Ngaku Lihat Brigadir J Terkapar, Senior Bharada E Gagal Jawab Pertanyaan Kunci Komnas HAM, Foto Sosoknya Sampai Dikulik

Sabtu, 06 Agustus 2022 | 12:56
Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

Fotokita.net - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap kesaksian yang diberikan seluruh ajudan Irjen Ferdy Sambo terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri.

Di antara para ajudan yang sudah memberikan keterangan, senior Bharada E, Bripka Ricky gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM. Padahal, dia mengaku melihat Brigadir J terkapar usai baku tembak di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Saat memberikan keterangan, senior Bharada E itu mengaku melihat Brigadir J terpakar setelah insiden baku tembak. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci dari Komnas HAM. Foto sosoknya sampai dikulik.

Pada saat Brigadir J dinyatakan meninggal dunia akibat baku tembak dengan Bharada E, seluruh isi rekaman CCTV dibongkar. Perkara CCTV rumah dinas Irjen Ferdy Sambo sempat menjadi polemik. Belum lagi ada laporan dekoder CCTV kompleks Polri diambil.

Terkini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah mengetahui pengambil CCTV rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Kapolri menyebutkan, anggota Polri yang mengambil dekoder CCTV diperiksa tim khusus.

Dalam rekaman CCTV, Komnas HAM mengungkap urutan peristiwa ketikaBrigadir J, Bharada E, dan rombongan Irjen Ferdy Sambo tiba di rumah sampai setelah insiden baku tembak.

Komnas HAM mendapatkan rekaman CCTV itu dariMabes Polri dalam pengusutan tewasnya Brigadir J. Komnas HAM saat ini tengah memvalidasi time line peristiwa pada 8 Juli 2022 yang ditunjukkan dalam CCTV.

Baca Juga: Ini Fakta Terbaru Kasus Brigadir J yang Bikin Irjen Ferdy Sambo Pasrah Dicopot, Foto Gelagat Sang Jenderal Sebelum Baku Tembak Jadi Kunci

Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menyebutkan, empat menit sebelum rombongan Brigadir J tiba, Sambo sudah terekam kamera masuk ke dalam rumah pribadinya di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Sambo tiba bersama petugas PCR.

"Nah, 15.30 WIB sampai, tapi sebelum itu ada Pak Sambo, masuk bersama ajudannya juga Deden tadi, didampingi satu orang petugas PCR. Jadi kayaknya mereka sudah menyiapkan petugas PCR karena rombongan Ibu mau dateng," papar Taufan saat menjadi narasumber dalam acara diskusi virtual pada Jumat (5/8/2022).

CCTV yang diperiksa Komnas HAM menunjukkan rombongan Brigadir J itu terdiri atas istri Sambo, yakni PC, kemudian Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, ajudan bernama Ricky, dan asisten rumah tangga. Lantas, dua atau empat menit berlalu rombongan istri Sambo bersama Brigadir J dan Bharada E tiba di rumah pribadi.

"Sementara rombongan Ibu PC, Bharada E, kemudian Yoshua dan lain-lain, ada Ricky, ada asisten rumah tangga masih muda, itu berangkat ke Jakarta, terekam dalam CCTV, sampai jam setengah 4 kurang lebih," terang Taufan.

Taufan menyebutkan, CCTV itu juga merekam saat Brigadir J dan Bharada E menurunkan barang dari mobil. Sementara itu, istri Sambo berada di belakang rumah untuk melakukan tes PCR.

"Setelah itu beruntut ada ART, Yoshua juga kelihatan di situ, PCR, Bharada E atau Richard itu kelihatan PCR. Setelah itu istirahat semua, krunya, ART, ADC, dan lain-lain berada di depan rumah. Tapi tidak terlihat di CCTV, hanya keterangan mereka, Ibu masuk dalam kamar," urai Taufan panjang lebar ke peserta diskusi.

Belum sampai satu jam, Brigadir J dan ajudan lainnya sudah berkumpul di depan rumah. Hal ini sesuai dengan time line saat Brigadir J menelepon sang kekasih.

Baca Juga: Terancam Sanksi Pidana Gegara Kasus Brigadir J, Ini Profil AKBP Ridwan Soplanit yang Terus Ditagih Nikita Mirzani Soal Perkara Musuh Bebuyutan, Foto Sosoknya Disorot

Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

"Nggak sampai satu jam mereka istirahat, itulah yang kami tahu bahwa memang benar mereka di depan rumah, karena keterangan mereka ADC-ADC itu klop dengan teleponnya Vera, telepon Vera kan bilang dia 16.31, jadi bukan 16.43, 16.31 bertelepon ke Yosua, dia mendengar waktu Yosua menjawab itu ada suara orang tertawa-tertawa, jadi Yosua itu lagi kumpul-kumpul dengan temannya, biasa kan, sambil menunggu bosnya ini berkemas ke rumah dinas," terang Taufan mengurai hasil pemeriksaan CCTV.

Brigadir J dan rombongan terekam CCTV naik ke mobil. Mereka menuju ke rumah dinas di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang kemudian menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Brigadir J. "Setelah itu kira-kira jam 17.01 atau berapa, mereka naik ke mobil, kelihatan juga, menuju ke rumah dinas itu yang kita sebut sebagai TKP," uajr Taufan.

Taufan menyebutkan, beberapa menit berselang, Sambo juga terekam ke luar dari rumah pribadinya. Mulanya, mobil Sambo terlihat menuju ke tempat lain. Namun, baru beberapa menit berjalan, mobil Sambo berputar arah ke rumah dinas.

"Nggak berapa lama, berapa menit kemudian Pak Sambo keluar juga menuju tempat lain, tetapi baru berapa menit dia berjalan, dalam CCTV itu berhenti. Nah kemudian berbalik mobilnya itu, CCTV nggak bisa menjelaskan apa-apa, tapi hanya keterangan penyidik yang menyatakan bahwa katanya dia menuju rumah dinas itu karena ditelepon oleh istrinya ada kejadian itu, itu versi dia," urai Taufan lagi.

Taufan menerangkan, dari keterangan penyidik, mobil Sambo berputar arah menuju rumah dinasnya setelah mendapat telepon dari sang istri terkait tewasnya Brigadir J. Tanpaberselang lama, istri Sambo pun terekam kembali ke rumah pribadinya. Dia juga disebut tampak seperti menangis.

"Nggak berapa lama kelihatan lagi CCTV si Ibu PC kembali lagi ke rumah pribadi, tampak wajahnya seperti menangis," ujar Taufan. Ternyata,ada tiga orang yang saat itu mendampingi istri Sambo. "Didampingi ada satu-dua orang yang di belakangnya," lanjutnya.

Mobil Provos dan patroli pun lalu terlihat lalu lalang. Dari keterangan yang didapat mereka datang terkait dengan kematian Brigadir J. Lalu lalangnya mobil Provos itu terekam CCTV lain. Taufan tak merinci di mana letak CCTV yang merekam peristiwa itu.

Baca Juga: Dinilai Bikin Kasus Brigadir J Jalan Lambat, 3 Jenderal Polisi Dihukum dengan Cara Begini, Foto Wajahnya Langsung Dicari

Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

"Sampai di situ kemudian CCTV lainnya memperlihatkan mobil Provos hilir mudik, mobil patroli hilir mudik, yang dikatakan bahwa mereka ditelepon dan hebohlah ya ngurusin itu," kata Taufan.

Lantas, pada pukul 19.00 WIB, mobil ambulans terekam berada di TKP. "Lalu ada kelihatan mobil ambulans kurang lebih jam 7 sampai direkam semua sampai di RS Bhayangkara," lanjut Taufan.

Dalam kesempatan berbeda, Taufan juga mengungkap kesaksian Bharada E dan Bripka Ricky, ajudan Irjen Ferdy Sambo yang paling senior. Kepada Komnas HAM, Bharada E menceritakan, sebelum terakhir dilepaskan ke Brigadir J, diaperlahan merangkak menuruni anak tangga dan mendekati Yosua yang sudah terkapar.

Ketika jaraknya sudah cukup dekat, sekitar 2 meter, Richard pun melepaskan tembakan penghabisan itu untuk memastikan Yoshua sudah tidak bernyawa. “Itu versi yang diceritakan E kepada kami. Jangan disalahartikan seolah-olah kami yang bilang,” kata Taufan dilansir detikX dalam laporan lengkapnya.

Dalam dugaan aksi tembak-menembak di antara dua ajudan Ferdy Sambo ini, ada setidaknya lima orang yang berada di tempat kejadian perkara. Mereka adalah P (istri Ferdy Sambo), Bripka Ricky (ajudan), S (asisten rumah tangga), serta tentu Yoshua dan Richard. Ricky, menurut kesaksiannya kepada Komnas HAM, menyaksikan aksi tembak-tembakan tersebut. Tetapi dia tidak tahu persis siapa orang yang sedang adu tembak dengan Yoshua.

Ketika itu Ricky hanya mendengar istri Ferdy Sambo teriak-teriak meminta tolong dengan memanggil namanya dan Richard. Dia, yang saat itu berada satu lantai dengan P, berlari menuju ruang utama tempat P berteriak. Di situ, Ricky melihat Yoshua sedang mengacungkan senjata ke arah tangga. Dia tidak melihat siapa orang yang berada di tangga itu. Ketika Yoshua akhirnya melepaskan beberapa tembakan ke atas, Ricky langsung bersembunyi di balik kulkas.

“Belakangan dia baru tahu bahwa itu ternyata tembak-tembakan antara Bharada E (dan Yoshua),” jelas Taufan menceritakan ulang apa yang Ricky sampaikan ke Komnas HAM.

Baca Juga: Dinilai Bikin Kasus Brigadir J Jalan Lambat, 3 Jenderal Polisi Dihukum dengan Cara Begini, Foto Wajahnya Langsung Dicari

Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

Menurut Taufan, cerita Ricky itu mirip dengan keterangan Bharada E kepada Komnas HAM. Richard bilang, saat itu dia berada di lantai dua dan tengah membantu S yang sedang bersih-bersih kamar.

Dia mendengar istri Irjen Ferdy Sambo memanggil-manggil namanya sembari berteriak minta tolong. Richard lantas berlari menuruni anak tangga. Di situ dia melihat Yoshua sedang berada di ruang utama. Bharada E bertanya, “Ada apa?”

Alih-alih menjawab pertanyaan itu, cerita Bharada E, Yoshua justru mengacungkan senjatanya dengan dua tangan ke arah Richard. Yoshua mengokang senjata di tangannya dan langsung melepaskan beberapa tembakan. Richard pun berlari ke arah atas.

Ricky bersembunyi, mengeluarkan pistol Glock 17, lalu mengokangnya. Dia kemudian menuruni beberapa anak tangga dan membalas tembakan Yosua. Tembakan pertama langsung mengenai Yoshua, kata Richard.

Brigadir J mundur sampai membentur kursi pijat sehingga membuat dia sempoyongan dan tubuhnya berputar ke belakang.

Tembak-menembak terus berlanjut sampai akhirnya Yosua terkapar dan didor tepat di bagian kepalanya oleh Bharada E.

Setelah suasana mulai senyap, barulah Ricky datang dan bertanya kepada Richard, “Ada apa?” Bharada E diam dan tidak menjawab karena dia masih syok dengan peristiwa yang dialaminya.

Baca Juga: Kasus Brigadir J Kian Terang, Kiriman Pesan WA di Ulang Tahun Ajudan Irjen Ferdy Sambo Jadi Sorotan, Keluarga Pamerkan Foto Buktinya

Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

“Kemudian tiba-tiba sudah datang Pak Sambo karena ditelepon istrinya. Baru setelah itu, Pak Sambo telepon macam-macam itu, tidak tahu ia telepon ke mana saja. Tapi, setelah itu ada petugas datang, Provos datang,” terang Taufan. "Perkara percaya atau tidak, kita cek lagi nanti. Saya juga tidak akan serta-merta percaya juga."

Sekalipun mengaku melihat Brigadir J terkapar, senior Bharada E itu gagal menjawab pertanyaan kunci dari Komnas HAM. Siapa yang melihat Brigadir J menodongkan pistol ke istri Ferdy Sambo?

Taufan Damanik mengatakan tak ada yang melihat penodongan pistol oleh Brigadir J ke istri Ferdy Sambo. Dia juga mengatakan tak ada yang saksi melihat tembak-menembak Brigadir Yosua dengan Bharada E.

"Sama dengan Bharada E ini kan baru keterangan Bharada E sendirian, yang kemudian diperkuat oleh keterangan Ricky, yang juga berada di lantai bawah. Tetapi Ricky sebenarnya tidak melihat langsung tembak-menembak itu. Dia katanya melihat Yoshua mengacungkan senjata, kemudian ketika ada suara tembakan, dia sembunyi.

Jadi dia nggak tahu sebenarnya lawan tembaknya Yoshua itu siapa menurut kesaksian dia. Setelah kemudian suara tembakan berhenti, baru dia keluar. Dia lihat Yoshua sudah telungkup, kemudian dia lihat Bharada E turun dari tangga," papar Taufan.

Foto sosok senior Bharada E sempat membuat penasaran. Rupanya, dia belakangan lebih banyak dapat tugas di Magelang, Jawa Tengah. Dalam sebuah foto bersama keluarga Irjen Ferdy Sambo, Bripka Ricky berdiri di sebelah kiri Brigadir J. Sementara, Irjen Ferdy Sambo berdiri gagah di tengah-tengah seluruh ajudannya.

Baca Juga: Sebelum Insiden Brigadir J Terjadi, Irjen Ferdy Sambo Sudah Punya Niat Begini, Foto Mantan Kadiv Propam di Magelang Jadi Bukti

Facebook

Bripka Ricky senior Bharada E mengaku melihat Brigadir J terkapar. Namun, dia gagal menjawab pertanyaan kunci Komnas HAM.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya