Drama Edy Vs Bobby Makin Panas, Nyali Suami Kahiyang Ayu Disebut Mirip Jokowi Saat Lawan Gubernur Jawa Tengah

Minggu, 09 Mei 2021 | 20:11
Istimewa

Wali Kota Medan Bobby Nasution saat bersilaturahmi dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Perseteruan Bobby mirip Jokowi lawan Gubernur Jawa Tengah.

Fotokita.net - Drama perseteruan Edy Rahmayadi vs Bobby Nasution makin panas dan diprediksi bakal makin panjang. Kejadian ini mirip saat Jokowi melawan Gubernur Jawa Tengah.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi beradu mulut dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution.

Konflik di antara kepala daerah ini sudah begitu terbuka hingga jadi konsumsi publik.

Baca Juga: Diprotes Bobby Nasution Soal Lokasi Karantina, Edy Rahmayadi: Aku Nggak Peduli Siapa Dia!

Perseteruan bermula padaApril 2021. Ketika itu,Edy sempat menegur Bobby.

Permasalahannya adalah saat Bobby meresmikan pembukaan objek wisata kuliner Kesawan City Walk (KCW).

Lokasi Kesawan City Walkternyata kerap menimbulkan kerumunan massa. Terlebih lagi saat akhir pekan kerumunan massa makin tampak jelas di tengah pandemi corona seperti saat ini.

Edy pun geram. "Diberikan peringatan dan tadi sudah disampaikan tidak akan diulangi lagi," katanya Edy, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga: Fakta Baru, 2 Warga Tangsel Positif Varian Baru Corona India, Begini Kondisinya

Kata Edy, peringatan sudah dilontarkan tetapi kegiatan UMKM di Kesawan City tetap dilaksanakan.

Tetapi, jam operasionalnya harus mengikuti aturan PPKM Mikro yakni tidak lebih dari jam 22.00 WIB.

Bobby Nasution mengatakan, untuk mengurai keramaian pihak Pemkot Medan memperjauh jarak pedagang yang berjualan.

"Jadi setiap ruas jalan itu mungkin hampir 10 meter jarak (antar) pelaku UMKM yang selama ini diamati tidak digunakan akan kami gunakan hari ini, biar mengurai," ujar Bobby.

Baca Juga: Niat Busuk Perang Senjata Biologi Terbongkar, China Curi Data Laut Indonesia dengan Cara Ini

Rencana itu dijalankan.Tetapi, Kesawan City tetap menimbulkan kerumunan dan diduga melanggar PPKM Mikro. Khususnya soal jam operasional yang melewati batas waktu yang ditentukan.

Edy Rahmayadi mengancam akan menutup Kesawan City saat menanggapi hal itu.

"Sedang dikaji dan kalau dia tidak bisa diatur, memang sudah ketentuan melewati waktu ya kita bubarkan, kita hentikan," ujar Edy Senin (3/5/2021).

Baca Juga: Foto Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan yang Viral Usai Disebut Jokowi, Ternyata Mengandung Bahan Ini

Sonora FM Medan

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi sat memimpin sebuah rapat. Edy geram terhadap sikap Bobby Nasution.

Meski demikian, Edy mengatakan masih banyak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan di sana. Padahal satgas meminta warga mematuhi aturannya.

"Beginilah rakyat kita, wartawan kita (juga) sampaikan, 'hei rakyat nanti kalau kita terkena wabah, tak sempat pakai baju (lebaran)," ujar Edy.

Setelah komentarnya, keesokan harinya Kesawan City ditutup sementara yakni mulai Rabu (5/5/2021) hingga waktu yang belum ditentukan.

Alasan penutupan karena menyambut Lebaran dan adanya penataan ulang di Kesawan City.

Baca Juga: Pantas Berani Tantang Pasukan Khusus TNI dan Polri, Teroris OPM Disebut Punya Keunggulan Ini Buat Ladeni Densus 88 di Hutan Papua

Masalah Kesawan City sudah mereda, belakangan muncul lagi drama baru.

Pada Rabu (5/5/2021), di depan kamera wartawan, Bobbyyang juga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprotes Edy karena tidak berkoordinasi dengannya soal lokasi karantina WNI yang baru tiba dari luar negeri di Medan.

Lokasi karantina ini tersebar di lima hotel dan beberapa kantor milik Pemprov Sumut yang ada di Medan.

Baca Juga: Foto Malaysia Darurat Covid-19 Bikin Miris, Pakar UI: Tolong Jangan Remehkan Ini

IG Edy Rahmayadi

Bobby Nasution saat ritual nikah dengan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi. Perseteruan Bobby mirip Jokowi lawan Gubernur Jawa Tengah.

Bobby menyebut lokasi karantina WNI itu tersebar di lima hotel dan beberapa kantor milik Pemprov Sumut yang ada di Medan.

Dia menilai seharusnya Pemprov Sumut memberi tahu Pemkot Medan soal lokasi karantina itu.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari adatiga hal yang memiliki potensi konflik antara kedua kepala daerah itu akan berlangsung panjang dan besar. Pertama, perbedaan basis konstituen.

Edy datang dari kelompok konstituen yang berbeda dengan Bobby. Hal itu tercermin dari arahnya lebih kepada konstituen yang sama dengan Ustaz Abdul Somad (UAS).

Baca Juga: Kapal India Bawa Covid-19 ke Riau, Kondisi Sang Kapten Bikin Khawatir

“Edy dulu kampanye Pilgub dengan dukungan Ustaz Abdul Somad, seperti halnya UAS dukung Akhyar Nasution dalam Pilwako Kota Medan, di Desember 2020 yang lalu.

Bedanya, Edy berhasil mengalahkan Djarot Saiful Hidayat, sedangkan Akhyar dikalahkan Bobby Nasution. Jadi, konstituennya itu memang kira-kira bedalah,” kata Qodari, Minggu (9/5/2021).

Baca Juga: Gubernur Papua Blak-blakan Tolak Label Teroris untuk KKB, Sosok Mantan Presiden Indonesia Ini Makin Dirindukan, Caranya Bongkar Akar Masalah Bumi Mutiara Hitam Tak Tergantikan

IG Bobbynst

Wali Kota Medan Bobby Nasution saat meninjau kondisi sampah di Gang Kurnia, Kecamatan Medan Polonia, Medan. Bobby kena semprot Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi soal tempat isolasi untuk pendatang luar negeri.

Kedua, perbedaan latar belakang. Adanya perbedaan latar belakang antara Edy dan Bobby sehingga mempengaruhi konsep, cara atau gaya kepemimpinan dan pendekatan berbeda dalam menjalankan pemerintahan.

Edy sebagaimana diketahui memiliki latar belakang militer, mantan Pangkostrad, sementara Bobby dari kalangan sipil.

Menurut Qodari, konflik Edy dengan Bobby mengingatkan dirinya dengan konflik pada pertengahan tahun 2011 antara Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dengan Wali Kota Solo Joko Widodo.

Menurutnya, kala itu Bibit menyebut Jokowi ‘bodoh’ karena menolak rencana pembangunan mal di atas lahan bangunan kuno bekas Pabrik Es Saripetojo yang berlokasi di Purwosari, Laweyan Solo.

Baca Juga: KKB Papua Makin Ketar-ketir, Denjaka Tak Masuk Bumi Cendrawasih, TNI Malah Kirim Pasukan Setan yang Kemampuannya Bisa Bikin OPM Kocar-kacir

“Dulu, Gubernur Jawa Tengah pernah berseteru dan menyebut Pak Jokowi bodoh ketika itu. Pak Jokowi adalah Wali Kota Solo, kebetulan memang latar belakang Pak Edy ini mirip banget dengan Pak Bibit, sama-sama militer, sama-sama pernah menjadi Panglima Kostrad. Bibit berseteru dengan Jokowi. Mirip Edy vs Bobby sekarang ini,” beber Qodari.

Ketiga, ada nuansa kompetisi terselubung. Qodari memprediksi perseteruan akan panjang karena selain beda konstituen, Edy bisa saja melihat Bobby sebagai lawan potensial untuk masa jabatan kedua di Pilgub Sumut 2024.

Baca Juga: Cuma Pakai NIK KTP, Cara Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta di HP Kita, Klik eform.bri.co.id/bpum Atau banpresbpum.id

“Jadi, dalam konteks ini kebijakan publik itu menjadi lebih rumit,” ujar Qodari.

Selain itu, menurut Qodari fenomena perselisihan antara kepala daerah bukan hal yang baru.

Contoh wilayah lain yang bersitegang yaitu Provinsi Lampung, yakni Gubernur Ridho Ficardo berselisih dengan Wali Kota Bandar Lampung Herman Hasanusi.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Korban Covid-19, Filipina Bisa Bernasib Sama dengan India, Tapi Indonesia Malah Diminta Belajar dari Negara Kecil ASEAN Ini

Qodari berharap nuansa kompetisi pilkada jangan sampai mengganggu kebijakan publik.

Untuk itu, pihak Edy maupun Bobby harus menurunkan ego masing-masing dan berpikir untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas.

“Justru kepentingan masyarakat itu hemat saya harus menjadi titik temu antara keduanya,” ujar Qodari.

Baca Juga: Terkuak, Puluhan WNA China Masuk Indonesia untuk Kerja di Proyek Ini

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya