Pemilik Motor Bom Bunuh Diri Terungkap, Ternyata Dalang Aksi Keji di Makassar Kirim Uang dari Afghanistan dengan Cara Ini: Donaturnya dari 5 Negara

Senin, 29 Maret 2021 | 09:30
Sonora.ID

Wali Kota Makassar, Danny Pomanto beri semangat korban bom gereja katedral

Fotokita.net - Pemilik motor bom bunuh diri terungkap, ternyata dalang aksi keji di Makassar kirim uang dari Afghanistan dengan cara ini: donaturnya dari 5 negara.

Polisi terus mengejar dalang aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Peristiwa memilukan yang terjadi pada Minggu (28/3/2021) pagi telah melukaisebanyak 20 orang.

Sebelumnya, disebutkan ada 14 orang korban mengalami luka-luka akibat ledakan pada Minggu (28/3/2021).

Kini korban bertambah 6 orang, sehingga total ada 20 korban.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam mengatakan, para korban menderita luka berbeda-beda.Mulai berat, sedang, hingga ringan.

Baca Juga: Terungkap, Pemilik Sepeda Motor yang Dipakai Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Kapolda Sulsel menyebutkan selain RS Stella Maris, korban luka, ada juga yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan RS Siloam.

"Sampai saat ini di RS Bhayangkara ada 7, Siloam 4 dan sisanya di RS lainnya. Total 20 orang," jelasnya, Minggu, dikutip dari TribunTimur.

"Kondisi korban ada luka berat dan sedang. Kalau yang ringan sempat diberikan pengobatan ada yang rawat jalan dia sudah pulang," lanjutnya.

Dia mengatakan korban yang luka ringan sudah ada yang pulang.

Baca Juga: Bukan Cuma Guncang Gereja Katedral, Kota Makassar Ternyata Berkali-kali Diguncang Teror Bom Hingga Jusuf Kalla Ungkap Akar Penyebabnya

Sedangkan yang parah atau yang mengalami luka bakar masih dirawat intensif dari dokter dan petugas kesehatan.

"Kalau yang luka bakar ini kita rawat intensif di RS Bhayangkara," terangnya.

Polisi telah melakukan identifikasi terhadap pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Pelaku diketahui dua orang, laki-laki dan perempuan.

Polisi terus melakukan penyelidikan atas terjadinya bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan mengatakan polisi telah melakukan proses identifikasi pelaku bom bunuh diri.

Baca Juga: Foto-foto Bom Bunuh Diri Makassar Beredar, Bagian Tubuh Ditemukan di Lokasi Ledakan, Warga Bergidik Ceritakan Kronologinya

Proses identifikasi itu dilakukan oleh Tim Inafis dan DVI dan Puslabfor Polda Sulsel.

Tim mengumpulkan serpihan tubuh pelaku di sekitar lokasi kejadian.

Dari identifikasi sementara, pelaku diketahui dua orang, laki-laki dan perempuan.

"Yang satu itu yang laki-laki masih menempel di motornya, yang lebih parah lagi kondisinya ini yang perempuan," kata Kombes Pol E Zulpan, dikutip dari Tribun Timur.

Baca Juga: Bikin Syok Warga Karena Dikira Gempa, Ini Penyebab Kilang Minyak Pertamina di Balongan Indramayu Meledak Hingga Terjadi Kebakaran Besar

Ist.

Sepeda motor yang diduga digunakan pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.

Meski telah memastikan pelaku dua orang berikut jenis kelaminnya, polisi belum bisa mengungkap identitas dua pelaku.

Hal ini karena kondisi jenazah dua pelaku yang sudah hancur.

"Sudah dilakukan penelitian oleh tim Inafis dan DVI, siapa kedua pelaku ini."

Baca Juga: Kalah Telak dari Hotman Paris di Pengadilan, Hotma Sitompul Kembalikan Uang E-KTP 400.000 Dollar AS Hingga Akui Bertemu Setya Novanto

"Mudah-mudahan dalam waktu singkat kita bisa sampaikan identitas kedua pelaku," terang Kombes Pol E Zulpan.

Kendarai Motor atas Nama Hasnawati

Masih mengutip dari Tribun Timur, dua pelaku bom bunuh diri itu diketahui mengendarai motor bernopol DD 5984 MD.

Baca Juga: Beri Hadiah Paling Indah Buat Krisdayanti, Raul Lemos Malah Larang Darah Dagingnya Datang ke Acara Pernikahan Aurel, Ada Apa?

Dari hasil pengecekan, motor jenis matic tersebut atas nama Hasnawati yang beralamat di Pampang, Kecamatan Panakukang, Makassar.

Saat menjalankan aksinya, pelaku masuk ke halaman gereja melaku pintu gerbang.

Namun, keduanya dicegah oleh petugas keamanan gereja.

Handover

Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, berserakan potongan tubuh.

“Dua orang tadi dicegah oleh security gereja tersebut tapi kemudian terjadilah ledakan itu,” terang Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Argo Yuwono, Minggu (28/3/2021).

Akibatnya, motor yang dikendarai pelaku hancur.

Pelaku bom bunuh diri pun tewas di tempat.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap otak dalang di balik aksi bom bunuh di depan Gereja Katedral Makassar.

Baca Juga: Tangis Azriel Pecah Lihat Ashanty Kritis, istri Anang Hermansyah Tak Punya Pilihan Lain Saat Anak Sambungnya Kepergok Hamili Anak Orang: Ngawinin...

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, merupakan jaringan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Hal tersebut diungkapkan Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat meninjau lokasi kejadian bersama Panglima TNI Hadi Tjahjanto di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujungpandang, Kota Makassar Minggu malam.

Baca Juga: Terawangan Denny Darko Terbukti? Para Bos Parpol Blak-blakan Beri Dukungan Buat Gibran Rakabuming: Dia yang Pengaruhi Jokowi

Menurut dia, dua pelaku bom bunuh diri tersebut berkaitan dengan 19 teroris JAD yang ditangkap di Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.

"Pelaku ini merupakan jaringan JAD (berkaitan) dengan 19 anggota JAD yang ditangkap kemarin," kata Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Tribun-timur.com

Kondisi motor matic yang diduga digunakan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katerdal Makassar, Sabtu (28/03/2021).

Sosok Daniel Otak JAD

Jamaah Ansharut Daulah (JAD) adalah organisasi teroris yang berafiliasi ke ISIS.

Di balik organisasi itu ada seorang yang menjadi mastermind-nya atau dalangnya.

Mabes Polri mengungkap masih mengejar seorang terduga teroris bernama Saefullah alias Daniel alias Chaniago.

Penjaga perpustakaan Ponpes Ibnu Mas'ud itu bahkan masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO).

Baca Juga: Sukses Geser Posisi Nia Ramadhani, Ini Sosok Cantik Mikhavita Wijaya Istri Bams Eks Samsons yang Selalu Unggah Foto Romantis Saat Sang Suami Menderita Penyakit Mematikan

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo pada akhir 2019 lalu mengatakan Saefullah mengendalikan dan memberi perintah kepada sejumlah terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia.

Salah satunya kepada terduga teroris N atau Novendri yang ditangkap di Padang, Sumatera Barat.

Saefullah mengarahkan N untuk mengirim uang kepada Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"N ini ada pengendalinya, mastermind-nya saat ini atas nama Saefullah alias Daniel alias Chaniago.

Baca Juga: Ngakunya Jadi Artis Paling Santai, Aib Sule Dibongkar Kiky Saputri Hingga Bikin Natalie Holscher Meradang: Cepet Sembuh Mbaknya

Sonora.ID

Kapolri Listyo Sigit Prabowo memberi keterangan usai tinjau bom gereja katedral Makassar

Yang bersangkutan sudah diterbitkan DPO oleh Densus 88 sebagai mastermind," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Saat ini Daniel diduga berada di satu wilayah di Khorasan Afghanistan.

"Kenapa ada di situ, (karena) pasca-kekalahan ISIS di Suriah, Al Baghdadi langsung pecah kekuatannya.

Baca Juga: Terpesona Senyum Sang Artis Cantik, Jenderal Kopassus Ini Rela Ingkari Janji Hingga Dapat Telepon Mabes TNI Berkali-kali: Saya Pusing Juga

Saat ini kekuatan ISIS sudah mengarah ke suatu daerah, yaitu di Khorasan Afghanistan.

Ini daerah abu-abu, daerah perbatasan yang tidak bisa dikontrol oleh satu pemerintah, itu sebabnya mereka kuat di situ," imbuhnya.

Selain itu, Saefullah mengontrol beberapa pelaku yang ada di Indonesia, antara lain tersangka Yoga dari JAD Kalimantan Timur yang ditangkap Juni 2019.

Baca Juga: Pantas Harta Duniawinya Bikin Iri Teddy Pardiyana, Ternyata Begini Cara Sule Rawat Pabrik Uang di Dunia Hiburan Tanah Air

Yoga sendiri berperan menggantikan Andi Baso, sebagai jembatan penghubung antara kelompok ISIS atau JAD di Indonesia dan Filipina.

Menurut Dedi, Saefullah berencana mengirimkan uang kepada Yoga untuk membeli senjata di Filipina, untuk nantinya dikirim ke Indonesia.

Tribunnews/Irwan Rismawan
Tribunnews/Irwan Rismawan

Anggota Densus 88 membawa terduga teroris dari Makassar setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021). Sebanyak 26 orang terduga teroris yaitu 19 orang dari Makassar dan 7 orang dari Gorontalo yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dibawa ke Jakarta untuk pemeri

Saefullah juga disebut sebagai orang yang mengatur perjalanan Muhammad Aulia beserta 11 orang Indonesia lain yang berencana berangkat ke Khorasan Afghanistan.

Namun, mereka dideportasi dari Bangkok dan kemudian ditangkap Densus 88 di Bandara Kualanamu, Medan.

Mabes Polri mengatakan Saefullah alias Daniel alias Chaniago, mastermind kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia, mendapatkan aliran dana dari luar negeri guna melakukan aksi terorisme.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Saefullah mendapatkan aliran dana dari 12 oknum berbeda, yang ditransfer dari lima negara berbeda pula.

Baca Juga: Beri Hadiah Paling Indah Buat Krisdayanti, Raul Lemos Malah Larang Darah Dagingnya Datang ke Acara Pernikahan Aurel, Ada Apa?

"Saudara Saeful ini menerima beberapa aliran dana, ini aliran dana dari negara Trinidad Tobago ada tujuh kali, dari Maldives ada satu kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia sekali," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Ia menyebut Saefullah tercatat mulai mendapatkan aliran dana tersebut dalam kurun waktu Maret 2016 hingga September 2017.

Berdasarkan penyelidikan kepolisian, adapun dana yang terkumpul $ 28.921.89 atau Rp 413.169.857 yang ditransfer melalui Western Union.

"Seluruhnya terkumpul Rp 413.169.857. Mereka menggunakan sistem aliran dana western union," ucapnya.

Baca Juga: Sudah Ditinggal Pergi Istri Baru, Nasib Teddy Pardiyana Diterawang Makin Suram, Mbak You: Uang Panas Dipake Jadi Tak Berkah

Berikut nama oknum yang mengirimkan aliran dana kepada Saefulah :

1.Yahya Abdul Karim dari Trinidad & Tobago (4 kali);

2. Fawaaz Ali dari Trinidad & Tobago;

3. Keberina Deonarine dari Trinidad & Tobago;

4. Ahmed Afrah dari Maldives;

5. Ricky Mohammed dari Trinidad & Tobago (2 kali);

6. Ian Marvin Bailey dari Trinidad & Tobago;

Baca Juga: Tinggal Selangkah ke Pelaminan, Denny Darko Ungkap Ketakutan Terbesar Aurel Hermansyah Jalani Hidup Bersama Atta Halilintar

7. Pedro Manuel Morales Mendoza dari Venezuela;

8. Mehboob Suliman dari Jerman;

9. Simouh Ilyas dari Jerman;

10. Muslih Ali dari Maldives;

11. Furkan Cinar dari Trinidad & Tobago;

12. Jonius Ondie Jahali dari Malaysia.

Kata pengamat

Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, Al Chaidar, meyakini pelaku pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

Analisisnya didasarkan pada sasaran pengeboman yang serupa dengan insiden di Surabaya, Jawa Timur, pada 2018 dan Jolo, Filipina, pada 2019: sama-sama menyasar gereja Katolik.

Baca Juga: Wajar Denny Darko Khawatir Mental Aurel, Ibunda Atta Halilintar Akui Tak Diberi Tahu Rencana Rumah Tangga Anak Sulungnya: Dia Nggak Pernah Bilang

Al Chaidar menduga, serangan tersebut merupakan balas dendam kelompok JAD atas penangkapan puluhan anggotanya dan tewasnya dua orang dari kelompoknya oleh Densus 88 Antiteror Polri pada awal Januari lalu di Makassar.

"Jadi daripada tertangkap atau tewas maka mereka segera melakukan serangan amaliyah," ujar Al Chaidar kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, hari Minggu (28/03/2021).

"Mereka menyasar gereja karena mereka kelompok Wahabi Takfiri yang christophobia atau tidak menyukai orang-orang non-Muslim," sambungnya.

'Amaliyah jelang bulan Ramadan'

Senada dengan Al Chaidar, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, juga menduga pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar terkait dengan kelompok JAD yang kerap menyasar tempat ibadah.

Namun demikian, aksi itu tidak semata dilakukan atas dasar balas dendam tapi sebagai "amaliyah (aksi) menjelang bulan Ramadan".

"Mereka mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," tutur Muhammad Syauqillah kepada BBC News Indonesia.

"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu."

Baca Juga: Murka di Dalam Sidang Karena Dihinakan, Emosi Habib Rizieq Mendadak Luluh Usai Hakim Bilang Begini: Tak Ada Foto Presiden Di Sini

Tindakan pengeboman jelang bulan Ramadhan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 lalu di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Persebaran kelompok JAD meluas di 19 provinsi

Muhammad Syauqillah dan Al Chaidar sepakat bahwa jumlah anggota kelompok JAD di Sulawesi Selatan masih cukup banyak kendati puluhan orangnya telah ditangkap Densus 88 Antiteror.

Sehingga tidak menutup kemungkinan akan adanya serangan lanjutan.

"Melihat persebaran jumlah mereka, akan ada serangan lain di pelbagai tempat dan kemungkinan di tempat-tempat yang ada Gereja Katedralnya apakah di Medan, Palembang, dan sebagainya," imbuh Al Chaidar.

Baca Juga: Bikin Malu, WNI Ikut Rencana Pembunuhan Mahathir Mohamad Karena Alasan Ini, Begini Nasibnya Sekarang

Dia juga mengatakan perekrutan kelompok JAD di Indonesia sangat cepat dan jumlahnya berkali lipat.

Ia mencontohkan, jika dahulu dalam satu bulan mereka bisa merekrut dua hingga tiga simpatisan baru, maka sekarang mencapai puluhan orang.

Karena itulah, Al Chaidar menilai penangkapan besar-besaran yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri hanya merepotkan aparat keamanan tapi tak cukup efektif membendung masifnya apa yang disebut sebagai ideologi trans-nasional Wahabi Takfiri.

Yang harus segera dilakukan pemerintah, katanya, adalah mengintensifkan gerakan kontra wacana ideologi trans-nasional Wahabi di Indonesia.

Baca Juga: Dituding Pelakor, Umi Pipik Diam-diam Jalan Bareng dengan Mantan Nia Ramadhani, Ressa Herlambang: 'Biarkan Umi yang Memilih'

Caranya melibatkan ahli keagamaan dari pelbagai universitas.

Sebab berdasarkan pengamatannya, sel aktif kelompok JAD saat ini sudah menyebar di 19 provinsi dari sebelumnya hanya di 18 provinsi.

"Pemerintah dalam hal ini sepertinya tidak punya imajinasi untuk membendung ideologi itu.

Padahal banyak ahli keagamaan seperti di UIN, UI, UGM yang memiliki kemampuan untuk counter-discourse."

"Kalau penangkapan-penangkapan terus enggak akan habis-habis."

Baca Juga: Pantas Jejaknya Tak Tercium Media, Habib Rizieq Ternyata Punya Fasilitas Mewah di RS Ummi, Faktanya Terbongkar di Pengadilan

Aktif di media sosial

Mabes Polri mengatakan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) lebih terstruktur di dunia maya daripada di lapangan.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan hal tersebut berbeda dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang lebih terstruktur di lapangan.

"JAD tidak terstruktur di lapangan, beda dengan JI yang terstruktur di lapangan.

Mereka terstrukturnya secara virtual," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2019) lalu.

Ia menjelaskan kelompok JAD akan memberi kabar terlebih dahulu apabila hendak melakukan aksi amaliyah.

Baca Juga: Nikah Muda Hingga Pindah Agama Ikuti Suami, Seleb Cantik Ini Banting Tulang Urus Sendiri 3 Anaknya: Rasanya Ingin Nangis

Kabar itu diberikan melalui media sosial, dimana Telegram menjadi salah satu media sosial yang dimanfaatkan kelompok teroris tersebut.

"Intensitas komunikasinya di media sosial terstruktur dan sistematis.

Kalau mau melakukan amaliyah, mereka akan sampaikan di Telegram maupun media sosial lainnya, misalnya 'Saya akan melakukan amaliyah pada hari ini'," kata dia.

Tapi dalam komunikasinya dia tidak akan menyebutkan secara detail siapa yang menjadi targetnya termasuk waktu dan tempatnya.

"Dia cukup men-declare akan melakukan amaliyah, mohon doanya, langsung dilakukan," katanya.

Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan bahwa aksi amaliyah yang dilakukan anggota kelompok tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.

"Bergerak melakukan amaliyah dengan kemampuan masing-masing, kalau kemampuan membuat bom ya contohnya suicide bomber," katanya.

Baca Juga: Akhirnya Terbongkar, Koar-koar Akun Sang Ayah Diblokir Semena-mena, Tingkah Anak Dadang Subur Dewa Kipas Disorot: Kok Tega Jual Bapaknya Sendiri

(Tribunnews.com/Daryono/Pravitri/TribunTimur/Muslimin Emba/Tribun Jabar/BBC)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya