Ini Foto Wajah Carina Joe, Peneliti Indonesia yang Temukan Cara Produksi Massal Vaksin AstraZeneca

Sabtu, 31 Juli 2021 | 16:06
Instagram Desra Percaya

Carina Joe saat mengobrol dengan Ganjar Pranowo. Carina Joe salah satu peneliti Indonesia yang berhasil menemukan cara produksi massal dari vaksin AstraZeneca.

Fotokita.net - Ini foto wajah Carina Joe, salah satu peneliti Indonesia yang berhasil menemukan cara produksi massal dari vaksin AstraZeneca.

Indonesia pantas bangga. Ternyata ada dua peneliti Tanah Air yang ikut terlibat dalam proses penemuan hingga produksi vaksin AstraZeneca. Peneliti pertama bernama Indra Rudiansyah, yang sudah lebih dulu mendapat perhatian dari pejabat di Indonesia.

Nah, yang kedua adalah Carina Joe. Wanita bernama lengkapCarina Citra Dewi Joe ini bergabung dalam tim yang mengembangkan proses manufaktur skala besar GMP Oxford atau vaksin AstraZeneca Covid-19.

Carina Joe bergabung dalam tim riset itu bekerja keras untuk dapat memproduksi vaksin Covid-19 dalam skala besar dan selesai dengan waktu singkat. Tujuannya adalah agar vaksin yang dikembangkan di Jenner Institute Oxford University ini dapat segera digunakan dalam clinical trial dan penggunaan dalam jumlah besar atau massal.

Carina Joe tercatat sebagai peneliti di Jenner Institute University Oxford. Carina Joe adalah ilmuwan yang bertugas memungkinkan vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa digunakan di berbagai belahan dunia. Jadi, gampangnya, Carina Joe berhasil menemukan cara produksi massal vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Cari Setifikat Vaksin Covid-19 di PeduliLindungi.id, Ini Cara Downloadnya

Dalam rekaman wawancara di kanal YouTube Kompas TV pada Jumat (30/7/2021), wanita yang dulu bercita-cita menjadi dokter atau insinyur ini menjelaskan tanggung jawabnya dalam tim riset itu.

Kata Carina Joe, secara sederhana, dia bertanggung jawab untukmenemukan cara agar vaksin AstraZeneca bisa diproduksi lebih banyak.

"Karena percuma kan kalau kita menemukan vaksin, oh ini vaksin efektif, tapi kita enggak bisa produksinya. Kan kita enggak bisa ngasih ke masyarakat juga kan," timpal Indra Rudiansyah, pemuda Indonesia yang berada di balik terciptanya vaksin AstraZeneca.

"Kalau cuman bisa di skala lab mau kapan tahun mungkin kita produksinya, tapi kalau dengan proses development yang Carina lakukan kita memungkinkan scaling up (memperbanyak) produksi vaksin hingga ratusan juta dosis."

Lebih dari 600 juta dosis vaksin AstraZeneca telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia, termasuk 100 negara lebih yang tergabung dalam COVAX.

Berkat kerja kerasnya itu, Carina Joe menjadi salah satu pemegang hak paten dari vaksin AstraZeneca. Carina Joememegang hak paten vaksin AstraZeneca tentang manufacturing scale up atau produksi dalam skala besar.

Baca Juga: Cerita Warga Isoman yang Penciumannya Cepat Pulih, Foto Paru-paru Pasien Covid-19 Usai Divaksin Jadi Sorotan

Instagram Desra Percaya

Carina Joe, salah satu peneliti Indonesia yang berhasil menemukan cara produksi massal dari vaksin AstraZeneca.

Dalam wawancara itu, Carina Joe juga menjelaskan latar belakang hak paten vaksin AstraZeneca yang dia pegang. "Paten itu enggak cuma satu doang," ujarnya seraya menerangkan total ada lebih dari enam pemegang hak paten vaksin virus corona Oxford-AstraZeneca karena bidangnya berbeda-beda.

Sarah Gilbert yang mendapat standing ovation di turnamen tenis ternama Wimbledon 2021, juga memegang hak paten tapi tidak semuanya. Gilbert dikutip dari Reuters pada 11 Maret 2021 pernah mengemukakan, sebaiknya ide mengambil hak paten penuh dibuang jauh-jauh agar bisa dibagi-bagi.

"Saya ingin buang jauh-jauh gagasan itu (mengambil hak paten penuh), agar kita bisa berbagi kekayaan intelektual dan siapa pun bisa membuat vaksin mereka sendiri," ujar wanita berusia 59 tahun itu ke parlemen Inggris. Kala itu sedang ada pembahasan tentang siapa pemegang hak paten vaksin Covid-19 nantinya.

Carina Joe pernah bekerja dengan beragam laboratorium cGMP di berbagai negara untuk memperjuangkan transfer teknologi proses produksi vaksin.

Dalam live Instagram Desra Percaya, Carina Joe menceritakan pengalamannya saat terlibat produksi Vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: 4 Foto Paru-paru Orang Terinfeksi Covid-19 Bikin Syok, Ahli Ungkap Fakta Kondisi Pasien yang Sudah Divaksin

Instagram Desra Percaya

Carina Joe saat mengobrol dengan Ganjar Pranowo. Carina Joe salah satu peneliti Indonesia yang berhasil menemukan cara produksi massal dari vaksin AstraZeneca.

Carina Joe mengaku seperti mendapat proyek besar saat menerima tawaran, karena hasil kerjanya nanti akan memengaruhi langsung kehidupan masyarakat secara global.

"Terus perasaannya ada senangnya ada susahnya juga," ujar Carina dikutip dari Live Instagram Desra Percaya bersama Indra Rudiansyah dan Ganjar Pranowo, Minggu (25/7/2021).

Carina Joe pun menceritakan selama memproduksi vaksin AstraZeneca seluruh tim bekerja super keras, bahkan sampai tujuh hari seminggu dalam waktu 12 jam sehari, tanpa libur dan istirahat selama 1,5 tahun.

"Kita bekerja super keras, saya pikir setengah mati sih. Pas pandemi itu kita kerja tujuh hari seminggu, lebih dari 12 jam sehari. Tanpa libur tanpa istirahat selama 1,5 tahun itu. Supaya itu bisa digunakan di seluruh dunia," ungkap Carina Joe.

Dalam acara Ngosyek atau Ngobrol Asyeek di Instagram Duta Besar Indonesia untuk Inggris @desrapercaya, Carina mengisahkan awal mula dirinya berkecimpung di dunia bioteknologi. Kala itu, saat ia memilih masuk jurusan tersebut untuk menempuh pendidikan S1.

Usai tamat S1, ia ditawari internship di perusahaan Australia. Perusahaan inilah yang menawarkannya meneruskan studi hingga meraih gelar PhD untuk menunjang kariernya dalam bidang penelitian.

Baca Juga: 7 Foto Sederhana Jusuf Hamka, Pengusaha Muslim Tionghoa yang Curiga dengan Langkah Bisnis Keluarga Cendana

Instagram Desra Percaya

Carina Joe, salah satu peneliti Indonesia yang berhasil menemukan cara produksi massal dari vaksin AstraZeneca.

Peraih gelar PhD in Biotechnology di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia menambahkan bahwa pengalaman di industri bioteknologi turut berpengaruh hingga akhirnya terlibat dalam riset vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 saat ini.

"Setelah PhD, lanjut internship 7 tahun. Karena saya latar belakangnya industri, sementara apply ke postdoc Oxford, mereka senang sama background industri saya," ujarnya .

Carina Joe menjelaskan bahwa proses pembuatan vaksin memakan waktu 1,5 tahun dari yang sedianya 10 tahun. Menurutnya hal ini akan menjadi janggal di telinga masyarakat sehingga ketika melihat masih ada masyarakat yang takut vaksin, baginya amat dimaklumi.

Namun, di sisi lain, perlu adanya edukasi diri kepada masyarakat mengenai produksi vaksin dan manfaatnya di tengah pandemi.

"Produksi vaksin khususnya vaksin COVID-19 tetap dilaksanakan sesuai peraturan yang berlaku. Hanya saja, proses birokrasi dipercepat dan proses pembuatan dilaksanakan secara paralel," ungkapnya.

Baca Juga: 7 Foto Meme Makan di Warteg Cuma 20 Menit, Netizen Sentil Luhut: Aduh Kegigit Lengkuas!

Carina menambahkan bahwa proses birokrasi yang cepat bisa terjadi karena dilakukan secara paralel dan alasan kedaruratan. Sehingga proses pembuatan vaksin bisa memakan waktu yang jauh lebih singkat.

"Kenapa bisa cepat, karena kita lakukan paralel. Sebelumnya step by step, rencanakan dulu baru apply funding, 2-3 tahun kemudian baru dapat, barulah clinical trial. Kalau (pandemi) ini emergency," jelas Carina.

Ilmuwan muda asal Indonesia ini menjelaskan bahwa vaksin bersifat sebagai pencegah, maka pasien positif COVID-19 yang kemudian sadar akan kebutuhan vaksin tidak bisa lagi divaksinasi saat positif.

Maka dari itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk segera vaksin agar pandemi bisa cepat berakhir.

"Kita mau balik ke situasi semula, agar pandemi cepat berakhir, ayo vaksin segera."

Baca Juga: 7 Foto Lawas Flandy Limpele, Peraih Perunggu Olimpiade yang Bikin The Minions Pulang dengan Wajah Lesu

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya