Foto Mantan Presiden Dewan Keamanan PBB yang Puji Jokowi Jenius Beredar, Rupanya Diplomat Ini Juga Bikin Wajah Ahok Memerah

Kamis, 07 Oktober 2021 | 19:51
Facebook

Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani, yang memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius beredar.

Fotokita.net - Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang puji Presiden Jokowi jenius beredar di media sosial. Rupanya diplomat ini juga bikin wajah Ahok memerah.

Mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani secara terang-terangan memuji Presiden Jokowi jenius dalam sebuah tulisan yang dipublikasikan secara internasional.

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menetapkan standar baru dalam pemerintahan Indonesia. Hal inilah yang, menurutnya, membuat negara demokrasi lain iri.

"Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya," ungkapnya.

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin. Jokowi, tulis Mahbubani, membuat model pemerintahan yang bisa dipelajari oleh dunia.

Kishore Mahbubani menyebut Jokowi sebagai pemimpin paling efektif di dunia. Sorotan terhadap kejeniusan Jokowi ini ia sampaikan dalam tulisan berjudul 'The Genius of Jokowi'. Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.

Baca Juga: Foto Bupati Fakfak Gotong Royong Bangun Gereja Jadi Sorotan, Sang Pejabat Nyaris Hilang di Tengah Laut Usai Sambut Jokowi

"Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas. 'Jokowi' memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia," ujar Kishore Mahbubani dalam tulisannya itu.

Lebih lanjut, dia menyebut Jokowi bisa menjembatani kesenjangan politik di Indonesia. Dia membandingkan keberhasilan Jokowi ini dengan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 yang belum bisa mengatasi perpecahan.

"Sebagai permulaan, Jokowi telah menjembatani kesenjangan politik Indonesia. Hampir satu tahun setelah Joe Biden memenangi pemilihan Oresiden AS 2020, 78 persen dari Partai Republik masih tidak percaya dia terpilih secara sah. Biden menjabat sebagai senator AS selama 36 tahun, tetapi dia tidak dapat menyembuhkan perpecahan partisan Amerika. Sebaliknya, capres dan cawapres yang dikalahkan Jokowi dalam pemilihannya kembali 2019--Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno--kini menjabat di kabinetnya (masing-masing sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata)," tulisnya.

Selain itu, dia menyoroti cara Jokowi membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai paling 'islamis' di Indonesia, sebagian dengan menjadi inklusif. Dia membandingkannya dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang memperdalam perpecahan di Brasil.

Baca Juga: Foto Prabowo Hormat ke Jokowi Ramai Dibahas, Balasan Presiden Kepada Menhan Jadi Pergunjingan, Netizen Sewot: Ga Usah Nyalahin Kameramen

Facebook

Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani, yang memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius beredar.

"Jokowi telah menyatukan kembali negaranya secara politik. Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, 'Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman'. Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya omnibus law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru," ujarnya.

Kishore Mahbubani, profesor dari National University of Singapore, memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius. Kishore Mahbubani dikenal sebagai pemikir global yang juga pernah menjadi diplomat.

Dikutip dari situs pribadinya, Kishore Mahbubani bisa dibilang cukup beruntung karena bisa menikmati dua karir yang berbeda, dunia diplomasi (1971 hingga 2004) dan di bidang akademis (2004 hingga 2019). Dia adalah seorang penulis yang telah berbicara di berbagai negara.

Di bidang diplomasi, ia bekerja di Singapore Foreign Service selama 33 tahun (1971 hingga 2004). Dia pernah ditempatkan di Kamboja, Malaysia, Washington DC dan New York, di mana dia dua kali menjadi Duta Besar Singapura untuk PBB dan menjabat Presiden Dewan Keamanan PBB pada Januari 2001 dan Mei 2002.

Mahbubani juga pernah menjadi Sekretaris Tetap di Kementerian Luar Negeri Singapura dari 1993 hingga 1998. Sebagai hasil dari kinerjanya dalam karir diplomatiknya, ia dianugerahi Medali Administrasi Publik (Emas) oleh Pemerintah Singapura pada 1998.

Baca Juga: Foto Natalius Pigai Jadi Sorotan Usai Sentil Jokowi, Tokoh Papua Ini Juga Ribut dengan Abu Janda Gegara Rasisme, Ujungnya Begini

Facebook

Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani, yang memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius beredar.

Mahbubani masuk dunia akademis pada 2004, ketika ia ditunjuk sebagai Dekan Pendiri Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew (LKY School), NUS. Dia menjadi Dekan dari 2004 hingga 2017, dan Profesor dalam Praktik Kebijakan Publik dari 2006 hingga 2019.

Pada April 2019, dia terpilih sebagai anggota kehormatan internasional American Academy of Arts and Sciences. Mahbubani dianugerahi Beasiswa Presiden pada 1967. Ia lulus dengan gelar First Class Honours dalam bidang Filsafat dari University of Singapore pada 1971.

Dari Universitas Dalhousie, Kanada, Mahbubani menerima gelar Master di bidang Filsafat pada 1976 dan gelar doktor kehormatan pada 1995. Dia menghabiskan satu tahun sebagai rekan di Pusat Urusan Internasional di Universitas Harvard dari 1991 hingga 1992.

Mahbubani tercatat sebagai satu dari 100 intelektual publik teratas di dunia versi majalah Foreign Policy and Prospect pada September 2005, dan termasuk daftar 50 orang teratas versi Financial Times, Maret 2009, yang akan membentuk perdebatan tentang masa depan kapitalisme. Ia terpilih sebagai salah satu Pemikir Global Kebijakan Luar Negeri pada 2010 dan 2011. Dia dipilih oleh majalah Prospect sebagai salah satu dari 50 pemikir dunia terbaik untuk tahun 2014.

Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani, yang memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius beredar di media sosial. Rupanya diplomat ini juga bikin wajah Ahok memerah.Kishore Mahbubanipernah memuji Basuki T Purnama (Ahok) pada 2016.

Baca Juga: Pantas Nekat Bikin Panik Pengawal Jokowi, Ini Foto Peternak Blitar yang Nasibnya di Ujung Tanduk, Kini Dapat Karpet Merah di Istana

Facebook

Foto mantan Presiden Dewan Keamanan PBB, Kishore Mahbubani, yang memuji Presiden Jokowi sebagai sosok pemimpin yang jenius beredar.

Pujian itu dilontarkan Kishore Mahbubani saat Ahok masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ahok ketika itu menerima kunjungan puluhan mahasiswa pascasarjana Lee Kwan Yew School of Public Policy Singapura. Kishore Mahbubani menilai Ahok mirip Lee Kuan Yew, Perdana Menteri pertama Singapura.

"Anda beruntung karena punya gubernur seperti Ahok. dia seolah mengingatkan saya seperti Mister Lee Kwan Yew saat masih muda," kata Profesor Kishore Mahbubani di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (24/2/2016).

Persamaan Ahok dengan Lee adalah gaya kepemimpinannya. Mereka sama-sama berorientasi praktik, bukan teori di atas kertas belaka.

"Dia ingin mengerjakan sesuatu sampai selesai, bukan melihat rencana-rencana saja. Inilah yang dilakukan Lee Kwan Yew yang saya lihat ada di diri Ahok," kata Mahbubani.

Mahbubani menilai faktor kepemimpinan adalah hal penting dalam mengubah kota menjadi lebih baik. Dia mengakui memang bakal tidak mudah merubah kota besar seperti Jakarta. Mahasiswa yang diajak ke Balai Kota DKI diharapkannya bisa terinspirasi oleh Ahok.

Baca Juga: Ini Foto Tampang Peternak Blitar yang Ditangkap Usai Jokowi Sapa Warga, Kini Dapat Kesempatan Ngadu ke Presiden

"Kita punya berbagai riset tentang pembangunan kota, kualitas air, persoalan daya saing, tantangan sosial. Kita senang kalau bisa bekerjasama memberikan hasil riset itu. Nantinya pengajar kita bisa datang ke Jakarta untuk melakukan riset," tuturnya.

Ahok senang dengan kunjungan kampus dari Singapura itu. Dia merasa Jakarta seperti diuji skripsi atau tesis. Dengan demikian, Pemprov DKI tak perlu studi banding jauh-jauh ke luar negeri.

"Kalau salah mereka pasti mendebat, kalau mereka senang, maka mereka tepuk tangan. Berarti oke dong," kata Ahok.

Namun Ahok menyatakan Jakarta tidaklah sama dengan Singapura. Kesempatan ini dinilainya tetap bagus sebagai ajang bertukar pikiran.

"Saya bilang enggak bisa semua kayak Singapura, banyak hal yang enggak bisa seperti Singapura. Kita enggak bisa jual rumah, kita bukan berkonsep rusunami (rusun hak milik), tapi semua Rusunawa. Ini sesuatu yang berbeda. Singapura juga tak ada subsidi begitu besar, sedangkan kita subsidi besar sekali," tutur Ahok.

Baca Juga: Sibuk Foto Bareng Tangan Kanan Jokowi, Hotman Paris Kicep Ditodong Statement Soal Holywings Kemang, Netizen: Bekingan Is Real

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya