Chasing Light at The Edges of Night, Fotografi Batas Malam yang Menyeret ke Danau Perenungan

Sabtu, 12 September 2020 | 05:05
Teguh Santosa

Salah satu karya Teguh Santosa dalam buku fotografi Chasing Light at the Edges of Night

Fotokita.net - Buku fotografi baru karya Teguh Santosa yang berjudul Chasing Light at the Edges of Night seperti menghanyutkan dalam danau perenungan.Pembaca tak hanya disuguhkan keindahan-keindahan karya fotografi di batas-batas malam, tapi juga terjerat tegun, lalu terangsang untuk merenung.Merenungi teknik-teknik yang ia gunakan, juga makna-makna multitafsir yang bisa membawa emosi dan pemikiran.

Baca Juga: Kabar Baik Buat PNS, Pemerintah Sengaja Ubah Aturan Ini Agar ASN Bisa Cuti di Luar Cuti Bersama 2021, Begini RinciannyaBagi sebagian orang, foto-foto itu seperti mengungkap tabir, ternyata banyak hal di luar, kesadaran, pemikiran dan perenungan kita di tepi-tepi malam.Teguh Santosa tak hanya menunjukkan kekuatan dan kejelian teknik, tapi juga kekuatan konsep memotret kehidupan dan alam semesta di tepi-tepi malam.

Baca Juga: Belum Dapat Bantuan Rp 600 Ribu? Inilah Jadwal Transfer Subsidi Gaji Tahap 3

Itu yang membuat buku fotografi ini menjadi menarik, hingga merangsang para pakar fotografi Indonesia untuk urun bicara di dalamnya.Mereka adalah mantan Rektor ISI Yogyakarta, Profesor Suprapto Sujono dan pelopor pendidikan tinggi fotografi di indonesia, Risman Marah.Prof Suprapto Sujono dan Risman Marah sekaligus bertindak sebagai kurator buku ini.Selain itu ada ulasan Empu Ageng Oscar Motuloh, Darwis Triadi, Roy Genggam, Johnny Hendarta, Irwandi, Don Hasman, Pinto NH, dan Agus Leonardus.

Baca Juga: Disebut Yang Mulia, Donald Trump Bangga Kim Jong Un Bocorkan Cara Eksekusi Pamannya Sendiri

Teguh Santosa

Salah satu karya Teguh Santosa dalam buku fotografi Chasing Light at the Edges of Night

Bahkan, sastrawan top Indonesia yang terkenal lewat trilogi Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari, ikut memberi ulasan buku ini secara sastrawi.Buku ini memuat 130 foto dalam 228 halaman yang seolah menggelar misteri, keindahan, perenungan, dan kehidupan besar di tepi-tepi malam dalam kemasan gallery snow ultra white, hardcover, dan hot print.AWAL HARIDasar pemikiran Teguh Santosa adalah perhitungan bulan Komariah bahwa hari baru dimulai saat matahari tenggelam.Dan, ternyata, dia menemukan banyak fakta kehidupan dan visual yang ternyata memang mulai menggeliat begitu matahari tenggelam.Di tepi-tepi malam itu, justru banyak hal terungkapkan.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Karyawan, Hari Ini Bantuan Rp 600 Ribu Tahap 3 Mulai Ditransfer, Cepetan Cek Rekening

Teguh Santosa

Salah satu karya Teguh Santosa dalam buku fotografi Chasing Light at the Edges of Night

"Secara kultural dan historis, banyak kehidupan justru bermula di malam hari. Banyak pula keindahan dan misteri yang seolah terpapar dan menampakkan diri di malam hari," kata Teguh Santosa."Aktivitas peribadatan, nafsu hura-hura, kejahatan, dan kehidupan lain justru sering terjadi di malam hari. Malam seperti menjadi selimut dan rumah teduh bagi laku peribadatan, perenungan, sampai praktik praktik anormal dan kejaharan," jelasnya.Sebagai manusia, batas-batas malam itu juga menyeretnya dalam perenungan yang semakin dalam.

Baca Juga: Belum Kapok? Jerinx SID Bikin Panas Telinga Hakim, Nora Alexandra Malah Bangga Sang Suami Lakukan Hal Ini Hingga Pamer di Media SosialnyaRenungan-renungan tentang sinar-sinar malam yang membuka banyak tabir itulah yang mengawali konsep Teguh Santosa untuk membuat buku Chasing Light at the Edges of Night.Ia manangkap wajah-wajah kehidupan malam dalam imaji-imaji fotografi yang tak hanya mengeksplorasi teknik, tapi juga estetika, pun simpul-simpul perenungan.

Teguh Santosa

Salah satu karya Teguh Santosa dalam buku fotografi Chasing Light at the Edges of Night

Maka, membaca dan melihat buku ini seperti terbawa dalam danau perenungan yang penuh dengan adegan berbagai kehidupan dalam bingkai keindahan.Wajar pula jika buku yang baru akan dirilis akhir September 2020 itu sudah ramai diperbincangkan, terutama di kalangan praktisi fotografi.Beberapa Webinar sudah mulai mengulas buku ini baik di Learn From Home, maupun beberapa komunitas lain.Buku ini juga melahirkan penasaran besar.

Baca Juga: Digadang-gadang Bisa Selesaikan Krisis Corona, Relawan yang Disuntik Vaksin Buatan China Malah Positif Covid-19Sebab, Teguh Santosa dikenal sebagai pakar fotografi macro di Indonesia dan pernah membuat buku berjudul "Bersujud Aku di Detail Cipta-Mu" pada 2013.Tiba-tiba, dia membuat buku Chasing "Light at the Edges of Night" dalam lintas genre.Ada lansekap, macro, astro, human interest, dan genre lainnya ia eksplorasi dengan memanfaatkan sinar-sinar terbatas di tepi-tepi malam.

Baca Juga: Nekat Turun Ke Kali Grogol, Nikita Mirzani Malah Foto-foto Santai Usai Ikut Bersih Sampah Bareng Pasukan Orange

Teguh Santosa

Salah satu karya Teguh Santosa dalam buku fotografi Chasing Light at the Edges of Night

Secara teknik, fotografi di sinar-sinar minim sangat sulit, tapi juga menarik.Secara visual, ternyata banyak yang ditangkap dan menarik di awal dan sela-sela kegelapan malam.Keliaran Teguh Santosa di banyak genre fotografi juga mencengangkan, mengingat dia sering dicitrakan sebagai ahli fotografi macro.

Baca Juga: Wartawan Rendah Hati Hingga Jadi Orang Tajir di Tanah Air, Ternyata Jakob Oetama Meninggal Dunia Karena Penyakit Ini

"Saya sebenarnya memang suka eksplorasi berbagai teknik dan genre, karena seperti membuka banyak tabir," jelasnya.Terlepas dari itu, buku ini juga hasil laku batin dan perenungannya.Tak heran jika Chasing the Light at the Edges of Night juga membawa pemirsa ke danau perenungan, selain tentunya menuguhkan berbagai inspirasi kehidupan maupun fotografi.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma