Niat Busuk Perang Senjata Biologi Terbongkar, China Curi Data Laut Indonesia dengan Cara Ini

Minggu, 09 Mei 2021 | 14:56
Kolase

Kapal penyelamat China Tan Suo 2 sudah bekerja untuk evakuasi KRI Nanggala-402, sementara niat busuk China untuk Perang Dunia 3 terbongkar.

Fotokita.net - China yang dituduh menyiapkan virus corona sebagai senjata dalam perang biologi terus diselidiki. Kini, China dituding telah siap mencuri data laut Indonesia dengan cara ini.

Sejak awal pandemi Covid-19 merebak, Amerika Serikat terus-menerus menuding China sebagai penyebar virus mematikan itu.

Ketika itu, pemerintahan Donald Trump terus melakukan berbagai upaya untuk membuktikan tuduhannya pada negara Tirai Bambu itu.

Tangan kanan Donald Trump, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, berulang kali menuturkan bahwa China menolak memberikan sampel virus corona yang terdapat pada pasien sekitar Desember 2020.

Baca Juga: Terkuak, Puluhan WNA China Masuk Indonesia untuk Kerja di Proyek Ini

Beradasarkan laporan Newsweek yang mengutip lembaga intelijen AS pada 27 Maret 2021, ada dugaan pandemi itu terjadi akibat kekeliruan penanganan yang dilakukan di Institut Virologi Wuhan.

Akan tetapi, hingga saat ini belum ada bukti yang mendukung dugaan tersebut.

Sementara itu, menurut Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang mengutip dua sumber pejabat resmi menyatakan China diduga sengaja menekan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Januari 2021 untuk tidak terlalu khawatir dengan wabah virus corona.

Baca Juga: Foto Malaysia Darurat Covid-19 Bikin Miris, Pakar UI: Tolong Jangan Remehkan Ini

Hal ini menjadi awal mula persoalan baru antara China dan AS.

AS menuduh China terus menutupi data virus corona, sedangkan China menuding pemerintah AS berupaya mengalihkan perhatian dari penambahan kasus infeksi di dalam negeri.

Para penyelidik AS kini mengungkan sebuah dokumen rahasia yang berisi laporan terbaru atas niat busuk China.

Pada Minggu (9/5/2021) seperti dikutip daridailymail.co.uk, laporan itu menyebutkan bahwa ilmuwan China telah mempersiapkan Perang Dunia 3 dengan senjata biologis dan genetik, termasuk virus corona selama enam tahun terakhir.

Baca Juga: Fakta Baru, 2 Warga Tangsel Positif Varian Baru Corona India, Begini Kondisinya

Dari laporang terbaru itu, sejak 2015 Beijing mempertimbangkan potensi militer dari virus corona SARS juga telah menimbulkan kekhawatiran baru atas penyebab Covid-19.

Pasalnya, beberapa pejabat masih percaya bahwa virus itu lolos dari laboratorium China.

Dokumen yang dibuat oleh para ilmuwan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA China) dan pejabat kesehatan, yang rinciannya dilaporkan di The Australian, meneliti manipulasi penyakit untuk membuat senjata dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Baca Juga: Kapal India Bawa Covid-19 ke Riau, Kondisi Sang Kapten Bikin Khawatir

dok. AP

Laboratorium Wuhan China yang menyimpan virus Corona hingga dituding memicu Perang Dunia 3. china juga dituding mencuri data Laut Indonesia dengan cara ini.

Para penulis dokumen tersebut bersikeras bahwa Perang Dunia 3 akan bersifat biologis. Tentu, hal ini berbeda dengan dua perang dunia sebelumnya,yang masing-masing digambarkan sebagai perang kimia dan nuklir.

Laporan itu merujuk pada akhir Perang Dunia 2 yang ditandai dengan dua bom atom yang dijatuhkan di Jepang hingga memaksa mereka untuk menyerah.

Merujuk pada hal itu, China kini mengklaim senjata biologis akan menjadi senjata inti untuk kemenangan dalam Perang Dunia 3.

Baca Juga: Tujuan Warga India Kabur ke Indonesia Bikin Geram, Ini Penyebab Ledakan Kasus Corona di Negeri Bollywood Hingga Disebut Tsunami Covid-19

Laporan bersifat rahasiatersebut juga menguraikan cara-cara untuk melepaskan senjata biologis dan menyebabkan kerusakan maksimumterhadap sistem medis musuh.

Para ilmuwan China, dalam laporan itu mengatakan bahawa serangan semacam senjata biologi tidak boleh dilakukan di tengah hari yang cerah.

Alasannya, karena sinar matahari yang intens dapat merusak patogen, sementara hujan atau salju dapat memengaruhi partikel aerosol.

Sebaliknya, harus dilepaskan pada malam hari, atau saat fajar, senja, atau di bawah cuaca mendung, dengan arah angin yang stabil. Dengan demikian,aerosol dapat melayang ke area sasaran.

Baca Juga: Kewalahan Tangani Korban Covid-19, Filipina Bisa Bernasib Sama dengan India, Tapi Indonesia Malah Diminta Belajar dari Negara Kecil ASEAN Ini

dok.

Laboratorium Wuhan China yang menyimpan virus Corona hingga dituding memicu Perang Dunia 3. china juga dituding mencuri data Laut Indonesia dengan cara ini.

Sementara itu, penelitian juga mencatat bahwa serangan semacam itu akan mengakibatkan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, yang kemudian dapat menyebabkan sistem medis musuh runtuh.

"Dokumen ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang ambisi beberapa dari mereka," kataAnggota Parlemen Tom Tugendhat, ketua komite urusan luar negeri.

"Bahkan mereka sangat sadar bahwa senjata-senjata ini berbahaya."

"Tak hanya untuk musuh, tapi warga China sendiri."

Baca Juga: Imigrasi Tak Bisa Larang Kedatangan Meski Bawa Virus Corona, 117 WN India Nekat Masuk Indonesia Demi Kepentingan Ini

Bukan hanya laporan soal niat busuk Perang Dunia 3 dengan virus corona, China kini dituding akan mencuri data Laut Indonesia.

Seperti kita ketahui, China sudah menyanggupi permintaan Indonesia untuk membantu mengangkat kapal selama KRI Nanggala-402 yang tenggelam di dasar perairan Bali utara.

Pada awal Mei 2021, Kementerian Pertahanan China memastikan akan bergabung dalam upaya penyelamatan internasional setelah menyampaikan pernyataan "belasungkawa yang mendalam" untuk para korban.

"Kami ingin menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kapal selam Indonesia yang tenggelam, KRI Nanggala-402, dan menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga yang berduka," kata Kolonel Ren Guoqiang, juru bicara Kementerian Pertahanan China.

Baca Juga: Pantas Berani Tantang Pasukan Khusus TNI dan Polri, Teroris OPM Disebut Punya Keunggulan Ini Buat Ladeni Densus 88 di Hutan Papua

Kolonel Ren menambahkan, atas permintaan Pemerintah Indonesia, Tentara Pembebasan Rakyat telah mengirim kapal-kapal Angkatan Laut ke "perairan yang relevan di Selat Lombok" untuk membantu mengangkat kapal selam buatan Jerman yang berusia 44 tahun itu.

Pada akhir 2020, TNI AL menunjukkan drone bawah laut yang diduga milik China yang ditemukan oleh nelayan Pulau Selayar yang letaknya di sekitar perairan tersebut.

Sejumlah pihak menduga alat berukuran seperti rudal ini sedang memetakan jalur maritim penting menuju Australia.

Baca Juga: Kapal China Bantu Angkat KRI Nanggala-402, Sekutu Amerika Langsung Pergi

Seorang pakar kapal selam China yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh media pemerintah, menyebutkan misi penyelamatan ini akan mendatangkan manfaat bagi Tentara Pembebasan Rakyat.

"Ini dapat membantu China mempelajari geografi militer maritim di daerah tempat kapal selam itu tenggelam, serta memperluas kerja sama internasional dan pengaruh Angkatan Laut kita dalam penyelamatan kapal selam," kata pakar tersebut.

Pihak Angkatan Laut Indonesia mengatakan bahwa tiga kapal China, termasuk kapal penyelamat Yongxingdao 863, diharapkan bergabung dalam operasi penyelamatan ini.

Baca Juga: Foto Bipang Ambawang, Kuliner Khas Kalimantan yang Viral Usai Disebut Jokowi, Ternyata Mengandung Bahan Ini

dok.

Kapal penyelamat China Tan Suo 2 sudah bekerja untuk evakuasi KRI Nanggala-402. China dituding mencuri data Laut Indonesia dengan cara ini.

Kini, lapal China sudah mulai melakukan operasi untuk mengangkat kapal selam Nanggala 402 secara cuma-cuma. Tentu, seperti kita ketahui, tak ada makan siang gartis.

Sejumlah pengamat menyebut operasi penyelamatan KRI Nanggala-402 adalah kemenangan halus bagi Beijing.

Operasi ini juga memberikan kesempatan bagi China untuk memetakan wilayah perairan penting yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Laut China Selatan.

Baca Juga: Cara Menemukan Style Fotografi yang Kita Inginkan, Ternyata Mudah Kok!

Indonesia sudah menerima tawaran China untuk mengirimkan tiga kapal, termasuk kapal yang mempunyai kemampuan hidrografis Tansuo 2, untuk mengangkat kapal selam berusia 44 tahun yang tenggelam di wilayah utara perairan Bali itu ketika melakukan latihan torpedo di dekat Selat Lombok dengan 53 anak buah kapal bulan lalu.

Mengutip dari laman the Australian, Jumat (6/5/2021), juru bicara Angkatan Laut Indonesia mengatakan Kementerian Pertahanan menerima tawaran dari Australia, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan China untuk membantu mengangkat kapal selam seberat 1.395 ton itu yang terbelah menjadi tiga bagian di dasar laut kedalaman 838 meter.

Tapi Indonesia menerima tawaran dari Beijing karena "kapal mereka sudah dekat ke Indonesia dan bantuan itu sepenuhnya cuma-cuma."

Baca Juga: Foto Gus Miftah Orasi di Gereja Viral, Ustaz Abdul Somad: Haram!

dok.

Kapal penyelamat China Tan Suo 2 sudah bekerja untuk evakuasi KRI Nanggala-402. China dituding mencuri data Laut Indonesia dengan cara ini.

Pihak Indonesia membenarkan ketiga kapal China dan 48 penyelam mereka sudah memulai operasi pengangkatan itu setelah kapal Tansuo tiba di pelabuhan pada Rabu lalu, tapi kapal Indonesia TImas 1201 yang juga akan membantu proses pengangkatan masih dalam perjalanan.

Dua kapal Angkatan Laut Indonesia juga berada di lokasi, kata jubir AL, seraya menambahkan: "Kami perlu memantau mereka supaya mereka tidak sembarangan mengambil data."

Baca Juga: Anang Hermansyah Mampu Beli Kamera Leica Rp 400 Juta, Ini Reaksi Gus Miftah Disinggung Suami Ashanty Pakai Dukun Buat Lariskan Dagangan

Bagi sebagian kalangan, menerima tawaran China itu cukup mengherankan karena keterlibatan China dalam sengketa laut di kawasan dan ada kemungkinan Angkatan Laut China menempatkan alat sensor pemantau di wilayah perairan penting bagi lalu lintas pelayaran.

Sudah bukan rahasia lagi China akan mendapat keuntungan dengan misi pengangkatan kapal selama ini seperti dikatakan seorang pakar kemaritiman kepada media pemerintah China, Global Times, operasi ini akan mendukung tujuan keamanan nasional yang lebih jauh.

Misi ini akan membuat China bisa "mempelajari peta geografi militer kemaritiman di kawasan itu sekaligus memperluas kerja sama internasional dan pengaruh mereka dalam hal misi penyelamatan," kata pakar tersebut.

Selat Lombok disukai oleh kapal selam bersenjata nuklir karena daerah itu punya perairan cukup dalam dan tidak seramai Selat Malaka.

Baca Juga: Foto Anggota KKB Papua Cium Merah Putih Beredar, Cara Kapolres Yapen Luluhkan Hati Tentara OPM Tanpa Angkat Senjata Jadi Sorotan

dok.

Kapal penyelamat China Tan Suo 2 sudah bekerja untuk evakuasi KRI Nanggala-402. China dituding mencuri data Laut Indonesia dengan cara ini.

Selain itu kapal di sana tidak diharuskan memperlihatkan bendera ketika sedang melintas. Perairan itu juga sering dipakai lalu lintas barang oleh Australia.

Australia memahami AS juga menawarkan bantuan tapi mereka tidak mau secara cuma-cuma.

Sejumlah ahli memperkirakan biaya pengangkatan kapal selam itu bisa mencapai USD 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun mengingat lokasi kapal selam itu tenggelam cukup dalam.

Pengamat keamanan kawasan Malcolm Cook mengatakan kepada The Australian, ini kali pertama China--yang bukan negara dengan tradisi maritim membantu operasi penyelamatan semacam ini--tidak seperti AS, Australia, dan Jepang--"akan memberikan bantuan kepada Indonesia di tengah situasi semacam ini."

Baca Juga: KKB Papua Makin Ketar-ketir, Denjaka Tak Masuk Bumi Cendrawasih, TNI Malah Kirim Pasukan Setan yang Kemampuannya Bisa Bikin OPM Kocar-kacir

"Kalau Anda ingin membeberkan cara bagaimana meningkatkan kekuatan diplomasi China di Indonesia, maka saya tidak tahu cara lain yang lebih baik dari ini," kata Cook.

"Selat Lombok adalah kawasan yang sangat penting bagi lalu lintas kapal selam dan itu menjadi kegiatan yang sensitif dan sulit dilacak.

"Jika mereka bisa memetakan daerah itu maka mereka bisa punya informasi yang lebih baik tentang kondisi terkini dasar laut dan arus di Selat Lombok dan itu bisa menguntungkan bagi kapal selam China.

Jika mereka juga bisa memasang alat sensor di selat itu maka mereka bisa melacak siapa saja yang melintasi kawasan itu dan itu bisa merugikan."

Baca Juga: Curhat Pilu Pasukan Khusus Kapal Selam, Terbaring Lemah Di Ranjang Hingga Sulit Bicara, Mantan Komandan KRI Nanggala-402: Saya Sakit Hati

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya