Diakui Paling Berbahaya, Ini Foto Tampang 2 Pemimpin KKB Papua, Satgas Nemangkawi Ungkap Alasan Keduanya Sulit Ditangkap

Senin, 23 Agustus 2021 | 08:57
Istimewa

KKB Papua yang meresahkan warga Pegunungan Tengah. Ini foto tampang 2 pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya.

Fotokita.net - Inilah foto tampang 2 pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya. Satgas Nemangkawi TNI-Polri mengungkap alasan keduanya sulit ditangkap.

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang terus melancarkan aksi di sejumlah wilayah Pegunungan Tengah Bumi Cendrawasih ini sudah meresahkan warga. Aksi mereka yang menuntut kemerdekaan Papua diikuti dengan tindakan kekerasan terhadap warga sekitar.

Dalam mencapai tujuan aksi itu, KKB Papua tak segan melakukan keji, seperti pembunuhan hingga perusakan serta pembakaran rumah warga.

Akibat aksi anarkis dan kekerasan itu,ada beberapa kabupaten yang hingga kini masih rawan dari aksi KKB, seperti Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.

Pemerintah telah membentuk Satgas Nemangkawi untuk menangani KKB Papua sejak 2018. Satgas yang personelnya anggota TNI-Polri terpilih telah melakukan pemetaan terhadapkekuatan KKB Papua yang umumnya memiliki persenjataan modern tersebut.

Baca Juga: Tantang Pasukan Setan, 2 Anggota KKB Papua Tewas Diterjang Peluru Kopassus

Dari hasil pemeataan Satgas Nemangkawi, pemerintah telah mengetahui kekuatan tiap KKB Papua yang masih eksis. Setidaknya ada lima kelompok besar yang telah dipetakan oleh Satgas Nemangkawi dengan para pemimpinnya adalah Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi dan Sabinus Waker.

Namun, dari daftar kelompok yang ada, ada dua nama kelompok yang dianggap paling berbahaya.

"Kelompok Egianus dan Lekagak yang paling berbahaya. Kelompok Egianus ini anak muda semua, kalau kelompok Lekagak strukturnya lengkap," ujar Kepala Satgas Penegakan Hukum (Gakum) Nemangkawi, Kombes Faisal Ramadhani, di Jayapura, Rabu (18/8/2021).

Nah, inilah foto 2 tampang pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya. Satgas Nemangkawi mengungkap alasan keduanya sulit ditangkap.

Baca Juga: Foto Aksi Gagah Prabowo Subianto Kala Pimpin Kopassus Bebaskan Sandera OPM di Papua

Istimewa

KKB Papua yang meresahkan warga Pegunungan Tengah. Ini foto tampang 2 pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya.

1. Lekagak Telenggen

Saat ini Lekagak Telenggen terkenal sebagai pemimpin KKB Yambi, Kabupaten Puncak. Usianya diperkirakan sudah cukup berumur. Dibandingkan Egianus Kogoya, Lekagak Telenggen memang jauh lebih senior.

Menurut Faisal, kelebihan Lekagak adalah ia memimpin kelompok yang lebih terstruktur atau bisa dikatakan Lekagak lebih memiliki pengetahuan organisasi dan militerisme.

Lekagak yang saat ini menjadi salah satu orang paling dicari aparat keamanan sangat sulit ditangkap karena penjagaannya berlapis.

Istimewa

KKB Papua yang meresahkan warga Pegunungan Tengah. Ini foto tampang 2 pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya.

"Beberapa kali penindakan, Lekagak lolos terus, dia memang dijaga, jadi kalau kami lakukan penindakan ternyata layernya banyak. Jadi, paling tidak 3 KM di depan dia sudah punya pengintai yang siap mengamankan Lekagak," kata Faisal.

Hal lain yang membedakan sosok Lekagak dengan Egianus Kogoya adalah, Lekagak tidak pernah terlihat langsung dalam aksi kriminal bersenjata di Kabupaten Puncak, sedangkan Egianus kerap turun langsung bersama pasukannya ketika melakukan aksi.

Baca Juga: Serang Pasukan TNI, Ini Foto Lamek Taplo Komandan KKB Ngalum Kupel

Kolase

Foto profil Lekagak Telenggen, pemimpin KKB Papua yang jadi buruan utama intel Kopassus.

Pada 2019, Lekagak Telenggen dipastikan menjadi inisiator berkumpulnya beberapa KKB dari berbagai kabupaten untuk melakukan aksi di Tembagapura, Kabupaten Mimika, tempat area operasional PT Freeport Indonesia.

Mengenai persenjataan, kelompok tersebut diperkirakan memegang sekitar 70 senjata api berbagai jenis.

2. Egianus Kogoya

Meski belum diketahui pasti, usia Egianus Kogoya tergolong masih muda. Diperikarakan Egianus saat ini masih berusia 20-an tahun. Wilayah operasional kelompok Egianus berada di Kabupaten Nduga.

Beberapa lokasi yang kerap didatangi kelompok tersebut adalah Distrik Mbua, Mapanduma dan Keneyam.

dok.

TPNPB OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka) dicap teroris, mama Papua (kaum ibu) tak setuju.

Militansi Egianus Kogoya dikarenakan ia adalah anak dari Silas Kogoya yang juga merupakan tokoh gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang telah meninggal dunia.

Tidak seperti KKB lain yang kerap mendapat suplai senjata dari oknum-oknum tertentu, Eginaus Kogoya justru tidak pernah terditeksi melakukan jual beli senjata api.

Baca Juga: Dituding Jadi Mata-mata TNI, Intip Potret Suku Ngalum yang Hidup di Negeri Atas Awan Papua

Istimewa

Egianus Kogoya, salah satu pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya. Dia melancarkan aksinya dari Pegunungan Tengah, Papua.

Seluruh persenjataan kelompoknya didapat dari hasil rampasan aparat keamanan. "Kalau Egianus memang dia maju di depan, dia senjatanya makin banyak karena dia banyak merebut senjata, kelompok ini jarang terdengar membeli," kata Faisal.

Salah satu senjata api yang dipegang kelompok Egianus adalah Minimi. Senjata api minimi mampu menembak secara otomatis dengan kecepatan hingga 1.000 butir peluru per menit, hal ini jarang dimiliki oleh senjata sejenis.

Senjata tersebut pernah terlihat digunakan Egianus Kogoya ketuka menghadang rombongan TNI di Danau Habema pada 23 Agustus 2018 dan mengakibatkan dua anggota TNI gugur.

Selain itu, sosok Egianus diakui Faisal sulit ditangkap atau dilumpuhkan karena ia sangat menguasai geografis daerahnya dan kelompok tersebut tidak pernah keluar dari Kabupaten Nduga.

"Egianus tidak pernah keluar dari Nduga, bahkan pada 2019 saat beberapa KKB berkumpul di Tembagapura, hanya Egianus yang tidak datang," kata Faisal.

Baca Juga: Prajurit TNI Tertembak dalam Kontak Senjata, Lekagak Telenggen: Kalau Mau Perang Lawan Kami

Istimewa

Egianus Kogoya (kanan), salah satu pemimpin KKB Papua yang diakui paling berbahaya. Dia melancarkan aksinya dari Pegunungan Tengah, Papua.

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya