Terlanjur Nama Irjen Ferdy Sambo Viral, Ibunda Brigadir Yosua Nyesal Tolak Tawaran Istri Kadiv Propam, Keluarganya Sebar Foto Luka Sayatan di Wajah Almarhum

Minggu, 17 Juli 2022 | 09:01
Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

Fotokita.net - Nama Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terlanjur viral usai peristiwa penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir Yosua terjadi di rumah dinasnya. Brigadir Yosua dikabarkan meninggal dunia dalam baku tembak dengan Bharada E.

Kematian Brigadir Yosua dengan cara tragis pada Jumat (8/7/2022) sudah membuat publik terkejut. Terlebih lagi, banyak pihak yang menyebutkan sederet kejanggalan dalam penjelasan resmi Polri terkait peristiwa itu. Keluarganya terus menyebarkan foto luka sayatan di wajah almarhum.

Pihak keluarga yang sedari awal sudah menaruh curiga atas kematian Brigadir Yosua terus berjuang mencari keadilan. Terlanjur nama Irjen Ferdy Sambo viral, ibunda Brigadir Yosua nyesal tolak tawaran istri Kadiv Propam.

Terkait peristiwa baku tembak sesama polisi antara Brigadir Yosua dan Bharada E sudah membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan. Kapolri segera membentuk tim khusus yang bertugas mengungkap kasus ini. Tim khusus ini dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Dalam keterangan resminya, Kapolri sudah menyebutkan unsur-unsur petinggi Polri yang terlibat di dalam tim khusus ini."Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam) kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," papar Sigit saat berjumpa dengan wartawan di Mabes Polri, Selasa (12/7/2022).

Sigit juga menyebutkan,Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Kapolri telah memastikan proses penyelidikan, penyidikan, hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik.

Perhatian khusus dari Kapolri Jenderal Sigit sedikit banyak sudah membuat Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua bernapas lega. Maklum, keluarganya sudah menaruh curiga sejak jenazah Brigadir Yosua tiba di rumah duka di Desa Suka Makmur, Sungai Bahar, Muaro Jambi pada Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga: Pantas Dua Anak Gadisnya Punya Gelar Mentereng, Cara Orangtua Brigadir Yosua Didik Keluarga Disorot, Foto Kondisi Sang Ibunda Bikin Nyesek

Saat berjumpa dengan wartawan yang mendatangi rumah duka, Samuel berharap agar peristiwa yang menimpa anaknya itu bisa terungkap. Samuel juga sudah mempercayai tugas Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam membentuk tim independen untuk mengungkap kasus itu agar terang benderang.

"Saya kini mempercayakan semuanya ke Polri, apalagi bapak Kapolri juga sedang membentuk tim dalam mengukap kasus ini. Di sini kami tidak ada menyalahkan maupun membenarkan diri, kami cuma berharap semua ini bisa terang benderang dan bisa terungkap semuanya secara adil," jelas Samuel.

Samuel Hutabarat berharap, tim yang dibentuk KapolriJenderal Listyo Sigit Prabowomampu mengungkap sejumlah kejanggalan yang kini ramai dibicarakan publik yakni tewasnyaBrigadir Yosua.

Samuel Hutabarat percaya, sebagai pimpinan Polri,Jenderal Listyo Sigit Prabowoakan melihat dengan hati nurani dalam insiden yang membuatBrigadir Yosua tewas.

"Pertama kali saya ucapkan terimakasih ke pada Tuhan, sudah menjamah hati nurani pak Kapolri dalam menyelidiki kasus ini.Kita sudah lihat dari pemberitaan sudah ada tim khusus yang dipimpin oleh bapak Wakapolri, semoga dapat bekrja dengan hati nurani," papar Samuel Hutabarat.

Samuel sepenuhnya percaya ke pada Tim Khusus (Timsus) Mabes Polri bentukan KapolriJenderal Listyo Sigit Prabowo yang dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, serta tim dari Komnas HAM. Dengan tulus,Samuel Hutabarat mendoakan tim tersebut agar selalu bekerja dengan baik, transparan dan independen.

Samuel juga menyampaikan rasa terima kasih ke pada Presiden Joko Widodo, Kapolri dan Mahfud MD, yang sejak awal merespon baik keinginannya dalam pengungkapan kasus, yang sampai saat ini masih menjadi pertanyaan sejumlah publik.

Baca Juga: Sebelum Anaknya Tewas Ditembak Bharada E, Ibunda Brigadir Yosua Sebut Ajudan Kadiv Propam Pergi Liburan Bersama Si Jahat, Foto Sosoknya Jadi Sorotan

Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

"Saya ucapkan ke pada bapak Jokowi yang sudah meminta kasus ini diusut, dan pak Kapolri yang telah membentuk tim khusus. Semoga kasus ini terbuka kebenarannya," katanya. "Kepada pak Mahfud MD, saya juga sampaikan terimakasih atas perhatiannya," sambungSamuel Hutabarat.

Samuel mempercayai, apa yang disampaikan oleh Mahfud MD merupakan hal penting, dan berdasar. "Pak Mahfud itu Profesor bukan sembarangan. Seperti yang dia katakan, jangan melindungi tikus, lalu rumahnya yang dibakar. Itu sangat dalam maknanya," katanya.

"Semoga Tuhan melindungi tim yang bekerja, bapak Jokowi, pak Kapolri dan pak Mahfud MD," Samuel mendoakan orang-orang yang sudah mendapatkan kepercayaan darinya.

Bagi Samuel, Brigadir Yosua adalah sosok anak yang baik dan tak mau merepotkan keluarga. "Saya paham betul bagaimana kepribadian anak saya ini. Anaknya yang baik dan tidak pernah sama sekali menceritakan apa pun kesulitannya dengan keluarganya. Saya tahu betul bagaimana sifat anak saya ini," kata Samuel.

Samuel bercerita, sejak kecil anaknya sangat tergila-gila dengan polisi. Cita-citanya untuk menjadi polisi, tak pernah berubah sejak kecil. Saking tergila-gilanya sama dunia polisi, apa pun barang atau pakaian yang dibeli, pasti berbau polisi. Sampai akhirnya, cita-cita itu terwujud dan membanggakan keluarga.

"Jadi saya masih ingat betul itu, waktu dia kecil dia punya cita-cita jadi polisi, sampai dia kalau mau beli baju itu yang baju polisi lah, yang ada gambar garis kuning-kuningnya di baju itu. Dan sampai dia besar cita-citanya itu tercapai," kata Samuel.

Keinginan jadi polisi itu memang sudah menjadi cita-cita Yoshua sejak kecil. Hal itu disebut Samuel lantaran terinspirasi dari opungnya yang merupakan seorang tentara yang bertugas di kesatuan polisi militer.

Baca Juga: Satpam Baru Berani Buka Suara, Ternyata Duit Ganti CCTV Kompleks Polri Berasal dari Irjen Ferdy Sambo, Foto Kadiv Propam Jadi Sorotan

Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

Samuel bangga dengan anaknya itu. Mereka bahkan tak mengeluh saat harus pulang pergi Jambi-Palembang untuk mengurus semua kebutuhan Yoshua setelah lolos jadi Polisi. Rasa bangga juga begitu terpancar oleh orang tuanya bahkan keluarga besar mereka.

"Jadi waktu dia lolos jadi polisi, itu kami yang pontang-panting kesana-kemari itu. Dia kan lolosnya di Palembang. Kami sangat merasa bangga sekali. Awalnya banyak yang tidak percaya dia bisa lolos jadi polisi, tapi dia buktikan. Ya walau saya ini hanya kerjanya sebagai petani tapi dia mampu wujudkan impiannya itu," terang Samuel.

Rasa bangga yang begitu tinggi juga kembali dirasakan orang tua Yosua. Kebanggaan itu membuncah ketika Yosua mampu menjadi putra asal Jambi yang ditunjuk langsung bertugas menjadi seorang ajudan di Mabes Polri. Tentu menurut Samuel, untuk dapat menjadi ajudan bukanlah anggota yang sembarangan dan tentu punya kemampuan pula.

"Dia waktu bilang ditunjuk jadi ajudan jenderal dan bertugas di Mabes Polri tentu kami kembali bahagia lagi. Selama dia jadi ajudan dia selalu berikan cerita-cerita yang baik-baik saja ke keluarga termasuk Bapak Ferdy Sambo yang juga baik, sangat banggalah kami kan," kenang Samuel.

Namun pada Jumat kelabu itu, kebanggaan Samuel berubah menjadi duka. Anak kebanggaannya itu tewas dalam baku tembak sesama polisi di rumah Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

"Rasa sedih itu pasti dirasakan betul oleh kami. Ya gimana ya, nggak nyangka aja kepergiannya itu seperti ini. Jika kepergiannya dengan hal yang normal-normal saja tanpa ada kejanggalan seperti ini saya sih masih bisa menerimanya. Kalau ini banyak kejanggalannya," ucap Samuel. "Saya kira itu awalnya tewas anak saya itu di luar rumah itu. Ya tahu-tahunya di dalam," lanjut Samuel.

Sejak peristiwa berdarah itu terkuak, nama Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menjadi perbincangan di jagat maya. Terlanjur nama Irjen Ferdy Sambo viral, ibunda Brigadir Yosua menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya terus menyebarkan foto luka sayatan di wajah almarhum.

Momen kesedihan ibunda Brigadir Yosua, Rosti Simanjuntak diunggah oleh adiknya, Rohani Simanjuntak di akun Facebook miliknya pada Senin (11/7/2022). Dalam video rekaman itu, Rosti menangis histeris mendapati anaknya terbaring kaku di dalam peti jenazah.

Baca Juga: Bak Tabuh Genderang Perang, Keluarga Brigadir Yosua Sampai Berani Langgar Aturan, Sebar Foto Luka Sayatan di Jasad Ajudan Kadiv Propam

Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

Rosti terus menangis sembari mengipasi jenazah anaknya dengan tanganDengan bahasa Batak, Ibu Brigadir Yosua mengungkapkan kesedihannya. Rosti pun menyebut anaknya seperti pahlawan yang tersiksa dan teraniaya.

"Apa yang kau ceritakan, Nak, pada kami, saat kau lemah pada saat kejadian itu. Aku tidak berdaya pada saat kejadian itu saat kau disiksa. Aku meminta pada saudaramu supaya tidak diganggu dulu. Ternyata itu tanda kau menjerit, memanggil aku," kata Rosti sambil terbata-bata. Dia mengucapkannya dengan bahasa Batak.

"Di balik semua perjuanganmu, kau harus menjerit disiksa. Siksaan apa yang kau terima, Nak. Banyak orang meninggal, tetapi tidak seperti ini penyiksaan ini," katanya sembari menangis dan meratapi wajah Brigadir Yosua.

Saat berjumpa dengan wartawan, Tante Brigadir Yosua, Rohani Simanjuntak, berharap tidak ada manipulasi atas kematian Yosua. Sebab, di mata mereka, Yosua adalah anak yang baik dan berprestasi.

"Dia itu anaknya baik, tidak ada yang aneh-aneh, tentu pasti merasa kehilangan atas kejadian ini. Harapan kami ya ditindaklanjutilah kasus ini yang seadil-adilnya, hukum itu dijalankan dengan benar. Jangan gara-gara kami orang lemah, kami nggak diperhatikan gitu," ujar Rohani.

Rohani juga sudah mengizinkan awak media untuk mengutip ucapan kakaknya, Rosti yang begitu pilu ditinggal pergi sang anak. Dalam video itu, Rosti terus meratapi kematian anaknya dalam bahasa Batak.

Rupanya dalam narasi video itu terungkap bahwa ibunda Brigadir Yosua sempat menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Brigadir Yosua ingin mempertemukan ibunya Rosti Simanjuntak dengan keluarga Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo. Rosti menolak bertemu dengan keluarga jenderal polisi bintang dua itu.

Baca Juga: Baru Terungkap dari Cerita Kekasihnya, Begini Alasan Brigadir Yosua Sengaja Simpan Rahasia dari Keluarga, Terkini Foto Luka Janggal di Jasadnya Terus Disebarkan

Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

Bukan tanpa alasan, Rosti menolak keinginan anaknya itu karena malu ketika harus bertemu Ferdy Sambo dan istri. Cerita itu disampaikan Rosti saat menangisi jasad anaknya Brigadir Yoshua yang sudah terbujur kaku di dalam peti jenazah.

"Kau panggilnya mamak ke Jakarta. Disuruh Bapak sama Ibu, mamak ke Jakarta," kata Rosti. Ibunda Brigadir Yosua mengucapkannya dalam bahasa Batak. Rohani selaku pihak keluarga sudah mengizinkan wartawan mengutip konten video pilu itu.

Agar bisa bertemu dengan Ferdy Sambo, Rosti menyebut anaknya itu bersedia membelikannya tiket pesawat ke Jakarta. Lagi-lagi permintaan anaknya itu harus ditolaknya.

"Kubelipun tiketmu kau bilang nak, kujawab waktunya nggak bisa nak. Terus kau berkata Bapak sama Ibu pengen melihat mamak," katanya menirukan dialog bersama anaknya waktu itu. "Tetapi kujawab, malu aku nak, kita orang miskin. Kita orang miskin," katanya sembari menitikan air mata.

Saat ibunda Brigadir Yosua menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri, anaknya mencoba membesarkan dan melapangkan hatinya agar tidak terlalu memusingkan hal tersebut. "Nggak usah mamak pikirkan itu," sebut Rosti menirukan ucapan Brigadir J.

Karena tidak bisa memenuhi keinginan anaknya itu, Rosti merasa menyesal. "Seandainya ku turut keinginanmu. Kalau sudah berat kau rasakan, kenapa kau tidak pamit sama ibu dan bapak. Tetapi kau pertahankan untuk mengawal," ujarnya.

"Orang yang menderita ini, anakku yang tahu diri ini. Karena penderitaan inilah anakku berjuang agar ada meninggikan namaku. Tetapi pada akhirnya kau meninggal. Menjerit histeris kau nak, entah apa yang dipikirkan orang jahat itu yang tidak bisa melihat anakku berhasil," tutup Rosti dengan nada pilu.

Keluarga Brigadir Yosua hingga kini terus menyebarkan luka sayatan di wajah almarhum. Rohani Simanjuntak setiap hari selalu memberikan perkembangan kasus kematian keponakannya. Dia juga membagikan foto luka sayatan yang ada di tubuh Brigadir Yosua.

Baca Juga: Ibunda Brigadir Yosua Histeris Sebut Nama Istri Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo Curhat Begini ke Seniornya, Foto Kondisi Terkini Sang Jenderal Beredar

Facebook

Ibunda Brigadir Yosua Rosti Simanjuntak menyesal menolak tawaran istri Kadiv Propam Polri. Keluarganya sebar foto luka sayatan almarhum.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya