Video Rasis Terlanjur Viral, Foto Finalis Puteri Indonesia Olvah Alhamid Jadi Sasaran Kemarahan, Staf Khusus Megawati Sampai Buka Suara

Rabu, 08 Desember 2021 | 16:24
Instagram

Olvah Alhamid melihat beberapa penumpang yang juga baru sampai di bandara. Olvah lalu menyebut orang-orang yang lewat itu dengan nada rasis.

Fotokita.net - Video berbau rasisme yang diunggah finalis Puteri Indonesia Olvah Alhamid terus bergulir cepat. Sekalipun Olvah sudah beri klarifikasi hingga minta maaf, video rasis itu terlanjur viral. Foto finalis Puteri Indonesia 2015 itu menjadi sasaran kemarahan netizen. Staf Khusus Megawati Soekarnoputri di BPIP, Romo Benny sampai ikut buka suara.

Netizen masih terus menggeruduk foto Olvah Alhamid di akun Instagram @olvaholvah. Beberapa foto terakhir yang diunggah Olvah mendapatkan komentar negatif dari netizen usai video berbau rasis viral.

Video berbau rasis itu awalnya diunggah Olvah di Instagram Story miliknya. Lalu, video itu menyebar dengan cepat ketika ada netizen yang mengunggahnya di TikTok dan Twitter. Dari situ video Olvah terlanjur viral.

Dalam video IG Story yang terlanjur viral di platform medsos lain itu, Olvah merekam aktivitas berjalan sejumlah orang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Olvan menyebut orang-orang itu sebagai 'orang-orang China semua yang membawa penyakit ke Indonesia'.

Baca Juga: Foto Olvah Alhamid Pakai Hijab Tuai Komentar, Netizen Soroti Bio Instagram Finalis Puteri Indonesia Gegara Rasisme

Dalam video tersebut, Olvah tampak baru sampai di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Dia melihat beberapa penumpang yang juga baru sampai di bandara. Olvah lalu menyebut orang-orang yang lewat itu dengan nada rasis.

"Nih, orang-orang ini orang China semua nih. Mereka takut loh, takut ama kita, padahal mereka yang bawa penyakit ke Indonesia," kata Olvah.

Belum cukup itu saja, Olvah bahkan meneriaki orang-orang itu. "Hei China... China..., hey hua huh!" teriak Olvah.

Sadar video miliknya menjadi perbincangan luas, Olvah segera memberikan klarifikasi perihal video berbau rasis itu. Dia meminta maaf sebesar-besarnya dan tidak membenarkan sama sekali sikapnya dalam video tersebut.

Tidak disebutkan jelas kapan kejadian itu, tetapi Olvah mengaku baru saja turun dari pesawat. Saat di pesawat, Olvah mengaku sempat mendapatkan perlakuan yang kemudian memancing dirinya untuk berucap rasis seperti dalam video yang viral.

Baca Juga: Foto Gisel Tampil di Acara Pernikahan Dikomentari, Ternyata Wijin Punya Hubungan Spesial dengan Finalis Putri Indonesia

Instagram

Olvah Alhamid melihat beberapa penumpang yang juga baru sampai di bandara. Olvah lalu menyebut orang-orang yang lewat itu dengan nada rasis.

"Di sini saya hanya ingin mengklarifikasi, mungkin teman-teman sudah melihat video viral, yang tentang saya di Bandara Soekarno-Hatta. Dan saya ingin meminta maaf sebesar-besarnya, sedalam-dalamnya, terhadap apa yang saya bilang dalam video itu. Yang seharusnya saya tidak saya lakukan. Apa pun penjelasan saya di sini tidak membenarkan sikap saya saat itu," kata Olvah dalam video yang ia unggah di akun Instagramnya.

Menurut penuturannya, selama di pesawat ada orang-orang yang terkesan 'jijik' terhadapnya. Hal ini pun membuatnya teringat kembali pada perlakuan rasis yang pernah ia terima di masa lalu.

"Saya sempat di-interview dan saya cerita pernah dibilang monyet di dalam mal sangat mewah di Jakarta. Jujur memberikan luka tersendiri bagi saya. Dan juga sebelum video itu, perlakuan jijik ini, atau perlakuan sikap dari mereka yang kayak gitu sama kami di pesawat saat itu, itu membuat saya terluka lagi," ungkapnya.

Olvah juga bercerita soal pengalamannya ketika menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan dari ras tertentu. Bahkan ia pernah diludahi oleh oknum dari ras ini.

Baca Juga: Kerap Pamer Foto-foto yang Menggoda Mata Laki-laki, Finalis Putri Pariwisata Bikin Hati Mantan Jessica Iskandar Klepek-klepek Gegara Punya Hobi yang Sama?

Instagram

Olvah Alhamid melihat beberapa penumpang yang juga baru sampai di bandara. Olvah lalu menyebut orang-orang yang lewat itu dengan nada rasis.

"Hanya saja memang di masa lalu saya sering mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan yang menimbulkan luka mendalam terhadap saya. Terutama dari ras-ras tertentu dari Indonesia. Khususnya ras China," tuturnya.

"Saya tiga tahun sekolah di Surabaya, di sana mendapatkan perlakuan yang sangat-sangat tidak menyenangkan. Begitu juga dengan kakak saya. Begitu pula orang tua saya. Orang tua saya pernah berjalan dengan saya di suatu mal, dan kami juga diludahi oleh beberapa orang itu," lanjutnya.

"Hentikan! Netizen perlu menjadi komunitas pemutus kata. Kalau dampaknya buruk, kita harus secara proaktif menghentikan konten Olvah Hamid sehingga tidak menimbulkan keresahan publik dan pembelahan masyarakat," kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, dilansir dari detikcom, Rabu (8/12/2021).

Konten video itu mengambil tempat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Video itu sendiri sudah tidak ada di IG Story Olvah dan disusul oleh video klarifikasi dan permintaan Olvah.

Baca Juga: Terungkap, Foto-foto Cantik Putri Amelia Finalis Putri Parwisata 2016 yang Tersangkut Kasus Prostitusi Online di Malang

Instagram

Olvah Alhamid melihat beberapa penumpang yang juga baru sampai di bandara. Olvah lalu menyebut orang-orang yang lewat itu dengan nada rasis.

Di Twitter dan TikTok, video itu masih beredar dan bisa dilihat banyak netizen. Padahal, penyebaran video itu harus dihentikan sekarang juga. "Jadi kita juga harus selektif memilah dan melihat dampaknya," kata Romo Benny.

Efek video bernada kebencian suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di negara majemuk seperti Indonesia bisa sangat merusak. Maka, perlu kesadaran dari netizen untuk menjadi 'komunitas pemutus kata', bukan 'komunitas pembiak kata' yang asal share dan forward sembarang konten.

Soal latar belakang Olvah Alhamid yang mengaku pernah menjadi korban diskriminasi berbasis ras di Surabaya saat masa kecilnya, Romo Benny mengimbau Olvah dan semua pihak yang aktif di media sosial bisa memisahkan masalah pribadi dan masalah publik. Masalah pribadi tidak perlu dijadikan masalah publik yang justru menjadi pemecah belah.

"Pengguna media sosial harus bijaksana dan hati-hati karena negara ini negara majemuk," kata Romo Benny.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya