Bak Air Susu Dibalas Air Tuba, SBY Menyesal Pasang Badan Buat Moeldoko Saat Jadi Presiden, Foto Jadul Mantan Panglima TNI Jadi Sorotan

Sabtu, 06 Maret 2021 | 08:32
Twitter

SBY merasa malu dan bersalah pernah beri jabatan penting kepada Moeldoko saat dirinya masih menjabat Presiden

Fotokita.net - Bak air susu dibalas air tuba, SBY menyesal bela Moeldoko saat jadi presiden, foto jadul mantan panglima TNI jadi sorotan.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, motif Moeldoko dalam merebut kepemimpinan partai tidak berubah.

"Memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko tidak berubah," ucap AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi 41, Jakarta Pusat.

"Yaitu ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, menggunakan cara-cara inkonstitusional, serta jauh dari moral dan etika politik," imbuhnya.

Adapun keputusan Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat periode 2021-2026 dibacakan oleh Jhoni Allen.

Baca Juga: Terbongkar, Ini Sosok Tangan Kanan Jokowi yang Dituding AHY Kudeta Partai Demokrat Buat Persiapan Pilpres 2024: Diborgol Saja...

Pernyataan tersebut diiringi riuh para peserta KLB. Terlihat para peserta menyetujui dan meneriakkan kata setuju dengan hasil putusan tersebut.

Jhoni mengungkapkan ada dua nama yang menjadi calon Ketum Partai Demokrat, yakni Moeldoko dan Marzuki Alie.

Namun, Marzuki memutuskan untuk mengundurkan diri. Kendati demikian, mantan Ketua DPR itu diputuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

KLB juga menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dinyatakan telah demisioner.

Baca Juga: Bak Jatuh Tertimpa Tangga, SBY Banting Setir Jualan Nasi Goreng, Tahta Sang Anak Dibongkar Orang Dekat Presiden Hingga AHY Kirim Surat ke Jokowi

Sementara itu, Ketua Majelis Tinggi Partai Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku merasa bersalah karena pernah memercayai dan memberikan jabatan kepada Moeldoko ketika masih menjadi presiden.

Dalam era kepemimpinan Presiden SBY, Moeldoko pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD).

Tiga bulan kemudian, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu diusulkan SBY sebagai calon Panglima TNI ke DPR menggantikan Agus Suhartono.

"Rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya.

Baca Juga: Masih Ingat Buni Yani? Bikin Ahok Merana di Bui Karena Kasus Penistaan Agama, Begini Kabarnya Sekarang Usai Gabung Partai Amien Rais

Saya memohon ampun ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ujar SBY dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jumat (5/3/2021).

Hal itu disampaikan SBY menanggapi terpilihnnya Moeldoko sebagai ketua umum versi kongres luar biasa (KLB) kubu kontra-AHY, di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat siang.

SBY menilai, sikap Moeldoko yang selalu membantah terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan Demokrat hingga akhirnya menerima jabatan ketua umum di KLB.

Baca Juga: Dituding Kadrun Karena Ajak Unfollow Abu Janda, Respon Susi Pudjiastuti Disorot Usai Foto Bareng Keluarga Cendana Dibongkar

Menurut SBY, banyak pihak merasa tidak percaya bahwa Moeldoko bersekongkol dengan orang dalam Partai Demokrat dan tega melakukan kudeta.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral. Dan hanya mendatangkan rasa malu, bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.

Sebelumnya, hubungan Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal Purn Moeldoko dengan Partai Demokrat memang sudah memanas.

Hal ini setelah Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menyebut adanya gerakan oleh orang di lingkaran Presiden Joko Widodo yang hendak mengambil alih kepemimpinan Demokrat secara paksa.

Pernyataan AHY disampaikan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat.

Baca Juga: Beragama Nasrani dan Dekat dengan Ulama Tanah Air, Ayah Kapolri Listyo Sigit Punya Jabatan Mentereng di TNI AU Hingga Bikin Jokowi Segan

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memang tidak menyebut secara langsung nama Moeldoko dalam pernyataanya.

Namun demikian, melalui akun media sosial, sejumlah petinggi Demokrat secara jelas menyebut orang di lingkaran Jokowi yang dimaksud adalah Moeldoko.

Seiring kabar tersebut, foto Moeldoko saat dilantik oleh SBY menjadi Panglima TNI pada tahun silam kembali mencuat di lini masa twitter.

Foto tersebut diunggah oleh akun Twitter resmi SBY, @SBYYudhoyono pada 30 Agustus 2013.

Baca Juga: Masih Ingat Ningsih Tinampi? Dukun Viral Karena Ngaku Ketemu Nabi Mendadak Pergi Hingga Anak Buahnya Harus Lakukan Ini Demi Sesuap Nasi

Dalam foto tersebut, SBY didampingi istrinya, Ani Yudhoyono terlihat memberi ucapan selamat terhadap Moeldoko yang juga didampingi oleh sang istri.

"Presiden SBY lantik Jenderal Moeldoko sbg Panglima TNI & Letjen Budiman sbg Kepala Staf Angkatan Darat yg baru," tulis SBY kala itu.

Cerita Pengangkatan Moeldoko sebagai Panglima TNI di Masa SBY

Untuk diketahui, Moeldoko menjadi Panglima TNI di era Presiden SBY.

Lantas bagaimana cerita pengangkatan Moeldoko saat itu?

Dikutip dari pemberitaan Kontan pada 30 Juli 2013, Moeldoko yang sebelumnya menjabat sebagai KSAD diajukan sebagai calon tunggal Panglima TNI oleh SBY.

Baca Juga: Tak Pernah Takut Dijemput Malaikat Maut, Alasan Kapten Afwan Enggan Terbang di Hari Jumat Bikin Terharu

SBY mengajukan Moeldoko untuk menggantikan Panglima TNI saat itu, Laksamana Agus Suhartono yang memasuki pensiun pada 25 Agustus 2013.

Surat pengajuan Moeldoko sebagai calon tunggal Panglima TNI diserahkan SBY ke DPR pada 23 Juli 2013.

"Dalam surat tersebut, Presiden hanya mengajukan satu nama, yakni Jenderal Moeldoko," kata Wakil Ketua DPR masa itu, Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Selasa (30/7/2013).

Baca Juga: Foto SBY Jualan Nasi Goreng Jadi Bahan Bully, Penampilan AHY dan Sang Istri Saat Liburan ke Puncak Disorot Karena Cuma Pakai Outfit Ini

Moeldoko dipilih SBY yang saat itu menerima tiga usulan nama dari Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Tiga nama yang diusulkan Agus yakni tiga kepala staf di masa itu yakni Kepala Staf TNI AD, Jenderal Moeldoko; Kepala Staf TNI AU, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia; dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Marsetio.

Dalam pengajuan tersebut, Moeldoko berada di daftar pertama.

"Gilirannya (Panglima TNI) kalau tidak Angkatan Udara, yah Angkatan Darat. Sangat mungkin kembali ke Angkatan Darat," kata Agus di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Baca Juga: Disebut Gila Karena Gagal Nyaleg, Aldi Taher Malah Sentil Deddy Corbuzier dan Dinar Candy, Respons Sang Mentalist Disorot

Hanya Tiga Bulan Jabat KSAD

Moeldoko naik menjadi Panglima TNI dalam waktu yang sangat singkat dan terpendek dalam sejarah milier.Hal ini karena Moeldoko hanya menjabat sebagai KSAD selama tiga bulan.

Ia dilantik sebagai Panglima TNI oleh SBY pada 30 Agustus 2013.

Tiga bulan sebelumnya, tepatnya pada 20 Mei 2013, Moeldoko diangkat menjadi KSAD menggantikan ipar SBY, Jenderal Pramono Edhie Wibowo.Sebelum menjabat KSAD, Moeldoko menjabat sebagai Wakil KSAD.

Baca Juga: Belum Sebulan Jadi Presiden AS, Joe Biden Sudah Bikin Warga Amerika Murka Usai Ungkap Rencana Buat Dalang Bom Bali 2002

Twitter SBY, @SBYudhoyono

Presiden SBY memberi ucapan selamat usai lantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI pada 30 Agustus 2013.

Disorot Kontras

Pengajuan Moeldoko sebagai calon tunggal Panglima TNI sempat dikritik oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Kontras mempersoalkan Presiden SBY yang hanya mengajukan satu nama.

"Dari segi hak asasi manusia dia (Moeldoko) tidak bermasalah. Artinya kita setuju saja. Tapi dalam prosesnya akan lebih baik kalau Presiden memberi variasi ke DPR," kata Koordinator Kontras, Haris Azhar, di kantornya, Kamis (1/8/2013), seperti diberitakan Kompas.com.

Baca Juga: Dicopot dari Posisi Menteri Hingga Bikin Kaget Anggota DPR, Wishnutama Mendadak Disebut Jabat Komisaris Utama BUMN Mentereng Ini

Haris mengatakan, selain Moeldoko, Presiden bisa juga mengajukan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia kepada DPR.

Dalam pengajuan itu, Presiden bisa menyampaikan siapa yang menjadi prioritas.Jika hanya Moeldoko, kata dia, akan muncul kesan politis yang kental di mata publik.

"Yang saya khawatir sosok baik seperti Moeldoko malah masuk ke dalam bayang-bayang payung politik SBY," kata Haris.

Terkait sorotan sebagian pihak soal Operasi Sajadah yang muncul ketika Moeldoko menjabat Panglima Daerah Militer III Siliwangi, Haris mengaku sudah pernah meminta klarifikasi masalah itu kepada Moeldoko.

Baca Juga: Dikenal Sosok Non Muslim, Ulama Kharismatik Ini Berani Pasang Badan Buat Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Begini Alasannya

dok. Net

Kepala Kantor Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko saat mencium tangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat SBY

Penjelasan Moeldoko ketika itu, kata Haris, sebenarnya usulannya bukan Operasi Sajadah, namun Gelar Sajadah.

Usulan itu sebagai analogi untuk duduk bersama tanpa kekerasan.

Namun saat dijalankan, kata dia, dipakai sebagai pembenaran oleh sejumlah anggota TNI bersama polisi untuk menutup Masjid Ahmadiyah.

"Kita jelaskan implikasinya sudah ke mana-mana. Akhirnya mereka terima. Menurut saya dia pendengar yang baik. Setelah itu dia tidak pernah bicara soal Gelar Sajadah. Saya apresiasi itu," kata Haris.

Baca Juga: Disebut Beri Senpi ke Gatot Brajamusti, Jenderal Wismoyo Arismunandar Punya Kebiasaan Unik Saat Berpidato di Depan Anak Buahnya

Moeldoko Pernah Sebut SBY sebagai Senior yang Dihormati

Di awal menjabat sebagai KSP pada 2019, Moeldoko pernah menyebut SBY tidak hanya mantan atasan, tetapi juga senior yang dihormati.

"Ya, begini, dalam kehidupan itu ada senior dan atasan. Kalau atasan kita, loyality kita penuh. Tapi kalau senior, kita respect. Jadi untuk membedakan antara loyality dan respect," ujar Moeldoko dalam wawancara khusus bersama Kompas.com di Kantor KSP Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Ia menaruh hormat kepada SBY selaku senior di TNI dan pemerintahan meski pada Pilpres 2019 mereka mendukung capres yang berbeda.

"Karena kita udah tahu. Bahwa kalau kita di bawahnya pemimpin loyalitas kan harus (tinggi). Tapi senior yes, kita harus respect. Enggak boleh dikurangi. Nah itu," ujar dia.

Baca Juga: Kolase Fotonya dengan Gorila Dikecam, Ini Sosok Natalius Pigai yang Blak-blakan Bela Habib Rizieq Shihab Meski Berbeda Agama

Warganet mengungkit kembali aksi Moeldoko yang kerap kali mencium tangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Salah satunya oleh akun @baor23, yang mengunggah aksi Moeldoko menunduk di depan SBY dan kemudian mencium tangan Presiden keenam RI tersebut.

Dia turut menulis keterangan bahwa peristiwa itu terjadi di Istana Bogor pada 6 September 2014.

Baca Juga: Bukan Karena Pilpres 2024, Faktor Ini Bikin Risma Pede Jadi Lawan Berat Anies Baswedan di Pilkada DKI 2022

"Dulu kau rajin cium tangan, tapi kini air susu kau balas dengan air tuba,” tuturnya dalam keterangan gambar tersebut, Selasa (2/2).

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Umar Hasibuan juga mengunggah foto Moeldoko mencium tangan SBY. Namun gambar yang diunggah berbeda dengan akun @baor23. Latar tempat hingga pakaian yang kenakan SBY dan Moeldoko tidak sama.

Dia pun menambah keterangan yang mempertanyakan keberanian Moeldoko menatap mata SBY jika bertemu 4 mata.

Apa kabar Mr Moeldoko? Masih ingat moment ini saat anda cium tangan SBY? Btw klu ketemu SBY apa anda berani tatap mata SBY?” ujarnya di akun @UmarHsb75.

Baca Juga: Dituntut Tak Boleh Keluyuran Selama 30 Hari, Raffi Ahmad Cuma Bisa Lakukan Ini Usai Disindir Jokowi Saat Divaksin Kedua Kali

(Tribunnews.com/Daryono/Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Sandro Gatra)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya