Fotokita.net - Saat ini Timor Leste memang telah menjadi sebuah negara berdaulat penuh, lepas dari Indonesia.
Sebagai negara merdeka, Republik Demokratik Timor Lestetelah berusia 21 tahun, terhitung 1999 silam.
Namun, kemerdekaan Timor Lesteyang dulunya menjadi provinsi ke-27 Indonesiaitu, sepertinya dibayar mahal oleh negara itu.
Pasalnya, semua fasilitas umum yang ada di wilayah itu dan dulunya dibangun oleh pemerintah Indonesia, diporakporandakan oleh perang saudara yang terjadi di daerah itu.
Saling serang di antara kalangan milisi, menjadi pemandangan yang mengerikan di saat detik-detik pengumuman kemenangan dalam referendum yang diselenggarakan oleh PBB.
Untuk diketahui, pada 21 tahun lalu, Timor Lestemerupakanadalah bagianIndonesia.
Namun mereka ngotot minta referendum untuk memisahkan diri sehingga akhirnya Bumi Lorosae itu menjadi negara merdeka.
Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dariIndonesia.
Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.
Memberikan jalan bagi rakyatTimor Lesteuntuk meraih kemerdekaan.
Dilansir dari AFP via Kompas.com, pendudukan Timor Leste memantik aksi penindakan memilukan selama 24 tahun yang menelan nyawa 250.000 baik karena perang, kelaparan, hingga penyakit.
Namun kegembiraan berubah menjadi duka setelah militer Indonesiadan milisinya menyerbu dengan menghancurkan infrastruktur mereka, serta memaksa ratusan ribu orang mengungsi, dan membunuh 1.400 orang.
Kesehatan masih jadi barang amat mahal bagi masyarakat Timor Leste
Timor Leste, negara yang sebagian besar dari 1,3 juta penduduknya memeluk agama Katolik, baru diakui secara internasional tiga tahun setelah pemungutan suara.
Namun, 20 tahun usai merdeka, Timor Lestejustru kembali lagi pada Indonesiadan merengek minta bantuan.
Mungkin karena iba atas minimnya fasilitas kesehatan yang ada di Timor Leste, Pemerintah Selandia Baruakhirnya menyatakan kesediaannya menerima warga Timor Lesteyang dideportasi dari Wuhan, China.
Kesediaan PemerintahSelandia Baruuntuk menolong warga negara "jajahannya" itu mengemuka, setelah pemerintah Indonesiasecara tegas menolak permintaan Xanana Gusmao.
Saat-saat awal ketika virus corona mulai mewabah di Wuhandan merenggut banyak nyawa manusia, pemerintah Timor Lestepun berupaya untuk memulangkan warganya yang sedang berada di negeri tirai bambu itu.
Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, Xanana Gusmao memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (4/2/2020).
Pasca memastikan kepulangan warganya itu, Xanana Gusmaolantas meminta bantuan pemerintah Indonesiauntuk menampung warganya tersebut.
Kala itu, Xanana Gusmaomeminta pemerintah Indonesiauntuk membantu mengarantinakan warganya yang baru dipulangkan dari Wuhan, China.
Upaya Xanana Gusmao itu denganmelakukan kunjungan ke Indonesiauntuk bertemu Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MDdi kantornya.
Xanana menyebutkan bahwa negaranya tidak memiliki fasilitas untuk mengkarantika ke-17 warganya akibat virus corona.
"Tolong harus mengerti, kami tidak punya fasilitas dan yang bisa kita lakukan minta bantuan ke negara-negara lain," ujar Xanana Gusmao.
Xanana meminta bantuan untuk mengevakuasi warganya yang saat ini berada di China.
Lebih dari 750.000 orang berhak menentukan suara mereka dalam pemilihan umum legislatif Timor Leste, Sabtu (22/7/2017).
Jika tidak dibantu pihaknya khawatir dengan potensi penularan virus corona.
Namun, permintaan itu ditolak oleh Indonesia.
Secara khusus, Pemerintah Timor Leste juga meminta tolong ke Bali untuk mengarantina warganya di Pulau Dewata itui.
Hal tersebut diungkapkan I Ketut Suarjaya, Selasa (4/1/2020) silam.
"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.
Menurut Suarjaya, penolakan tersebut telah sesuai dengan arahan PresidenJoko Widodoyang menyetop sementara kunjungan dari China.
Di tengah kegusaran Xanana Gusmaoyang belum mendapatkan bantuan kemanusiaan untuk warganya yang baru dipulangkan dari Wuhan, China, tiba-tiba jawaban melegakan justru datang dari Pemerintah Selandia Baru.
Pemerintah Selandia Barumenyatakan bersedia menerima warga Chinadari Wuhanyang diduga telah terkontaminasi virus corona.
Atas jawaban itu, kegusaran yangdialami Xanana Gusmao berganti ceria. Xanana dikabarkan senang dan tenang karena warganya itu diterima oleh negara sahabat.
Kala itu, pesawatSelandia Baruyang mengevakuasi 190 orang dariWuhan, membawa serta 17 penumpang diantaranya adalah wargaTimor Leste.
Tidak ada penumpang dalam pesawat yang menunjukkan gejalavirus corona.
Tetapi, satu orang sempat dilarang terbang setelah gagal dalam pemeriksaa kesehatan pra-terbang. berdasarkan keterangan Kementerian Luar NegeriSelandia Baru, terdapat 54 warganya.
Kemudian 44 residen permanen berpaspor China. Lalu 23 orang asal Australia beserta 12 residen permanen menggunakan paspor Negeri "Panda", delapan orang dari Inggris.
17 dariTimor Leste, 17 lainnya warga Papua Nugini, Lima Samoa, empat Tonga dan dua pendudu Fiji sisanya penduduk negara lain.
(Afif Khoirul M)
Artikel ini telah tayang di Intisari.Grid.ID