Fotokita.net - Ibunda Felicia Tissue sebut kacang lupa kulit, bisnis Kaesang Pangarep malah makin mentereng, ambil alih klub bola kebanggaan kota Solo.
Beberapa waktu lalu publik dibikin terkejut pada kisruh kisah cinta Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue. Saat kabar putusnya Kaesang dengan Felicia sontak urusan pribadi anak bungsu Presiden Jokowi dikulik.
Kaesang disebut meninggalkan Felicia begitu saja tanpa kejelasan.
Hal ini tak lain setelah ibunda Felicia Tissue, Meilia Lau menyindir perlakuan putra bungsu Presiden Joko Widodo ini.
Meilia tak terima karena Kaesang kini sudah punya gandengan baru tanpa memutuskan hubungan dengan Felicia.
Sejak jadi perbincangan, beragam hal pribadi Kaesang dan Felicia ikut dibongkar. Termasuk, bagaimana sejarah Kaesang Pangarep memulai bisnis Sang Pisang.
Akun Instagram Meilia Lau mengungkap kekecewaannya di sosial media.
Di salah satu postingannya, ia mengunggah foto kelulusan Kaesang dan Felicia Tissue.
Tampak Kaesang dan Felicia mengenakan toga dan jubah.
Dua anak muda tersebut diapit oleh Iriana dan Jokowi.
"Anakku membawanya sampai lulus kuliah
Hidup dalam kesederhanaan naik MRT naik bus biasa saja.
Merintis usaha bersama di awal tahun 2017 dibimbing oleh kakaknya bagaimana menjadi wiraswasta yang berhasil mulai dari 0.
Anakku sudah berjanji bahwa dia @kaesangp akan membawa ijazah balik ke indonesia.
Janji itu diucapkan di depan Ibu dan Bapak @jokowi karena permintaan dari Ibunya kepada Felicia anakku.
Dan Felicia telah membuktikannya tanpa pamrih!
Jodoh memang tidak ada yang tahu.
Tapi kalau mereka yang telah berjodoh dan selama 5 tahun janji suci yang mereka pegang dan ternyata ada orang yang sangat-sangat ingin mengambil kebahagian orang lain.
Dan orang itu adalah seorang karyawan yang dipercaya oleh Felicia anakku.
Dimana hatimu wanita muda dan sesama wanita!
#jiwabesar #Tuhantidaktidur#akhlakmudimana?" papar akun Instagram Meilia Lau.
Kaesang Pangarep di Surakarta, 25 Desember 1994. Ia merupakan putra bungsu dari Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo dan istri, Iriana Joko Widodo. Kaesang merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya yakni Gibran Rakabuming Raka, wali kota Surakarta terpilih dan kakak keduanya Kahiyang Ayu.
Waktu kecil, Kaesang menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 16 Mangkubumen Kidul, Laweyan, Solo. Ia melanjutkan pendidikannya SMA di Singapura yakni Anglo-Chinese School International dan mengambil program studi International Baccalaureate.
Setelah lulus dari SMA di Singapura, Kaesang tak lantas kembali ke Tanah Air. Ia melanjutkan pendidikannya di Singapore Institute of Management University.
Kaesang memulai karier sebagai narablog yang kemudian mendapat sorotan karena merupakan seorang anak calon presiden pada 2014.
Blognya menuai kontroversi karena menuliskanpengalaman tak sengaja makan babi di Singapura, yang kemudian mendapat perhatian karena panasnya keadaan Pemilihan Presiden 2014 dan menyatakan rasa daging babi lebih enak dari kambing.
Saat-saat awal berada di Singapura untuk menuntut ilmu, putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, punya banyak cerita unik dan lucu, bahkan terkadang konyol.
Salah satunya, Kaesang sempat mencicipi daging babi di sebuah food court dekat asrama.
Kala itu, ia melihat ada daging gede berbentuk kotak. Daging tersebut terlihat sangat enak dari luar. Penasaran, akhirnya Kaesang memesan satu porsi. Setelah pesanan terhidang, ia mencobanya. Ternyata, rasanya luar biasa enak.
“Ini daging yang paling enak yang pernah gue coba,” kata Kaesang, seperti ditulis dalam blog pribadinya, Misterkacang.blogspot.com, 5 Maret 2013.
Bertajuk "Suka Duka Pertama Kalinya Sekolah di Singapore", ia pun melengkapi komentarnya, “Dagingnya itu super lembut, empuk dan maknyus.”
Lantaran terpesona dengan cita rasa daging tersebut, Kaesang melanjutkan cerita, ia berniat membeli satu porsi lagi untuk dimakan di asrama.
Namun, sebelum memesan, ia ingin tahu “jati diri” daging yang maknyus tadi.
“Gue tanya sama abangnya yang jual dan abangnya ngomong itu daging babi,” kata Kaesang. Ia pun sempat mengumpat.
“Pertama kali di Singapore gini udah bikin dosa. Udah dosa gue banyak banget lagi di Indonesia, ini malah ditambah lagi gara-gara makan daging babi. Tapi enak banget sih sebenernya dagingnya, bikin ngangenin.”
Kaesang yang merasa berdosa setelah memakan daging babi langsung mencari masjid terdekat. "Maksudnya, gue mau tobat gara-gara makan daging babi tadi," tulisnya.
Saat salat, Kaesang merasa tak bisa khusyuk. "Gara-gara gue keinget sama enaknya daging babi tadi," ujarnya. Ia pun mengaku merasa dosanya berlipat ganda.
Agar tak terngiang makan babi, Kaesang lalu mencari daging lain yang halal. Setelah berputar sana-sini, akhirnya ia menemukan daging kambing.
"Tampilan luar sih kelihatan enak banget. Namun, setelah dicoba, alamak, rasenya enggak karu-karuan. Ternyata rasanya tu ga enak banget. Kaya makan arang yang dikasih kuah jengkol busuk. Rugi dah gue," tulisnya.
Kaesang juga aktif berbisnis serta media sosial. Bisnis Kaesang kini telah menyasar beberapa usaha kuliner di antaranya Sang Pisang, Sang Java, Aplikasi Madhang, bisnis ikan lele, Ternak Kopi, dan yang terbaru adalah Mangkokku berkolaborasi dengan juri MasterChef, Arnold.
Selain menekuni usaha kuliner, Kaesang juga kerap mengunggah konten di YouTube yang berisi kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, Kaesang juga kerap berinteraksi dengan warganet di akun sosial medianya seperti Twitter dan Instagram.
Tak hanya itu, saat ini pria berusia 26 tahun ini juga aktif di dunia pasar modal. Ia bahkan beberapa kali melakukan webinar dengan tema dari awam jadi paham. Webinar ini digelar dengan tujuan untuk meningkatkan minat generasi muda akan saham.
Kini, bisnis Kaesang Pangarep malah makin mentereng. Ia tak sendiri kali ini didukung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
Erick Thohir resmi turut mengelola klub bola Persis Solo. Erick Thohir turun tangan melalui putranya, Mahendra Agakhan Thohir, yang duduk di jajaran manajemen baru klub kebanggaan warga Surakarta ini.
Ia diduetkan dengan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep. PT Persis Solo Saestu (PT PSS) memang baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Atila, Solo, Sabtu (20/3/2021).
Hasil RUPSLB ini menghasilkan sejumlah ketetapan yang merupakan implikasi dari perubahan komposisi kepemilikan saham PT PSS.
Hanya saja dalam keterangan resminya tak dijelaskan secara rinci porsi perubahan saham ini.
Yang jelas, kini posisi Direktur Utama PT PSS diduduki Kaesang Pangarep. Sedangkan Mahendra Agakhan Thohir, menjabat Presiden Komisaris PT PSS. Keputusan tersebut sudah diambil dalam RUPSLB PT PSS.
Klub yang pada tahun 2023 akan berusia 1 abad itu memang sejak beberapa waktu terakhir santer dikabarkan akan kedatangan manajemen baru.
Manajemen baru ini disebut-sebut digawangi darah muda dari kalangan milenial yang didukung sejumlah tokoh yang memiliki pengalaman dan kepedulian tinggi untuk membenahi manajerial klub, sekaligus membawa prestasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Kini, misteri itu resmi terjawab. Erick pun buka suara mengenai keterlibatan anaknya dalam urusan sepak bola.
“Khusus untuk Solo dan Aga, Aga mau mengikuti jejak ayah saya yang memulai perjuangan dari Solo. Solo adalah kota pertama ayah saya berjuang terpisah dari keluarga untuk sekolah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/3/2021).
Kabar mengenai keterkaitan Erick Thohir dan sepak bola memang belakangan mencuat ke publik. Tak hanya di Solo, tetapi juga di Oxford, Inggris.
Dikabarkan dalam pekan ini, konsorsium Indonesia, Erick Thohir dan Anindya Bakrie, menambah investasi dengan membeli saham milik pengusaha asal Thailand, Sumrith "Tiger" Thanakarnjanasuth sehingga menguasai 51 persen kepemilikan saham mayoritas klub kota London berusia 126 tahun itu.
Informasinya, dalam seminggu ke depan konsorsium Indonesia itu akan menuntaskan transaksi pembelian saham, sekaligus mengajukan business plan untuk mendapat persetujuan dari English Football League.
Pertanyaannya, mengapa Erick Thohir kembali agresif di kancah sepak bola, ternyata jawabannya singkat, “Kangen bola!”.
“Sebetulnya apa yang saya lakukan di Persis Solo dengan Oxford, tidak jauh berbeda. Memperbaiki manajemen, melakukan regenerasi, membuat keduanya lebih baik. Bukan hal yang mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin,” tambahnya.
(*)