Sok-sokan Sandera Pilot Susi Air, Jalur Pasokan Amunisi KKB Papua Malah Dijepit TNI Polri, Gigit Jari Tak Dapat Jatah Dana Desa

Senin, 15 Maret 2021 | 19:35
Facebook The TPNPB News

KKB Papua

Fotokita.net - Sok-sokan sandera pilot Susi Air, jalur pasokan amunisi KKB Papua malah dijepit TNI Polri, makin gigit jari tak kebagian jatah dana desa.

KKB Papua telah menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).

Mereka disandera saat mendarat di sebuah lapangan terbang di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.

Hal ini disampaikan Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Biak Brigjen TNI Iwan Setiawan saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu (13/3/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Sasar Pesawat Perintis, Pilot dan Penumpang Sempat Disandera di Puncak'

Iwan mengatakan, pesawat perintis yang dipiloti Kapten John Terrence Hellyer yang merupakan warga negara Selandia Baru ini dari Timika tiba di Distrik Wangbe pada pukul 06.20 WIT.

Baca Juga: Pantas KKB Papua Makin Beringas, Berikut Anggota TNI yang Dijatuhi Hukuman Penjara Seumur Hidup Karena Jual Senjata ke Kelompok Separatis

Lapangan terbang Wangbe berjarak 47 kilometer dari Ilaga, ibu kota Puncak, dan belum terdapat jaringan telepon serta internet di sana.

Sesudah pendaratan, sekitar 30 anggota KKB Papua yang menyatakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendatangi pesawat.

Mereka pun menyandera pilot dan tiga penumpang di bawah todongan dua senjata laras panjang.

Baca Juga: Dipilih Jadi Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, Wanita Papua Ini Ditinggal Pergi Sang Ibu Sejak Kecil, Punya Prestasi Tak Sembarangan,

”Mereka mengancam pilot agar tidak boleh mengangkut anggota TNI dan Polri.

Mereka juga menyampaikan rasa kecewa karena tidak mendapatkan dana desa dari aparat kampung setempat,” ungkap Iwan.

Iwan menambahkan, KKB Papua membebaskan pilot dan para penumpang setelah ada bujukan dari salah satu penumpang.

Pilot pun kembali dengan pesawat Susi Air ke Timika dengan selamat.

Baca Juga: Pantas KKB Papua Makin Berani Perang Lawan TNI Polri, Otonomi Khusus Papua Sebentar Lagi Habis, Indonesia Bakal Tanggung Kerugian Ini Bila Tanah Cenderawasih Lepas dari NKRI

”Aksi teror ini untuk mengintimidasi para pilot pesawat (yang terbang) ke daerah-daerah pedalaman di Papua.

Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Iwan menegaskan, anggota TNI di Puncak telah diinstruksikan untuk mengejar para pelaku yang sempat menyandera pilot dan para penumpang pesawat Susi Air di Distrik Wangbe.

Baca Juga: Berondong Dosen UGM Anggota Tim Pencari Fakta dan Prajurit TNI, Jubir KKB Papua Bongkar Alasan Mereka Mau Tanggung Jawab Atas Serangan Itu

”Anggota kami akan menggelar patroli secara rutin di lokasi-lokasi obyek vital, seperti lapangan terbang.

Tujuannya, untuk mencegah aksi kelompok tersebut yang ingin menghambat pelayanan transportasi udara di Puncak,” katanya.

Facebook TPNPB dan Instagram/Gardadepan_ind
Facebook TPNPB dan Instagram/Gardadepan_ind

Pratu Roy yang gugur di medan perang saat adu tembak dengan KKB Papua usai salat subuh

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pilot pesawat Susi Air berhasil tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, sekitar pukul 09.00.

Pilot dalam kondisi sehat dan tidak ada barang yang dirampas KKB Papua.

”Para pelaku memanfaatkan ketiadaan pos polisi di lapangan terbang Wangbe.

Sebab, fasilitas tersebut bukan infrastruktur resmi untuk melayani angkutan penerbangan komersial. Lapangan terbang ini sering digunakan para misionaris,” tutur Ahmad.

Ia mengimbau para pelaku usaha jasa transportasi udara yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman Papua agar lebih berhati-hati.

Sebab, tidak semua lapangan terbang dijaga pihak kepolisian.

Baca Juga: KKB Papua Bikin Ulah Lagi, Veronica Koman Makin Berani Komentari Aksi Keji Usai Cicilan Pengembalian Uang Beasiswa LPDP Dilunasi

TNI juga segera mengirimkan pasukan Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad ke Papua.

Pasukan berlambang Kalajengking Hitam itu akan menjalankan misi sebagai Satgas Pamtas Mobile di Wilayah Papua.

Namun, tak menutup kemungkinan mereka juga akan berhadapan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang semakin berani berulah.

Melansir dari laman resmi Divisi Infanteri 2 Kostrad, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto meninjau latihan siap Pratugas Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Jumat (12/3/2021).

Baca Juga: TNI Kehilangan 2 Prajurit Terbaik Akibat Diserang KKB Papua, Veronica Koman Kembali Berani Unjuk Gigi Usai Teman-temannya Lakukan Hal Ini

Kunjungan ini bertujuan untuk mengecek secara langsung kesiapan dan kesiapsiagaan prajurit Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad yang akan mengemban tugas operasi Satgas Pamtas Mobile di wilayah Papua.

Dalam latihan siap Pratugas ini dilaksanakan selama 14 hari guna menyiapkan dan memberi pembekalan kepada seluruh prajurit.

Dalam kesempatan tersebut, Pangdivif 2 Kostrad memberikan pengarahan dan penekanan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas).

“Dengan adanya latihan siap Pratugas ini kita dapat mengukur sejauh mana kesiapan dalam melaksanakan tugas nantinya dalam menghadapi tugas operasi di wilayah Papua,” ujar Mayjen TNI Tri Yuniarto.

Baca Juga: Bikin Hati Prabowo Subianto Berbunga-bunga, Ternyata Amerika Sodorkan Dagangannya Jet Tempur F-35 Lightning II, Inikah Tujuan Asli Cabut Sang Menhan dari Daftar Hitam?

“Latihan siap Pratugas ini, di samping untuk meningkatkan kemampuan prajurit khususnya kemampuan pertempuran, juga untuk mengetahui sejauhmana kesiapan prajurit untuk melaksanakan tugas sebagai Satgas Pamtas Mobile di wilayah Papua,” ungkapnya.

Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigras, dan Daerah Tertinggal ( Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi memberikan tanggapan menohok kepada KKB Papua yang kecewa karena tak mendapat dana desa.

Seperti diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua merasa kecewa karena tak mendapat dana desa.

Kekecewaan itulah yang membuat mereka nekat menyandera pilot dan tiga penumpang Susi Air selama 2 jam di Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat (12/3/2021) lalu.

Baca Juga: Jadi Sorotan Karena Foto Bareng KSAD, Ternyata Ayah Perwira Muda TNI Ini Teman Dekat Jenderal Andika Perkasa, Mantan Orang Penting Kopassus

Instagram @kodam17
Instagram @kodam17

Mantan anggota KKB Papua Telangga Gire bersama TNI

Menanggapi aksi kekecewaan KKB Papua tersebut, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi menyebut KKB Papua tak berhak mendapat dana desa.

"KKB tidak berhak menerima dana desa. Hanya warga yang berhak," ujarnya kepada Tribunnews, Minggu (14/3/2021).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Wamendes PDTT: KKB Tidak Berhak Terima Dana Desa'

Budi Arie menjelaskan, Dana Desa digunakan untuk tugas prioritas nasional, ketahanan pangan, penanggulangan Covid-19, dan infrastruktur desa.

Misalnya, Dana Desa di Ilambet, Ilaga, Puncak, Papua, digunakan untuk Posyandu sebesar Rp 64 juta.

Dana Desa di sana, lanjut Budi Arie, juga digunakan untuk pemeliharaan jalan sebesar Rp 50 juta dan rehabilitasi rumah sebesar Rp168 juta.

Baca Juga: Dipecat SBY Karena Dukung Jokowi, Kini Deklarator KAMI Jumhur Hidayat Ikut Ditangkap, Ternyata Pernah Tuding Pemilu 2019 Paling Curang

Kemudian, peningkatan kapasitas perangkat desa sejumlah Rp 55 juta dan penanganan keadaan mendesak Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Rp 504 juta.

Karena itu, ucap Budi Arie, ia menyesalkan kejadian penyanderaan oleh KKB Papua tersebut.

Ia berharap aparat keamanan untuk menindak tegas apa yang dilakukan oleh KKB Papua.

"Sangat tidak pantas.Aparat keamanan harus bertindak tegas. Ini persoalan hukum dan keamanan," ucap Budi Arie.

Baca Juga: Jadi Sorotan Karena Foto Bareng KSAD, Ternyata Ayah Perwira Muda TNI Ini Teman Dekat Jenderal Andika Perkasa, Mantan Orang Penting Kopassus

Terkuak jalur-jalur yang menjadi 'jalan tikus' untuk menyelundupkan senjata dan amunisi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Informasi tentang jalur-jalur rahasia tersebut berdasarkan hasil penelitian Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada 2011 dan 2018.

Menurut Komnas HAM, terdapat tiga titik pintu masuk penyelundupan amunisi dan senjata api ke Papua.

Baca Juga: Orang No 1 TNI AD Sampai Mau Salami Perwira Muda Ini, Ternyata Ayahnya Petinggi Kopassus yang Gugur dalam Tugas, KSAD Andika Perkasa: Kita Itu Dekat...

Ketiga pintu masuk itu melalui jalur darat, laut, dan udara.

Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel '1.350 Personel TNI Antisipasi Penyelundupan Senjata di Perbatasan RI-PNG'

Tiga pintu masuk itu merupakan daerah perbatasan Papua dan Papua Niugini, Kota Sorong, serta Kota Mimika.

Pemetaan itu berdasarkan hasil investigasi Komnas HAM pada 2011 dan 2018.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, penyelundup memakai jalan tikus di perbatasan RI-PNG.

”Perbatasan yang dilalui di antaranya daerah Skouw-Wutung di Kota Jayapura, daerah Sota di Merauke, dan Pegunungan Bintang,” papar Frits.

Baca Juga: Diminta Waspada Saat Kunjungan ke Amerika Karena Dosa Orde Baru, Menhan Prabowo Subianto Bakal Dikawal Ketat Sosok Ini

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sambom, mengatakan pihaknya dengan mudah mendapatkan amunisi dan senjata melalui jalur-jalur tersebut sejak 2006.

Dana untuk itu dikatakan menggunakan dana OPM sendiri dan sumbangan dari sejumlah donatur yang peduli dengan perjuangan Papua untuk meraih kemerdekaan.

Pihak yang ditugaskan untuk membeli senjata dan amunisi adalah simpatisan OPM yang bermukim di ibu kota sejumlah kabupaten di Papua, misalnya Mimika dan Nabire.

Baca Juga: Kasihan Pada Kondisi Veronica Tan, Dahlan Iskan Akhirnya Beri Nasihat Begini Buat Ahok yang Marah-marah Soal Tawaran Peruri

”Kami mudah mendapatkan amunisi dan senjata api dari sejumlah daerah, seperti Ambon.

Sebab, kami tahu pihak yang menjual amunisi dan senjata api sangat membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari,” ujar Sebby.

Sebby menyatakan, OPM kini memiliki sekitar 1.000 pucuk senjata api, baik dari hasil pembelian maupun hasil rampasan dari anggota TNI-Polri.

Senjata ini tersebar di 33 kelompok militer OPM.

Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Dikerahkan

Sementara itu, pasokan senjata dan amunisi untuk KKB Papua akan terancam mandek.

Hal ini lantaran sebanyak 1.350 anak buah Jenderal Andika Perkasa telah dikerahkan untuk mencegat di jalur-jalur masuk penyelundupannya.

Baca Juga: Terciduk Simpan Foto-foto Keji di Hape, Ibu Muda Ini Tega Aniaya Anak Sendiri Karena Susah Diajari Belajar Online, Ujungnya Tragis

TPNPB
TPNPB

KKB Papua

Mereka bertugas dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Papua Niugini mulai Jumat (12/3/2021).

Para personel ini tidak hanya bertugas dalam pengamanan teritorial, tetapi juga mengantisipasi maraknya penyelundupan senjata api dan amunisi di perbatasan.

Hal itu disampaikan Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen TNI Izak Pangemanan, di Jayapura, Minggu (14/3/2021).

Izak mengatakan, 1.350 personel ini berasal dari tiga batalyon, yakni Batalyon Infanteri 131/BRS, Batalyon Infanteri Mekanis 512/QY, dan Batalyon Infanteri 403/WP.

Baca Juga: Sengaja Dilepas BJ Habibie dengan Perhitungan Cerdas, Rakyat Timor Leste Kini Cuma Bisa Gigit Jari Hingga Masuk Perangkap Utang China

Tiga batalyon ini bertugas di tiga daerah Papua yang berbatasan dengan Papua Niugini (PNG), antara lain Kota Jayapura, Kabupaten Keerom, dan Kabupaten Pegunungan Bintang.

Ia memaparkan, salah satu tugas penting yang diemban satuan tugas ini yakni mencegah masuknya senjata api dan amunisi dari PNG ke wilayah Papua.

Hal tersebut berkaca dari sejumlah kasus penyelundupan yang berhasil digagalkan anggota TNI di perbatasan.

Sebelumnya, anggota Batalyon Infanteri Raider 100/PS menggagalkan dua kasus penyelundupan senjata dan amunisi di Distrik Manem, Keerom, pada 21 dan 30 September 2020.

Kejadian ini terungkap saat anggota melaksanakan patroli di wilayah tersebut.

Baca Juga: Syok Dituding Operasi Plastik, Via Vallen Malah Dapat Kejutan dari Manchester United, Respons Sang Biduan Disorot

Anggota Batalyon Infanteri Raider 100/PS menyita sejumlah komponen yang dirakit untuk senjata laras panjang, satu pucuk senjata laras pendek, 41 butir amunisi kaliber 5,56 milimeter, 26 butir amunisi kaliber 9 milimeter, 3 butir amunisi kaliber 38 milimeter, dan 1 butir amunisi kaliber 7,62 milimeter.

Ia menuturkan, dari kasus di Keerom, terungkap modus pelaku tidak membawa senjata dalam kondisi utuh.

Namun, pelaku menyiasati dengan membawa sejumlah komponen senjata api dalam beberapa kali perjalanan.

”Aksi ini adalah motif baru dalam penyelundupan senjata api. Kemungkinan para pelaku akan merakit komponen senjata di tempat tujuan atau untuk menggantikan bagian senjata yang rusak,” ujar Izak.

Baca Juga: 'Wajah Ayu Itu Muncul dari Hati yang Bersih, Bukan Palsu' Inul Daratista Tulis Pesan Menohok Buat Kekasih Baru Anak Jokowi

Ia pun mengakui, belum semua wilayah perbatasan bisa diawasi dengan baik karena kondisi geografis yang sangat luas.

Hanya terdapat tiga batalyon Satgas Pamtas yang mengamankan batas darat antara tiga daerah di Indonesia dan PNG sepanjang 430 kilometer.

Izak pun berharap masyarakat bisa ikut ambil bagian dalam pengawasan perbatasan negara agar wilayah perbatasan bisa aman dan terbebas dari berbagai aktivitas ilegal.

”Kami meminta masyarakat juga berkontribusi untuk melaporkan kepada aparat keamanan jika menemukan oknum yang berupaya menyelundupkan barang ilegal ke wilayah Indonesia,” ucapnya.

Baca Juga: Diam-diam Suaminya Sudah Nikah Lagi, Intip Penampilan Istri Pertama Ilham Habibie, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

(*)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya