Angkat Senjata Bareng Jenderal Soeharto, Kakek Dito Mahendra Ditunjuk Jadi Bos TMII Gegara Alasan Sederhana, Foto Sosoknya Jadi Kenangan

Jumat, 22 Juli 2022 | 15:48
Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana. Dia angkat senjata bareng jenderal Soeharto.

Fotokita.net - Dito Mahendra telah melaporkan Nikita Mirzani kePolres Serang Banten sejak 16 Mei 2022. Dari laporan itu, Nikita Mirzani akhirnya ditangkap di lobi Senayan City Mal, Jakarta Pusat baru-baru ini. Ternyata Kakek Dito Mahendra, Brigjen Sampurno SH adalah jenderal yang ditunjuk mantan Presiden Soeharto untuk menjadi bos Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Sosok Dito Mahendra langsung menjadi perbincangan ketika membuat Nikita Mirzani pontang-panting mengurus kasus pencemaran nama baik di Polres Serang Banten. Banyak netizen yang ingin mencari tahu latar belakang keluarga pemilik nama lengkap Mahendra Dito Sampurno itu.

Dito Mahendra adalah cucu jenderal yang ikut berperang semasa kemerdekaan Indonesia. Kakek Dito bernama Brigjen Sampurno ikut angkat senjata bersama Jenderal Soeharto, yang kemudian menjadi Presiden RI kedua. Kakek Dito Mahendra ditunjuk menjadi bos TMII gegara alasan sederhana. Foto sosoknya jadi kenangan.

Kakek Dito Mahendra mendampingi Presiden Soeharto sebagai Kepala Rumah Tangga Kepresidenan selama 17 tahun. Brigjen Sampurno baru mengakhiri jabatannya pada 2 Februari 1996. Posisinya digantikan oleh Maftuh Basyuni.

Brigjen Sampurno pernah bergabung dengan Tentara Pelajar untuk membela kemerdekaan Indonesia. Dia ikut angkat senjata bareng Jenderal Soeharto untuk melawan Belanda. Ayah Dito Mahendra meneruskan komunikasi dengan forum keluarga Tentara Pelajar yang rutin mengadakan pertemuan.

Selama mengemban tugas sebagai Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, kakek Dito Mahendra juga ditunjuk sebagai General Manager TMII. Brigjen Sampurno ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana.

Kenangan terhadap kakek Dito Sampurno juga membekas dalam ingatan A Djoko Budiono, seorang arsitek yang juga penggiat museum. Djoko dengan apik menulis cerita kenangan terhadap Brigjen Sampurno melalui akun Facebook miliknya. Djoko juga mengunggah foto sosok kakek Dito Mahendra yang menjadi kenangannya.

Baca Juga: Simpan Rahasia Presiden Soeharto, Kakek Dito Mahendra Bolak-Balik ke Luar Negeri Karena Emban Misi Khusus Ini, Foto Keluarganya Sengaja Diunggah

Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana. Dia angkat senjata bareng jenderal Soeharto.

Djoko mengaku menjadi anak binaan Brigjen Sampurno sejak tahun 1978. Dia merasakan betul bagaimana sang jenderal memimpin rumah tangga kepresidenan dengan begitu disiplin. Namun, di antara cerita displin ala tentara itu, Djoko menyelipkan kisah humanis.

Pada suatu pagi di tahun 1989, Djoko dipanggil kakek Dito Mahendra. Ketika itu, Brigjen Sampurno memiliki ruang kerja persis di sebelah Gedung Bina Graha, yang menjadi kantor Presiden Soeharto. Gedung Bina Graha berada di dalam kompleks Istana Kepresidenan RI.

Djoko yang sudah khawatir cuma bisa menduga-duga arti panggilan itu. Seperti biasanya, kalau dipanggil khusus pasti ada yang menjadi perhatian penting beliau, ada pesan dari Ibu Negara, atau ada sesuatu hal khusus yang beliau kurang berkenan, bahkan kekurang hati-2an saya, sehingga ditegur keras ataupun "marah", begitu cerita kenangan Djoko.

Lalu, Djoko melanjutkan cerita di akun Facebook miliknya. "Begitu masuk, saya diminta duduk di depan meja kerja beliau, setelah saya duduk dengan tegang, beliau bertanya: "Bagaimana taman-2 Istana aman dan rapih semua kaaan.....?" Saya menjawab: Alhamdulillah Bapak, sebelum menghadap Bapak, pagi-2 tadi sudah saya teliti semua. "Bagus", tukas beliau..... Masih dengan wajah serius."

Sejurus kemudian, kakek Dito Mahendra merogoh kantong kiri jas yang dikenakannya sembari berdiri dari duduk. Dia mengeluarkan sebuah kotak mungil. "Rupanya sudah disiapkan khusus sejak dari kediaman," duga Djoko.

Sembari tersenyum, kakek Dito Mahendra memberikan kotak itu kepada Djoko."Iniii, Saya kemarin ikut Rombongan Presiden ke Rusia. Ada Arloji oleh-oleh untuk Pak Ugiek. Muga-2 seneng."

Tentu saja, Djoko senang bukan kepalang. "Seneng sekali Bapaaak, ini arloji sangat langka POLJOT buatan USSR, terima kasih banyak Pak." Kakek Dito Mahendra lantas berkata dalam bahasa Jawa, "Ya wiiis, aku tak ke Istana Merdeka, ada acara Presiden, tamanne wis mbok priksa kabeh yaaa."

Baca Juga: Nahloh! Ternyata Ini Foto Insta Story Soal Dito Mahendra yang Bikin Nikita Mirzani Diperiksa Polisi Berjam-jam

Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana. Dia angkat senjata bareng jenderal Soeharto.

Kata Djoko, itu ungkapan sederhana namun bermakna sebuah kepercayaan Brigjen Sampurno kepadanya. "Begitu perfeksionisnya beliau. Lalu saya pamit keluar sambil memasukkan arloji ke kantongku, turun ke lapangan lagi, mendahului beliau memeriksa taman kembali." Foto sosoknya yang diunggah Djoko menjadi kenangan.

Sekalipun angkat senjata bareng Jenderal Soeharto, rupanya kakek Dito Mahendra memiliki darah seni yang kuat. Brigjen Sampurno sudahmenggeluti kesenian, khususnya seni tari, sejak perang kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945. Pada era kepemimpinan Presiden Ir Soekarno, Sampurno, dipercaya menjadi Atase Kebudayaan Republik Indonesia, di Norwegia dan Kuala Lumpur Malaysia.

Sarasmani Sampurno, nenek Dito Mahendra, mengisahkan,pada usia yang ke-16, seperti halnya pemuda-pemuda Indonesia yang lain, Sampurno ikut berperang melawan Belanda dan kemudian menjadi Militer. “Tapi hati bapak rupanya lebih terpanggil menuju ke arah seni budaya,” cerita nenek Dito Mahendra mengenang.

Di masa Pemerintahan Presiden Soeharto, Sampurno pernah bertugas sebagai Direktur Pendidikan Kesenian, dilanjutkan sebagai Direktur Pengembangan Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, selama 12 tahun.

Sampurno, kemudian menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan selama 17 tahun, merangkap sebagai General Manager Taman Mini Indonesia Indah (TMII), selama 18 tahun. “Kami bersyukur atas kepercayaan yang kami anggap sebagai anugerah,” ujar Sarasmani.

Lantaran aktif dalam dunia seni itu, kakek Dito Sampurno ditunjuk oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien jadi bos TMII. Tampaknya sebuah alasan sederhana, namun sarat dengan kepercayaan.

Disamping menjalankan tugas utamanya, lanjut Sarasmani, Sampurno tidak lepas dari kegiatan berkesenian. “Selama ini saya mendampingi bapak, ikut saja mengalir seperti air mengikuti arusnya. Semua ini saya jalankan sepenuh hati dan jadilah saya seperti sekarang ini sebagai pecinta seni,” kenangnya.

Baca Juga: Pantas Ngotot Polisikan Nikita Mirzani, Ternyata Dito Mahendra Cucu Tangan Kanan Presiden Soeharto, Foto Sosoknya Bersama Keluarga Cendana Terungkap

Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana. Dia angkat senjata bareng jenderal Soeharto.

Masih menurut Sarasmani, selama berkesenian Sampurno, seringkali menyelenggarakan pergelaran, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Hingga terbentuklah wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII), yang mencetak berbagai prestasi.

Sampurno merupakan pendiri wadah seni “Pelangi Nusantara” Taman Mini Indonesia Indah (PN-TMII). Memimpin sejumlah misi kesenian Indonesia ke luar negeri. “Sebagai duta bangsa Indonesia, team ‘Pelangi Nusantara’ yang dipimpin bapak, banyak mendapat tanggapan baik dari masyarakat dunia,” terang Sarasmani.

Beberapa misi kesenian yang telah diupayakan Sampurno antara lain; Misi Kesenian Pelangi Nusantara Taman Mini Indonesia Indah, ke Belanda, dalam rangka Floriade pada tahun 1992. “Tari-tarian dilakukan di pentas yang beratap dan dikelilingi alun-alun terbuka. Banyaknya penonton hampir menyerupai rapat raksasa. Luar biasa. Dari berbagai kota mereka datang untuk melihat, Indonesia menari,” kenang Sarasmani.

Upaya misi kesenian lainnya, adalah dalam rangka pembukaan kembali hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China (RRC) di tahun 1990. Tahun 1995 PN-TMII, mengikuti ‘Face of Indonesia’ ke USA dan Eropa, dibawah pimpinan Siti Hardiyanti Rukmana.

Pada tahun 1997, PN-TMII menerima penghargaan SOKA GAKAI International Peace and Cultural Award atas keberhasilannya dalam menampilkan Indonesia Menari. “Pengunjungnya berlimpah dan banyak yang harus pulang karena kapasitas teater penuh,” terang Sarasmani.

Sarasmani melanjutkan cerita, adalah kenyataan bahwa warisan budayaIndonesia sarat makna. Memiliki falsafah tinggi, indah, dan memesona. “Seni budaya merupakan titik komunikasi paling universal antar manusia dalam mempererat bahkan mendamaikan hubungan antar bangsa. Mereka dari mancanegara sungguh mengagumi leluhur kita yang telah mewarisi budaya luar biasa kepada kita, dalam mencapai jatidiri yang kokoh dan bermartabat,” ujar Sarasmani.

Melalui pergelaran di TMII, Sarasmani berpesan, agarmasyarakattidak melupakan seni budaya. Harapannya, pergelaran seni tersebut dapat memberi arti khusus bagi generasi masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. “Budaya adalah harkat dan derajat yang menentukan kualitas bangsa,” ujarnya.

“Berkesenian itu membuat kita merasa lebih dekat satu sama lain secara batin. Tidak pernah pudar. Baik oleh waktu, situasi, kondisi, dan oleh pengaruh apapun,” ujar Sarasmani Sampurno, kepada wartawan, Senin (8/1/2018).

Baca Juga: Lagi-lagi Bohong? Nikita Mirzani Ternyata Pernah Posting Foto Aib Dito Mahendra, Sekarang Nyai Bilang Nggak Kenal

Facebook

Kakek Dito Mahendra Brigjen Sampurno SH ditunjuk jadi bos TMII gegara alasan sederhana. Dia angkat senjata bareng jenderal Soeharto.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya