Fotokita - Berita Foto Dengan Fakta Sebenarnya

Jadi Mars PKI? Pencipta Lagu Gendjer-gendjer Hilang Usai Peristiwa G30S, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

Kamis, 01 Oktober 2020 | 09:23
Grid Networks Ilustrasi demonstrasi pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)
Tribunnews

Ilustrasi demonstrasi pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI)

Fotokita.net -Pencipta 'Gendjer gendjer' menghilang seusai G30S, benarkah lagu ini mars PKI? simak faktanya.

Setiap tanggal 30 September, bangsa Indonesia selalu mengingat peristiwa kelam yang dikenal denganGerakan 30 September atau populer disebut G30S/PKI.

Partai Komunis Indonesia ( PKI) untuk mayoritas masyarakat Indonesia diidentikkan dengan organisasi terlarang.

Baca Juga: Bukan TNI, Berpakaian Serba Hitam dengan Senjata Keris, Begini Sosok Pasukan Gagak Hitam yang Jadi Algojo Maut Orang-orang PKI

Pada masanya, palu dan arit menjadi simbol dari PKI yang mengusung dukungan dari kaum buruh atau wong cilik.

Namun selain palu dan arit, ternyata sayur genjer pernah diidentikkan dengan PKI.

Pada masa sebelum kemerdekaan RI, sayur genjer boleh jadi nikmat dan menjadi penyelamat wong cilik dari kelaparan.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Sangkal Dicopot Karena Film G30S/PKI, Mahfud MD Sebut Pemerintah Tak Larang Nonton Dokumenter Sejarah Itu, Tapi...

Namun citra genjer sempat tercoreng pasca 1965.

Tepatnya setelah Gerakan 30 September - G30S/PKI, Partai Komunis Indonesia ( PKI).

Berikut beberapa fakta menarik seputar genjer, sayuran yang diidentikan dengan PKI:

1. Genjer Populer di Orde Lama

"Gendjer-gendjer, nong kedokan pating keleler.

Genjer - genjer, nong kedokan pating keleler.

Baca Juga: Terungkap Sudah, Ternyata 2 Sosok Ini Jadi Pentolan PKI di Indonesia, DN Aidit Cuma Kroco

Ema'e thole teko-teko muputi genjer.

Ema'e thole teko-teko muputi genjer.

Oleh satenong mungkur sedot sing toleh-toleh.

Gendjer-gendjer saiki wis digowo mulih,"

Itulah sepenggal lirik lagu "Gendjer-gendjer" yang dibawakan Bing Slamet dan Lilis Suryani.

Baca Juga: Mayjen Soeharto Tampak Tenang, Tien Soeharto Malah Paksa Lakukan Hal Ini Saat Dengar Kabar Penculikan Jenderal di RSPAD Gatot Subroto

Lagu ini sempat populer pada masa Orde Lama karena sering diputar di radio, sekitar 1960.

Pencipta lagu Gendjer-gendjer, Muhammad Arief, menciptakan lagu tersebut untuk menggambarkan penderitaan masyarakat pada zaman penjajahan Jepang, yaitu tahun 1943.

Hal itu disampaikan putranya Sinar Syamsi.

Baca Juga: Blak-blakan Akui Dekat dengan Taipan Tomy Winata, Kekayaan Gatot Nurmantyo Naik Drastis Sebelum Pensiun dari TNI, Ternyata Semuanya Berasal Dari Sini

Pasca kejadian G30S/PKI, Muhammad Arief ditahan oleh tentara dan sampai saat ini tak pernah kembali.

2. Makanan Wong Cilik

Sejarawan yang juga akademisi Jurusan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Heri Priyatmoko, mengatakan sejak dahulu sayur genjer telah menjadi makanan keseharian wong cilik.

Baca Juga: Dituding Jadi Dalang Peristiwa G30S/PKI, Inilah Derita Keluarga DN Aidit, Jenazah Membusuk Hingga 3 Hari di Rumah Kosong

IST via Tribunjogja.com
IST via Tribunjogja.com

Ilustrasi peristiwa G30S yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI)

"Wong cilik terbiasa mengolah bahan yang ada di sekitarnya, termasuk genjer atau paku rawan (limnocharis flava). Sayuran ini cukup akrab dalam ekologi persawahan," kata Heri saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/9/2019).

Petani desa dahulu mengandalkan persawahan dan tumbuhan di lingkungan sekitar untuk santapan ini.

Baca Juga: Dituding Jadi Mafia Judi di Indonesia, Taipan yang Dekat dengan Jenderal Kepercayaan Soeharto Malah Santai Lakukan Hal Ini

3. Dipercaya baik bagi kesehatan

Masyarakat Jawa pada umumnya sejak dulu meyakini bahwa genjer berguna bagi kesehatan.

Tanpa harus bicara khasiat yang terukur lewat kerja laboratorium, mereka tetap menyantap sayur genjer.

Baca Juga: Nyerah Hartanya Rp 1,2 Triliun Dirampas Sri Mulyani, Ternyata Pangeran Cendana Ini Masih Punya Deretan Bisnis yang Tak Bakal Habis 7 Turunan, Berikut Daftarnya

Wikipedia
Wikipedia

Para simpatisan PKI Madiun yang ditangkap oleh TNI

Heri mengatakan, kakek moyang orang Jawa meyakini segala sayuran yang tumbuh di pekarangan maupun persawahan pasti memiliki manfaat bagi tubuh.

Sayuran bagian dari tombo atau ramuan," kata Heri.

Ia menjelaskan hal ini dipahami dengan metode 'ilmu'.

Baca Juga: Dulu Panglima Perang Jokowi, Kini Gatot Nurmantyo Pilih Jadi Tukang Kritik Pemerintah, Begini Fakta Sebenarnya

Pengalaman empiris masyarakat Jawa menikmati sayuran genjer menghasilkan kesimpulan bahwa sayuran ini tidak beracun.

"Makanya genjer terus hidup dan berhasil menerobos sekat waktu, walau hanya akrab di dunia wong cilik," tuturnya. (*)

Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya