Foto Ade Armando Dihujat Habis-habisan, Sahabat Abu Janda Main Sebut Salat 5 Waktu Bukan Perintah Tertulis di Al Quran, Ahli: Dia Profesor Gagal

Rabu, 03 November 2021 | 16:22
Instagram

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Fotokita.net - Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, sahabat Abu Janda main sebut salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Quran. Dosen Universitas Indonesia (UI) ini sudah bikin netizen murka. Ahli komunikasi menyebut Ade Armando sebagai profesor gagal.

Ade Armando yang begitu aktif di media sosial kembali membuat gaduh. Pernyataan terkini yang dilontarkannya dalam salah satu video di kanal YouTube CokroTV menjadi pemicunya.

Ade Armando dikenal aktif bersosialisasi di platform Twitter dan Facebook. Dia juga memiliki akun Instagram, namun isi kontennya tidak terlalu aktif dibandingkan dua platform media sosial lainnya.

Pengajar komunikasi UI ini bersahabat dengan Abu Janda atau Permadi Arya dan Denny Siregar. Ketiganya kerap menjadi bulan-bulanan netizen karena kerap melontarkan pernyataan yang memicu kontroversi. Mereka juga dikenal sebagai pendukung pemerintah yang seringkali menyerang lawan politik penguasa secara terang-terangan.

Pada 16 Mei lalu, Abu Janda mengunggah foto Ade Armando dan Denny Siregar. Foto itu memamerkan kebersamaan ketiga pegiat media sosial yang sedang duduk di sebuah kursi panjang. Tampang mereka terlihat ceria di depan kamera.

Dalam keterangan foto yang diunggah, Abu Janda seperti sengaja memancing respons netizen. "Kami bertiga Muslim. Dosa kami cuma satu.. kami mencoba beragama sambil tetap menggunakan akal kami. itu saja. Hepi wiken gaes," tulis Abu Janda seperti dikutip Fotokita.net.

Baca Juga: Foto Natalius Pigai Jadi Sorotan Usai Sentil Jokowi, Tokoh Papua Ini Juga Ribut dengan Abu Janda Gegara Rasisme, Ujungnya Begini

Foto Ade Armando juga hujatan netizen di akun Instagram miliknya. Sebetulnya, netizen kerap terkecoh dengan akun Instagram bernama @adearmandoreal. Akun Instagram ini sebetulnya sudah lama ditinggal sejak Oktober 2020. Namun, netizen tetap saja menggeruduk akun Instagram Ade Armando ini ketika sahabat Abu Janda mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Ade Armando mengelola sendiri akun Instagram miliknya, @adearmando1961. Namun, dibandingkan Twitter dan Facebook, Ade Armando kurang begitu aktif dalam mengunggah foto atau konten video di Instagram.

Baru-baru ini, Ade Armando main sebut salat 5 waktu bukan perintah yang tertulis di Al Quran.Ade mengaku menunaikan salat lima waktu meskipun perintah itu tidak ada dalam Al-Quran.

Awalnya, pernyataan itu dia sampaikan dalam video berjudul 'SHAMSI ALI, FELIX SIAUW, MENGEROYOK SAYA SOAL SYARIAH' yang tayang di channel YouTube CokroTV. Konteks pernyataan Ade ini ialah tanggapan atasan pernyataan Imam Masjid New York Shamsi Ali yang menyebutnya mengingkari Islam lantaran tak menjalankan syariat Islam.

Baca Juga: Dulu Diadukan ke Wapres, Abu Janda Pamer Foto Bareng Ahok Usai Dapat Kabar Tengku Zul Wafat: Karma

Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

"Sebenarnya saya menjelaskan cukup panjang, namun perasaan Shamsi sudah terlalu emosional, maka dia tidak mampu membahas argumen saya. Yang keluar justru bukan hasil dari kerja otak dia," kata Ade dalam video tersebut, Rabu (3/11/2021).

Ade juga mempertanyakan pernyataan Shamsi soal mereka yang tak menjalankan syariat berarti mengingkari Islam. Jika begitu, menurutnya, banyak sekali orang yang mengingkari Islam karena tidak menunaikan salat lima waktu.

"Di dunia ini saya banyak sekali muslim yang tidak salat lima waktu. Apakah mereka mengingkari Islam?" ungkap Ade Armando. Meskipun demikian, Ade Armando mengaku tetap menjalankan salat lima waktu walau menurutnya perintah tersebut tidak ada dalam Al-Qur'an.

"Saya sih salat lima waktu walaupun saya tahu sebenarnya di dalam Al-Qur'an tidak ada perintah salat lima waktu. Coba saja baca Al-Qur'an, Anda tidak akan menemukan ayat yang mengatakan salat itu harus dilakukan 5 kali sehari," tuturnya.

Pernyataan Ade ini memicu kontroversi. Nama Ade Armando pun menjadi trending di Twitter. Apa penjelasan Ade Armando? Ade tetap berkukuh dengan pernyataannya. Menurutnya, perintah salat lima waktu dalam Al-Qur'an itu tidak ada.

Baca Juga: Kini MUI Tetapkan Hukumnya Haram, Ternyata Segini Gaji yang Diterima Abu Janda Sebagai Buzzer Jokowi, Pakai Uang Rakyat?

Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

"Ya memang tidak ada kan salat lima waktu. Coba saja Anda cari di Al-Qur'an," kata Ade kepada wartawan, Rabu (3/11/2021). Ketika ditanya bahwa perintah itu ada dalam rukun Islam, Ade kembali pada pernyataannya. Dia bilang bahwa perintah itu tidak ada dalam Al-Qur'an, tetapi ada dalam hadis.

"Lho saya kan bilang tidak ada di Al-Qur'an. Salat lima waktu itu ada di hadis. Anda tahu kan beda Al-Qur'an dan hadis?" ujarnya.

Diketahui bahwa perintah salat salah satunya ada dalam surat An-Nisa ayat 103. 'Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman'. Namun, Ade mempertanyakan soal perintah lima waktu dalam ayat itu.

"Di mana ada angka 5? Saya ingin mengatakan kita justru jangan baca Al-Qur'an dengan harfiah. Saya sendiri kan salat 5 waktu padahal tidak ada kewajiban salat 5 waktu dalam Al-Qur'an," tuturnya.

Ade Armando tidak dikenal sebagai seorang sufi atau pengikut tarikat. Bukan juga pengamal mistisisme Jawa.

Baca Juga: Belum Ada yang Dijadikan Tersangka, Sahabat Habib Rizieq Ini Malah Dicecar 23 Pertanyaan Saat Jadi Saksi Kasus Abu Janda

Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Menurut Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior yang juga ahli komunikasi, Ade Armando lebih dikenal sebagai aktivis media sosial yang masuk dalam kubu pendukung berat rezim Jokowi. Ade Armando dikenal sebagai panglima buzzer garis keras pendukung Jokowi bersama Denny Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadi, dan Rudy Kamri.

Kata Dhimam, sebagai akademisi Ade Armando dikenal sebagai pengajar komunikasi di Universitas Indonesia (UI). Capaian akademiknya yang paling banyak dikenal publik adalah sebagai profesor gagal, karena Dewan Guru Besar UI menolak memberinya gelar guru besar. Apakah Ade Armando pernah mempelajari sejarah dan ajaran Syekh Siti Jenar, atau apakah dia pernah membaca pemikiran Mansur Al-Hallaj?

Setidaknya selama ini cuitannya di medsos tidak menunjukkan hal itu. Namun, seperti biasanya, dia membuat cuitan yang mengagetkan banyak orang. Dia mengatakan bahwa dirinya seorang muslim, tetapi tidak percaya bahwa umat Islam wajib menjalankan syariat. "Saya beragama Islam, tetapi saya tidak percaya bahwa umat Islam harus menjalankan syariat Islam,’’ kata Ade Armando di kanal Youtube Cokro TV (26/10).

Menurut Dhimam Abror Djuraid. pernyataan-pernyataan Armando lebih banyak bersifat provokasi ketimbang memberi argumen filosofis dan logis. Armando tidak bisa membedakan antara konsep mukmin dan muslim, antara orang beriman dengan orang ber-Islam. Armando tidak menjelaskan secara konseptual mengenai rukun iman dan rukun Islam.

Baca Juga: Kerap Balas Cuitan dengan Komentar Menohok, Kini Susi Pudjiastuti Malah Lakukan Ini Usai Disindir Profesor Unair

Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Definisi utama muslim adalah menjalankan lima rukun Islam; bersyahadat, melakukan salat, berpuasa, berzakat, dan berhaji bagi yang mampu. Mereka yang tidak menjalankan kelima rukun itu berarti bukan muslim.

"Karena itu klaim Armando sebagai muslim gugur secara otomatis. Armando melakukan kesalahan pikir yang mendasar karena tidak memahami definisi. Salah pikir yang mendasar ini oleh Rocky Gerung disebut sebagai logical fallacies. Orang-orang yang salah pikir karena salah logika inilah yang oleh Gerung disebut dungu," sebut Dhimam.

Kalau tidak menjalankan syariat, lantas apa yang dilakukan Armando untuk membuktikan keislamannya? Mungkin dia menjalankan tarekat khusus yang punya ajaran membebaskan muslim dari syariat. Mungkin dia sudah mencapai maqam makrifat, sehingga sudah mengenal Allah, atau malah mungkin dia sudah sampai pada level haqiqat, mengetahu kebenaran dengan sebenar-benarnya dan sudah menyatu dengan Allah.

Dalam tradisi sufisme Islam, ada Syekh Siti Jenar yang mengajarkan konsep manunggaling kawula gusti, hamba sudah menyatu dengan Tuhan dan karena itu tidak perlu menjalankan syariat. Ajaran ini dianggap kafir oleh para wali penyebar Islam dan karena itu Siti Jenar dihukum mati.

Baca Juga: Foto Bareng Keluarga Cendana Disebar Kemana-mana, Susi Pudjiastuti Malah Beri Respon Tak Terduga, Penyebarnya Jadi Malu Sendiri

Facebook

Foto Ade Armando dihujat habis-habisan oleh netizen di media sosial. Pemicunya, pernyataan salat 5 waktu bukan perintah tertulis di Al Aquran.

Para peminat tasawuf, sufisme, dan mistisisme Jawa, umumnya mengenal tokoh Syekh Siti Jenar yang hidup di Jawa pada abad ke-15 bersamaan dengan para Wali Songo. Syekh Siti Jenar adalah tokoh kontroversial dalam sejarah perkembangan Islam di Jawa. Ia hidup di masa para Wali Songo dan sama-sama mengajarkan Islam di Jawa.

Namun, ajaran Syekh Siti Jenar dianggap menyimpang dari syariah yang didakwahkan oleh para Wali Songo. Pendekatan mistis yang didakwahkan Syekh Siti Jenar bertentangan dengan pendekatan syariah para Wali Songo. Sembilan wali pendakwah Islam itu mengajarkan syariat Islam dalam lima rukun Islam.

Ia mendakwahkan konsep wihdatul wujud, penyatuan wujud antara manusia dengan Tuhan. Karena hamba dan Tuhan sudah menyatu maka manusia tidak perlu lagi menjalankan syariat seperti salat, puasa, dan zakat.

Ketika manusia sudah sampai pada penghayatan tertinggi mengenai eksistensi Tuhan maka manusia bisa menyatu dengan Tuhan. Unsur-unsur ketuhanan ada pada diri manusia. Dengan memahami ketuhanan sampai ke tingkat makrifat, manusia akan menyatu dengan tuhannya, dan pada saat itulah manusia terbebas dari kewajiban syariat, karena dia sudah menyatu dengan Tuhan.

Baca Juga: Adukan Ulah Abu Janda ke Wapres, Sahabat Habib Rizieq Ini Murka Usai Dituding Jadi Penyebab Kasus Sang Pegiat Media Sosial

Begitu inti ajaran wihdatul wujud Al-Hallaj. Ia pun mengeklaim sebagai Tuhan dengan ungkapannya Ana al-Haqq, akulah Sang Kebenaran. Klaim itu dilakukan karena dia mengaku sudah menyatu dengan Tuhan, dan karena itu dia mengeklaim sebagai Sang Kebenaran. Pandangan mistis ini ditentang keras oleh semua ulama syariat yang hidup pada masa Al-Hallaj. Ia pun dituntut di pengadilan dan diminta menghentikan ajarannya. Al-Hallaj menolak hingga akhirnya dijatuhi hukuman gantung sampai mati.

Lima abad kemudian Syekh Siti Jenar di tanah Jawa mendakwahkan konsep yang sama. Sebelum Islam masuk ke Jawa, ajaran Hindu dan Buddha sudah terlebih dahulu diterima secara luas di kalangan masyarakat dan raja-raja.

Para Wali Sembilan yang mendakwahkan Islam melakukan beberapa kompromi untuk menyesuaikan beberapa ajaran Islam dengan ajaran Hindu dan Buddha. Tradisi Hindu-Buddha yang sudah mengakar di masyarakat tidak dibongkar habis, tetapi diberi nafas Islam.

Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo, sangat terkenal dengan strategi dakwah budaya yang akomodatif, antara lain dengan menjadikan pertunjukan wayang sebagai sarana dakwah Islam. Unsur-unsur budaya Hindu-Buddha diadopsi sebagai strategi dakwah. Namun, syariat, dalam bentuk rukun Islam yang lima, tetap diwajibkan sesuai dengan ketentuan Islam. Dalam tradisi wayang kalimat Syahadat digambarkan sebagai jimat yang sangat sakti dan disebut sebagai Jimat Kalimasada atau jimat Kalimat Syahadat.

Salat sebagai kewajiban utama diwajibkan pelaksanaannya lima kali sehari, dan disebut sebagai sembayang dari kata sembah hyang atau menyembah Hyang Tuhan yang sebelumnya menjadi praktik Hindu. Syekh Siti Jenar mengambil jalan yang bertentangan dengan para Wali Songo. Siti Jenar mengajarkan bahwa manusia tidak perlu menjalankan syariat karena manusia dan Tuhan adalah zat yang manunggal, menyatu.

Baca Juga: Dituding Kadrun Karena Ajak Unfollow Abu Janda, Respon Susi Pudjiastuti Disorot Usai Foto Bareng Keluarga Cendana Dibongkar

Kewajiban syariat tidak perlu dijalankan di dunia, dan nanti setelah meninggal dunia barulah kewajiban syariat itu dijalankan. Ajaran ini menimbulkan heboh. Dewan Wali Songo bersidang dipimpin oleh Raden Patah yang juga Sultan Demak.

Sidang memutuskan bahwa ajaran Siti Jenar sesat. Siti Jenar harus bertobat dan menghentikan penyebaran ajarannya. Siti Jenar keukeuh dengan pendapatnya, dan karena itu Dewan Wali Songo menjatuhkan hukuman mati. Ada banyak versi mengenai eksekusi mati terhadap Siti Jenar. Satu versi menyebutkan Raden Patah sebagai pemimpin sidang menugaskan Sunan Kalijaga untuk menjadi eksekutor yang kemudian mengeksekusi Siti Jenar dengan keris milik Siti Jenar sendiri.

Sejarawan Muhammadiyah, Prof. Abdul Munir Mulkhan yang melakukan studi intensif terhadap pemikiran Siti Jenar, berpendapat bahwa Siti Jenar tidak dieksekusi oleh Sunan Kalijaga, melainkan memilih mati dengan mematikan dirinya sendiri.

"Ketegangan antara syariat dan mistisisme masih terus berlangsung sampai sekarang. Kita tidak tahu apakah Ade Armando penganut Syekh Siti Jenar atau bukan. Atau dia paham konsep syariat dan hakikat atau tidak," tulis Dhimam Abror Djuraid dilansir dari JPNN.

Para ulama syariat juga tidak perlu menjatuhkan hukuman mati kepada Ade Armando, karena nanti medsos jadi sepi kalau tidak ada Ade Armando. Ade Armando bukan Syekh Siti Jenar. Ade Armando memang menjalankan praktik ‘’manunggaling kawula gusti’’, tapi bukan seperti konsep Siti Jenar. Armando sebagai kawula sudah manunggal (menyatu) dengan gusti (penguasa) rezim Jokowi.

Baca Juga: Belum Seminggu Jadi Kapolri, Listyo Sigit Sudah Ditantang Penjarakan Sosok Ini: Umat Sudah Teriak!

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya