Daftar Luka Aniaya Brigadir Yosua Makin Panjang, Presiden Jokowi Sampai Ulangi Permintaan Begini ke Polri, Foto Kondisi Makam Ajudan Ferdy Sambo Disorot

Jumat, 22 Juli 2022 | 12:32
Facebook

Presiden Jokowi sampai harus ulangi permintaan begini ke Polri setelah daftar luka aniaya Brigadir Yosua makin panjang.

Fotokita.net - Daftar luka yang diduga berasal dari penganiayaan dan penyiksaan di tubuh Brigadir Yosua atau Nofriansyah Yosua Hutabarat semakin panjang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai harus mengulangi permintaan begini ke Polri. Foto kondisi makam ajudan Irjen Ferdy Sambo disorot.

Pengacara keluarga Brigadir Yosua terus membuka daftar luka dugaan aniaya yang ditemukan di jasad ajudan Ferdy Sambo. Adanya deretan panjang luka sayatan hingga bekas jahitan membuat pihak keluarga menolak hasil autopsi pertama.

Sejumlah luka dugaan aniaya yang ditemukan di tubuh Brigadir Yosua semakin panjang, Presiden Jokowi sampai harus mengulangi permintaan begini ke Polri. Foto kondisi makam ajudan Irjen Ferdy Sambo disorot.

Pihak keluarga secara resmi sudah menolak hasil autopsi pertama dalam gelar awal kasus penembakan Brigadir Yosua bersama tim penyidik Polri. Setelah gelar awal itu, kuasa hukum keluarga Brigadir Yosua mengajukan permohonan autopsi ulang terhadap jenazah ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga, mengatakan bahwaproses autopsi ulang jenazah Brigadir Yosua akan segera dilakukan oleh tim independen. Tim independen itu akan melibatkan dokter forensik dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) hingga Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSAL).

Saat bertemu dengan wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (21/7/2022), Kamaruddin Simanjuntak menerangkan perihal rencana autopsi ulang yang segera digelar dalam waktu dekat.

"Telah dibicarakan tadi dalam gelar bahwa akan dibentuk tim independen, yaitu melibatkan dokter-dokter forensik gabungan dari RSPAD, kemudian dari RSAL, RSAU, dan RSCM, dan salah satu RS swasta nasional. Termasuk yang diajukan polisi, misalnya dari mana gitu," ujar Kamaruddin.

Baca Juga: Keluarga Brigadir Yosua Tolak Hasil Autopsi, Kondisi Makam Ajudan Irjen Ferdy Sambo Terlihat Janggal, Kerabat Ungkap Foto Terkininya

Advokat lulusan Universitas Kristen Indoneia ini menerangkan, sejak awal pihak keluarga menolak hasil autopsi yang pertama. Sebab, keluarga menilai kematian Brigadir Yosua penuh kejanggalan. Salah satu kejanggalan itu terlihat dari daftar luka dugaan aniaya dan penyiksaan yang ditemukan di tubuh Brigadir Yosua. Terkini, daftar luka aniaya di tubuh Brigadir Yosua semakin panjang.

Beberapa waktu lalu, Kamaruddin sengaja menunjukkan foto-foto yang disebut sebagai luka-luka di tubuh Brigadir Yosua di depan wartawan. Pemilik firma hukum "Victoria" ini menyebutkan, luka itu terdapat di berbagai bagian tubuh Brigadir Yosua, yaitu luka memar, luka sayat, hingga luka menganga.

"Nah ini, ditemukan ada beberapa sayatan. Kemudian ada beberapa luka tembak, kemudian ada beberapa luka memar, kemudian ada pergeseran rahang. Kemudian ada luka di bahu, ada luka sayatan di kaki, ada luka di telinga, kemudian ada luka sayatan di belakang, kemudian ada luka di jari-jari, kemudian ada membiru di perut kanan-kiri atau dapat di tulang rusuk dan sebagainya, kemudian ada luka menganga di sini, di bahu," rinci Kamaruddin terhadap daftar luka dugaan aniaya di tubuh Brigadir Yosua.

"Selanjutnya ada luka peluru, kemudian ada lagi ditemukan luka di apa namanya itu, di dagu di bawahnya itu ada luka sama jahitan juga. Ada juga ditemukan luka di bawah ketiak.

Kemudian ada lagi ditemukan luka di belakang telinga kurang lebih satu jengkal, luka sajam ya dan kupingnya ini bengkak di dalam ini. Kemudian ada lagi ditemukan luka di kaki, ini seperti bekas luka sajam yang sudah dijahit atau gimana ini," tambah Kamaruddin sembari menunjukkan deretan bukti foto luka itu.

Kuasa hukum juga mengungkap kuku Brigadir Yosua telah dicabut. Dia menduga kuku itu dicabut saat Brigadir J masih hidup. "Kemudian kukunya dicabut. Nah kita perkirakan dia masih hidup waktu kuku dicabut, jadi ada penyiksaan," kata Kamaruddin

Kamaruddin pun mengungkap temuan luka lainnya di tubuh Brigadir Yosua. Salah satunya luka bekas lilitan di leher. "Kami mendapatkan lagi ada luka semacam lilitan di leher, artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir Yoshua ini dijerat dari belakang," kata Kamaruddin dalam keterangan terkini pada Rabu (20/7/2022).

Baca Juga: Ayahnya Bikin Petinggi Polri Dicopot, Putri Kamaruddin Simanjuntak Punya Prestasi Mentereng, Sang Pengacara Pamer Foto Wajahnya

Facebook

Presiden Jokowi sampai harus ulangi permintaan begini ke Polri setelah daftar luka aniaya Brigadir Yosua makin panjang.

Kamaruddin menyebut luka tersebut berbentuk seperti goresan. Luka itu terdapat pada leher kanan hingga kiri Brigadir Yosua, dan seperti luka lilitan tali. "Jadi di dalam lehernya itu ada semacam goresan yang keliling dari ke kanan ke kiri seperti ditarik pakai tali dari belakang, dan meninggalkan luka memar," katanya.

Dari temuan luka itu, Kamaruddin mengatakan pihaknya semakin yakin bahwa Brigadir Yosua dibunuh secara terencana. Dia juga menduga pembunuh dilakukan lebih dari satu orang.

"Oleh karena itulah kami semakin yakin bahwa memang pelaku dugaan tindak pidana ini adalah terencana oleh orang-orang tertentu, dan tidak mungkin satu orang karena ada orang yang berperan pegang pistol, ada yang menjerat leher, ada yang menggunakan senjata tajam dan sebagainya," ujarnya.

"Sekiranya ini perkelahian satu lawan satu, atau tembak-menembak satu lawan satu, maka tidak mungkin ada jerat tali di leher. Itulah perkembangan baru kami dapatkan lagi," tambahnya.

Sementara itu, Polri saat jumpa pers menyampaikan akan menindaklanjuti autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua. Tak hanya itu, mereka akan menggandeng kedokteran forensik eksternal dari tiga Matra TNI.

"Tadi sudah laksanakan gelar awal bersama tim penyidik dan saat ini masih berlangsung proses klarifikasi. Dalam pertemuan awal tadi juga, keluarga meminta untuk dilaksanakan ekshumasi atau autopsi ulang. Tadi juga kita sudah menerima suratnya secara resmi," terang Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).

Andi menyebutkan, permintaan autopsi ulang akan ditindaklanjuti dengan cepat. Bareskrim nantinya juga akan melibatkan kedokteran forensik eksternal, juga Komnas HAM serta Kompolnas.

"Nah, tentunya ini akan segera saya tindak lanjuti dengan cepat. Saya akan berkoordinasi dengan Kedokteran Forensik, termasuk juga tentunya akan melibatkan unsur-unsur di luar Kedokteran Forensik Polri, termasuk Persatuan Kedokteran Forensik Indonesia," papar Andi.

Baca Juga: Ngotot Bentuk Tim Pembela Brigadir Yosua, Ini Sosok Pengacara yang Siap Adu Jotos dengan Politisi PDIP, Foto Wajahnya Mudah Dikenali

Facebook

Presiden Jokowi sampai harus ulangi permintaan begini ke Polri setelah daftar luka aniaya Brigadir Yosua makin panjang.

"Termasuk juga Kompolnas atau Komnas HAM, akan saya komunikasikan untuk menjamin bahwa proses ekshumasi nanti tentunya bisa berjalan lancar dan juga hasilnya valid," imbuh Andi.

Daftar luka dugaan aniaya di tubuh Brigadir Yosua semakin panjang, Presiden Jokowi sampai harus ulangi permintaan begini ke Polri.Presiden Jokowi untuk kedua kalinya bicara mengenai kasus Brigadir Yosua. Jokowi memberikan atensi agar kasus tersebut diusut secara transparan.

Pertama kali Jokowi bicara tentang kasus Brigadir J ini saat di Subang, Jawa Barat, Selasa (12/72022). Meski bicara singkat, Jokowi meminta proses hukum dilakukan. "Ya proses hukum harus dilakukan," kata Jokowi kepada wartawan saat itu.

Permintaan itu diulangi untuk kedua kalinya saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di Pulau Rinca, Kapupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta kasus Brigadir Yosua diungkap secara terang benderang dan tidak ditutup-tutupi.

"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!" kata Jokowi. "Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada ini. Ini yang harus dijaga. Kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga."

Polri pun merespons arahan Jokowi. Polri mengatakan akan bekerja maksimal. Tim masih bekerja maksimal," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dimintai konfirmasi, Kamis (21/7/2022).

Temuan terbaru, Polri mendapatkan rekaman CCTV di dekat rumah Irjen Ferdy Sambo yang merupakan TKP baku tembak Brigadir Yosua dengan Bharada E. "Di sepanjang jalan sekitar TKP (tempat kejadian perkara)," kata Dedi.

Dedi mengatakan bukti CCTV itu kini sedang diperiksa di Laboratorium Forensik Polri. Dedi belum menerangkan berapa jumlah CCTV yang ditemukan. "Saat ini sedang diperiksa Laboratorium Forensik sesuai yang disampaikan Dirpidum (Direktur Tindak Pidana Umum) semalam," ucap Dedi.

Baca Juga: Ibunda Brigadir Yosua Tidur Beralaskan Tikar, Rombongan Petinggi Polri Masuk Rumah Duka Tanpa Copot Alas Kaki, Begini Bukti Foto yang Disebarkan

Presiden Jokowi yang sampai harus mengulangi permintaan begini ke Polri setelah mendengar daftar luka dugaan aniaya di tubuh Brigadir Yosua semakin panjang. Foto kondisi makam ajudan Irjen Ferdy Sambo disorot.

Informasi dikabulkannyaautopsi ulang terhadap jenazah Brigadir Yosua membuat pihak keluarga mulai melakukan persiapan penjagaan Makam tepatnya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi.

Penjagaan itu dilakukan demi menghindari hal tidak diinginkan, seperti oknum tidak berkepentingan masuk ke wilayah pemakaman dan makam Brigadir Yosua dijaga agar tetap steril sampai petugas tim yang mau bongkar makam hingga autopsi ulang tetap terjaga.

Pendeta Royanto Situmorang saat dikonfirmasi mengatakan, persiapan untuk pembongkaran makam sudah siap dijaga baik siang dan malam hingga sampai petugas tim autopsi datang kepemakaman.

"Ya pihak keluarga sudah siap melakukan penjagaan siang dan malam sampai datang tim autopsi ke Kecamatan Bahar, Kabupaten Muaro Jambi," ujarnya kepada wartawan yang menemuinya.

Royanto mengatakan, saat malam hari, persiapan juga dilakukan seperti lampu untuk penerang saat penjagaan malam sampai pagi hari dan penjagaan itu juga dibantu Persatuan Pemuda Batak Bersatu (PBB) serta bekerja sama dengan Polsek Sungai Bahar. "Kita juga mendapat informasi akan bekerja sama dengan Polsek Sungai Bahar minimal 2 sampai 4 orang atau lebih setiap hari siang dan malam," jelasnya.

Terkait kapan akan di autopsi ulang sampai saat ini ia belum tahu, kapan akan datang tim melakukan autopsi dan makam dijaga dengan alasan adanya kekhawatiran masuk orang yang tidak berkepentingan ke makam.

"Kami mengharapkan di makam Sungai Baharlah akan terbukti penyebab kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat," tegasnya. Foto kondisi terkini makam ajudan Irjen Ferdy Sambo disorot. Presiden Jokowi sampai harus mengulangi permintaan begini ke Polri setelah daftar luka dugaan aniaya di tubuh Brigadir Yosua semakin panjang.

Baca Juga: Sosok Psikopat Dalang Kematian Brigadir Yosua, Keluarga Ngaku Dilecehkan Anak Buah Irjen Ferdy Sambo di Rumah Duka, Foto Buktinya Sengaja Disebarkan

Istimewa

Presiden Jokowi sampai harus ulangi permintaan begini ke Polri setelah daftar luka aniaya Brigadir Yosua makin panjang.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya