Bukalapak Sudah Hentikan Kerja Sama dengan ACT Sejak 2019, Berikut Faktanya

Kamis, 07 Juli 2022 | 11:27
Facebook

Bukalapak menegaskan sudah menghentikan seluruh kerja sama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap) sejak 2019. Berikut faktanya.

Fotokita.net - Bukalapak memberikan tanggapan atas pemberitaan mengenai kerja sama dengan ACT. Berdasarkan keterangan resminya, Bukalapak sudah menghentikan kerja sama dengan ACT sejak 2109. Berikut faktanya.

Pemberitaan kerja sama Bukalapak dan ACT muncul ketika seorang netizen menuliskan pengalamannya. Dari situ, netizen mengunggah status dengan menceritakan pengalaman tadi.

Pihak Bukalapak sendiri sudah memberikan tanggapan atas tudingan itu. Melalui keterangan resminya, Monica Chua,Head of PR Bureau Bukalapak, menegaskan bahwaBukalapak telah menghentikan semua kerjasama dengan ACT sejak Juli 2019.

"Segala kegiatan pengumpulan dana yang ada di platform Bukalapak saat ini dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai lembaga nirlaba yang kredibel, mematuhi ketentuan dokumen legalitas serta lulus seleksi dan pemeriksaan internal Bukalapak," tulis Monica Chua dalam keterangan resminya menanggapi pemberitaan ini.

Monica lalu melanjutkan, "Bukalapak berkomitmen untuk menjadi perusahaan tech enabler yang beroperasi dengan good governance dan mendorong persatuan dan kesatuan bangsa yang tentunya hanya akan bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang mengusung nilai yang sama dengan misi perusahaan."

Dalam pemberitaan sebelumnya di Fotokita.net berjudulGandeng Bukalapak, ACT Kirim Bantuan ke Markas ISIS, Foto Kardus Tulisan Indonesia Disebarkan Media EropaPada tahun 2019, seorang netizen melalui akun Facebook Dahono Prasetyo menuliskan hasil pengamatannya. Ketika itu, situs market place Bukalapak membuka donasi dengan menggandeng ACT.

"Silahkan buka situs bukalapak, kemudian "pura-pura" lakukan pembelian maka munculah format pembayaran yang harus dilakukan. Pada salah satu pilihan tertera "Donasi Rp 500 melalui Lembaga ACT". Jika kita menyetujui, maka total angka yang harus dibayarkan bertambah Rp 500," tulis Dahono dalam akun Facebook miliknya.

Baca Juga: Ternyata Segini Duit yang Diputar ACT dari 10 Negara, Foto Anies Baswedan Pakai Rompi Lembaga Kemanusiaan Diungkit-ungkit

Dahono juga menautkan berita ACT yang menjadi salah satu lembaga yang memberikan bantuan ke Allepo Timur, yang menjadi markas ISIS.

Tahun 2019, sebuah video yang diunggah oleh channel Euronews telah membuat gempar jagad media sosial Indonesia. Pasalnya, dalam video ituterlihat ada kardus-kardus bertuliskan Indonesia Humanitarian Relief (IHR) yang ditemukan di markas para pemberontak di distrik al-Kalasa, Aleppo timur. Warga setempat mengaku selama ini kelaparan sementara bahan pangan menumpuk di markas tersebut.

Pasca terusirnya kelompok-kelompok milisi bersenjata, warga segera menyerbu sebuah sekolah yang selama ini dijadikan markas dan gudang makanan oleh kelompok bersenjata yang bernama Jaish Al Islam itu. Mereka mengambil bahan-bahan pangan di sana dan membawanya pulang.

Kepada reporter Euronews, warga bernama Hanan al Salem berkata, “Mereka menghalangi kami [untuk mendapatkan] semua hal. Tidak ada susu, tidak ada masakan, daging, bahkan jeruk. Mereka melarang kami semuanya.”

“Mereka menyimpan semua barang di sini dan di sana,” kata warga lokal lainnya, Amer Saleem, sambil menunjuk ke beberapa bagian gedung. “Mereka tidak mengizinkan kami makan bahkan sepotong roti. Kami hampir mati kelaparan dan sering kami tidur dalam keadaan lapar.”

ACT didirikan tahun 2005 di Jakarta. Lembaga ini pada 2014 dilaporkan berhasil mengumpulkan dana 7,5 milyar perbulan (90 Milyar setahun) dari sumbangan masyarakat.

Dalam situsnya, Presiden ACT, Ahyudin, memuji-muji Turki, Erdogan, dan IHH (Insan Hak ve Hurriyetleri ve Insani Yardim Vakfi/ Yayasan untuk Hak Azasi Manusia, Kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan), sebuah LSM terbesar di Turki.

Baca Juga: Gandeng Bukalapak, ACT Kirim Bantuan ke Markas ISIS, Foto Kardus Tulisan Indonesia Disebarkan Media Eropa

Facebook

Bukalapak menegaskan sudah menghentikan seluruh kerja sama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap) sejak 2019. Berikut faktanya.

Menurut Ahyudin, “Semua yang diperlihatkan IHH, selaras dengan visi ACT. Tidak keliru kalau jika ACT merapat ke IHH dan menyerap inspirasi darinya.” ACT menyerahkan bantuan warga Indonesia untuk Suriah melalui IHH.

Selain ACT, ada pulaIHR didirikan pada 17 Mei 2016 di Jakarta dan ketua umumnya adalah Ustaz Bachtiar Nasir(yang juga merupakan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia-MIUMI). Saat peresmian IHR, Bachtiar Nasir menyatakan pihaknya akan mengirimkan bantuan uang sebesar 100 ribu Dolar Amerika bagi pengungsi Suriah yang berada di Turki.

“Pada Ramadhan kali ini bersama dengan Sinergi Foundation, kita memberikan bantuan kepada pengungsi Suriah yang dalam keadaan menderita,” ujarnya saat konferensi pers.

Bachtiar menambahkan, dalam penyaluran misi kemanusiaan tersebut, IHR bekerjasama dengan Insani Yardim Vakfi (IHH).

Sementara itu, ACT juga sudah membantah terlibat dalam pendanaan terorisme seperti yang disampaikan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Presiden ACT Ibnu Khajar membantah adanya aliran dana ke terorisme.

"Dana yang disebut sebagai dana teroris itu dana yang mana? Jadi kalau dialokasikan dana teroris itu dana yang mana? Kami sampaikan ini supaya lebih lugas karena kami tidak pernah berurusan dengan teroris," ujar Ibnu dalam konferensi pers, Senin (4/7/2022).

Ibnu mengaku heran terkait isu aliran dana ke terorisme. Ibnu menyebut ACT sering mengundang beberapa Kementerian dan Lembaga dalam pelaksanaan sejumlah program filantropinya.

Baca Juga: Pantas Dilaporkan ke Densus 88, ACT Ternyata Ketahuan Kirim Dana Buat Kegiatan Terlarang, Foto Pendirinya Jadi Bulan-bulanan

Facebook

Bukalapak menegaskan sudah menghentikan seluruh kerja sama dengan ACT (Aksi Cepat Tanggap) sejak 2019. Berikut faktanya.

"Kami diundang, kami datang. Kalau ACT dianggap radikal macam-macam misalnya sempat ada isu seperti itu kami malah sebenarnya bingung karena kami setiap program kami lakukan setiap undang entitas apakah gubernur, bupati, atau menteri hadir atau bantuan pangan yang seribu ton itu dilakukan di depan Mabes TNI, kita gunakan kerjasama waktu itu dengan Pangdam Jaya untuk distribusi bantuan dengan bagus," papar Ibnu panjang lebar.

ACT, Ibnu mengakui, pernah memberikan bantuan ke korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Namun hal itu sebagai bentuk kemanusiaan. Ibnu mengatakan penyaluran dana kemanusiaan tidak bisa tebang pilih.

Ibnu mempertanyakan PPATK yang mengklaim telah menemukan indikasi transaksi keuangan ACT berkaitan dengan kegiatan terorisme.

"Lalu soal dana ke Suriah, gini teman-teman, apakah ACT siapkan bantuan kepada pemerintah yang Syiah atau kepada pemberontak yang ISIS? Kami sampaikan kemanusiaan itu tidak boleh menanyakan tentang siapa yang kami bantu, agamanya apa, nggak penting.

Jadi yang kami tahu ada orang tua yang sakit, ada anak-anak yang terlantar, korban perang kami terima di pengungsian di Turki, kami berikan bantuan pangan medis, dan kami tidak pernah bertanya mereka Syiah atau ISIS nggak penting buat kami, karena keluarga keluarga ini orang-orang jompo yang perlu kami bantu, mereka korban perang, jadi ini prinsip kemanusiaan, jadi kalau dibawa ke mana-mana kami jujur aja sering bingung, sebenarnya dana yang ke teroris itu dana yang ke mana?" kata Ibnu.

Baca Juga: Duit Sedekah Disebut Buat Cicil Rumah, Foto Sosok Istri Ketiga Pendiri ACT Dicari-cari, Jenderal Polri Sampai Turun Tangan

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya