Fotokita.net - Anak buah SBY tulis kalimat menohok, Nikita Mirzani ancam datangkan sosok ini usai Puan Maharani matikan mikrofon anggota DPR.
Suasana sidang paripurna DPR RI dengan agendapengesahan RUU Cipta Kerja Omnibus Law, Senin 5 Oktober terus menjadi perbincangan publik.
Salah satunya adalah tangkapan kamera saat Ketua DPR RI Pua Maharani ikutmatikanmikrofon ketikaanggota DPR dari fraksi Partai Demokrat Benny K Harmanmeminta waktu bicara.
Video ini menjadi viral di media sosial.
Puan Maharanimatikanmikrofon anggotaDPRdari fraksi Partai Demokrat Benny KHarman.
Dalam videoPuanMaharaniterlihat menggerakan tangan ketika mendapat isyarat dari Wakil KetuaDPRAzis Syamsudin.
Saat itu Azis Syamsudin menolakinterupsiBennyKHarmansoal RUUCiptaKerja OmnibusLaw.
"baik terima kasih bapak ibu yang kami hormati, berkenaan dengan hal-hal yang kita sepakati dalam rapat paripurnah ini," kataAzis Syamsudin.
"interupsi ketua," potongBennyKHarman.
Meski begituAzis Syamsudintak mengizinkanBennyKHarmanuntuk bicara.
"sebentar pak Benny, saya tadi sudah berikan kesempatan pada fraksi Demokrat," kataAzisSyamsuddin.
"ini sebelum dilanjutkan," kata Benny.
"nanti pak Benny," tekanAzisSyamsuddin.
"tolong pak ketumu sebelum dilanjutkan kami dikasih kesempatan," pintaBennyKHarman.
"saya sudah berikan kesempatan," kataAzisSyamsuddin.
Saat ituAzisSyamsuddinterlihat mengulurkan tangannya ke sampingPuanMaharani
"tolong pak ketua," kataBennyKHarman.
"nanti pak Benny saya sudah kasih kesempatan," kataAzisSyamsuddin.
Benny K Harman tetap berkukuh meminta kesempatan untukinterupsisaat pembahasanRUUCiptaKerjaOmnibusLaw.
"ketua sudah ambil keputusan setelah itu nanti pemerintah," kata Benny.
"makanya nanti setelah pandangan pemerintah saya berikan kesempatan," kataAzisSyamsuddin.
Azis Syamsuddin kembali memberi kode padaPuanMaharani.
Saat itu tiba-tiba saja mikBennyKHarmanmati.
Namun tak lama kemudian,BennyKHarmankembali berbicara.
"pak Benny saya minta nanti ada bisa dikeluarkan dari ruangan kalau anda tidak mengikuti aturan mekasnisnme," kataAzisSyamsuddin.
"sayainterupsi," kataBennyKHarman.
"tidak, saya yang ngatur dalam rapat ini," kataAzis Syamsudin.
Puan Maharani terlihat kembali memencet tombol di hadapannya hingga mikBennyKHarmanmati.
Meski begituAzisSyamsuddinmembantah ia telah memberi interuksi agarPuanMaharanimatikanmikBennyKHarman.
"Kalau miknya mati itu di dalam tatib setiap lima menit mik otomatis mati. Diatur di dalam tata tertib disahkan dalam rapat paripurna tanggal 2 April 2020," kata Azis di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2020) dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunews.com.
Azis membantah dirinya meminta KetuaDPRRIPuanMaharanimematikan mik saatinterupsidari Fraksi Partai Demokrat.
"Saya berbisik kepada Bu Ketua (Puan Maharani) supaya tidak dobel suaranya karena kalau kita ibarat main zoom metting antara laptop satu laptop yang lain sama-sama suaranya dibuka kan voicenya ganggu. Jadi saya enggak bisa dengar pembicaraan orang," ujarnya.
"Setiap menit miknya mati. Kan tadi saya bilang supaya tidak doubling. Saya tidak tahu mikrofonnya bagaimana, saya minta supaya mikrofonnya tidak doubling," pungkasnya.
SoalPuanMaharanimatikanmikanggotaDPRfraksi Partai DemokratBennyK Harman, PolitisiAndiAriefturut menanggapinya.
Andi Arief menulis di akun Twitternya soal sikap Demokrat padaPuanMaharani.
"Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan.
Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan.
Puan Marahani."tulisAndiArief.
Sementara itu Rachland Nashidik menulisPuanMaharanitelah melakukan contempt of parliament.
"Puan Maharani telah melakukan "contempt of parliament" karena mematikan mic saat @irwan_fechotengah menyampaikan pendapat.
Tindakan Puan itu menghalangi anggotaDPRterpilih dari Fraksi Partai Demokrat dalam menjalankan tugasnya.
Sila periksa definisi contempt of parliament."tulis Rachland Nashidik di Twitter.
TribunnewsBogor.com melansir Tribunnews.com, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyayangkan aksi Puan tersebut. Seolah-olah kejadian itu mencoreng karir politiknya.
"Itu sebetulnya disayangkan. Sebetulnya kan jabatan sebagai anggotaDPRini bisa jadi pelatihan buat Puan, kawah candradimuka lah sebelum menuju ke capres," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).
Apalagi Hendri melihat putri Megawati Soekarnoputri itu sosok perempuan potensial, memiliki dukungan partai dan juga memiliki pengalaman politik yang bagus.
Sayangnya, kata dia, aksi Puan itu bisa dikatakan yang bersangkutan kurang bijaksana dan kurang bisa mendengarkan.
Menurutnya sebagai wakil rakyat, Puan harus belajar lebih banyak mendengarkan. Terutama keluhan rakyat itu sendiri. Selain itu, keluhan kolega sesama wakil rakyat juga tetap perlu direspon dengan bijak.
"Mbak Puan ini kan pemimpin potensial, perempuan yang sudah punya jabatan tinggi sekali. Kemudian ada sokongan partai politik, jadi ketua DPR. Dia itu pengalaman politiknya itu bagus banget," kata dia.
"Nah kalau sudah bagus banget karir politiknya itu seharusnya bisa lebih bijaksana dan lebih banyak mendengarkan. Mendengarkan keluhan rakyat atau yang paling dekat kan bisa jadi mendengarkan keluhan koleganya. Jadi semoga saja hal ini tidak terjadi lagi dan mbak Puan bisa lebih bijaksana," imbuh Hendri.
Sebelumnya diberitakan, AnggotaDPRRI Fraksi Demokrat Irwan mengaku kecewa kepada pimpinanDPRyang mematikan mikrofon, saat dirinya menyampaikan pendapat terkait Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.
Hal tersebut terjadi saat DPR menggelar rapar paripurna untuk pengesahan RUU Cipta Kerjamenjadi undang-undang di gedung Nusantara DPR, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (5/10/2020).
"Entah apa alasan pimpinan sidang, tetapi saya merasa ini upaya menghalangi tugas saya dalam menjalankan fungsi legislatif," kata Irwan kepada wartawan, Jakarta, Selasa (6/10/2020).
"Tentu ini ancaman buruk bagi demokrasi ke depan, apalagi hak berpendapat di parlement dijamin oleh undang-undang. Saya tidak tahu apakah ini masuk dalam kategori contempt of parliament," sambung Irwan.
Menurutnya, sebagai anggotaDPRyang konstitusinya dijamin oleh undang-undang, sebagaimana hak pimpinan dalam menyampaikan pendapat di sidang paripurna, tentu mematikan mikrofon sangat mengecewakan.
"Saya sangat kecewa dan sedih karena apa aspirasi rakyat di luar yang saya ingin sampaikan secara jernih dan tuntas, tidak bisa tersampaikan jelas dan tegas karena disamping sering dipotong oleh pimpinan sidang, juga mikrofon saya dimatikan," ujar Anggota Komisi VDPRitu.
Irwan berharap ke depan kualitas demokrasi di Indonesia terus membaik dan tidak ada lagi insiden seperti sidang paripurna kemarin, saat pembahasan pengambilan keputusan RUU Cipta Kerjamenjadi undang-undang.
Viral di media sosial sebuah video yang merekam detik-detik saat Ketua DPR RI, Puan Maharanimematikan mikrofon saat rapat pengesahan UU Cipta Kerja, pada Senin (5/10/2020).
Puan Maharani mematikan mikrofon di saat Politikus Partai Demokrat, Irwan sedang memberikan pendapat.
Di video tersebut terlihat Puan Maharanidan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin sempat berdiskusi singkat saat Irwan sedang bicara.
"Menghilangkan hak-hak rakyat kecil. Kalau mau dihargai tolong ha.." belum sempat Irwan menyelesaikan kalimatnya, Puan tiba-tiba mematikan mikrofon.
Saat itu, tangan Puan Maharaniterlihat bergerak dan seakan menekan suatu tombol.
Selebriti Nikita Mirzanitampak tak sepakat dengan sikap Puan Maharanitersebut.
Di Instastorynya pada Selasa (6/10/2020), Nikita Mirzanimenyampaikan sejumlah pendapat.
Menurutnya tak adil apabila Puan Maharanitak memberikan kesempatan bagi anggota DPR RI yang lain untuk menyuarakan aspirasi mereka.
"Kenapa Ibu Puan Maharani matiin mikrofonnya?
Kurang fair ketika orang sedang menyuarakan suaranya tapi tidak bisa didengar," tulis Nikita Mirzani.
Nikita Mirzani kemudian mengingatkan Puan Maharanisoal isi dari Pancasila.
"Negara ini di bangun atas dasar Pancasila.
Baca Juga: Video Tukang Bangunan Jadi Ganteng Usai Cukur Rambut Bikin Heboh, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya
Masih ingat enggak Pancasila dari 1 sampai ke-5," tulis Nikita Mirzani.
Ia mengatakan jika Puan Maharanitak ingat soal Pancasila, ibu tiga orang anak itu mengancam akan mendatangkan Tante Lala.
Tante Lala adalah seorang ibu asal Manado yang beberapa hari ini tengah viral di media sosial.
Tante Lala viral lantaran videonya saat mengajarkan sang anak menghapal Pancasila mengundang tawa netizen.
Tak cuma itu Nikita Mirzanijuga mengunggah video saat Puan Maharanimematikan mikrofon.
"Ibu Puan ini loh suka jail aja jarinya," tulis Nikita Mirzani.
Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar menjelaskan perihal insiden mikrofon yang dimatikan pimpinan DPR saat anggota Fraksi Demokrat (FPD) menyampaikan interupsi.
Indra menegaskan, pimpinan sidang hanya menjalankan tugas untuk menjaga ketertiban peserta rapat saat menyampaikan pendapat.
“Semua diberikan waktu untuk berbicara, bergantian," ucap Indra, dikutip TribunJakarta.com dari Tribunnews.
"Jika sampai dimatikan mikrofonnya, itu hanya untuk menertibkan lalu lintas interupsi. Pimpinan punya hak mengatur jalannya rapat,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, mikrofon di ruang rapat paripurna DPR RI sudah diatur otomatis mati setelah lima menit digunakan.
Hal itu dilakukan agar masing-masing anggota memiliki waktu bicara yang sama dan supaya rapat berjalan efektif.
“Supaya tidak ada tabrakan audio yang membuat hang, maka perlu diatur lalu lintas pembicaraan,” katanya.