelah itu, barulah Ferdy Sambo diminta masuk ke ruangan menemui Listyo. Satu pertanyaan Listyo kepada Ferdy Sambo ketika itu hanyalah, “Kamunembaknggak, Mbo?”

“Bukan saya yang menembak. Karena bisa saja saya selesaikan di luar. Kalau saya yang menembak, akan hancur kepalanya (Yosua) karena saya menggunakan senjata penuh amunisi kaliber 45,” jawab Ferdy Sambo.

Terkini, rekonstruksi pembunuhan Brigadir J digelar di rumah pribadi dan dinas Ferdy Sambo. Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, hadir langsung dalam rekonstruksi itu.

Rekonstruksi disiarkan langsung di YouTube Polri, Selasa (30/8/2022). Terlihat tiga tersangka lainnya, yakni Kuat Ma'ruf, Bharada Richard Eliezer, dan Bripka Ricky Rizal. Dalam salah satu adegan, Putri terlihat tengah memperagakan sedang tertidur di dalam kamar.

Ini kemunculan perdana Putri setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dalam reka adegan itu, Putri terlihat mengenakan pakaian berwarna putih. Sementara tiga tersangka lainnya memakai baju tahanan.

Foto Putri Candrawathi tanpa baju tahanan ramai dibahas netizen di netizen. Sampai saat ini, istri Ferdy Sambo memang belum menjalani penahanan karena alasan kesehatan.

Pada rekonstruksi itu, Putri terlihat tertidur di sebuah kasur. Dalam reka adegan itu, tampak Bripka Ricky menghampiri Putri. Termasuk juga dihampiri Kuat Maruf. Rekonstruksi kasus pembunuhan Yosua digelar di rumah Saguling, Duren Tiga, hingga di Magelang. Total ada 78 adegan yang akan digelar di rekonstruksi pada Selasa.

"Kegiatan yang di reka ulang meliputi peristiwa yang terjadi di rumah Magelang, rumah Saguling, dan rumah Duren Tiga meliputi 78 adegan," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi kepada wartawan.

Baca Juga: Desakan Kapolda Metro Diperiksa Makin Nyaring, Ini Profil Putri Irjen Fadil Imran Pemegang Rekor Mentereng di DPR, Foto Nikahnya Tersebar

Youtube

Anak buah Kapolda Metro Jaya, Kombes Budhi Herdi cuma respons begini saat lihat ART Ferdy Sambo siram darah di TKP kasus Brigadir J.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya