Kim Jong Un Kembali Pecat Pejabat Partai, Pembelot Cantik Ini Bongkar Fakta Mengejutkan Soal Diktator Korea Utara: Dianggap Dewa yang Bisa Baca Pikiran

Senin, 07 September 2020 | 15:38
KNCA

Kim Jong Un menyetir sendiri Lexus 570 saat melakukan kunjungan ke korban banjir

Fotokita.net -Kim Jong Un kembali pejabat partai saat kunjungi daerah yang terdampak Topan Maysak. Sementara itu, pembelot cantik ini bongkar fakta mengejutkan soal diktator Korea Utara, dianggap dewa yang bisa baca pikiran.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan memecat ketua partai setempat, ketika dia mengunjungi kawasan pesisir yang terdampak Topan Maysak.

Media pemerintah KRT memaparkan momen ketika Kim berbicara dengan pejabat setempat maupun saat dia tengah meninjau area yang rusak.

Kantor berita pemerintah lainnya, KCNA memberitakan 1.000 rumah di Provinsi Hamgyong Selatan dan Utara hancur, dengan sawah dan sejumlah bangunan terendam.

Baca Juga: Mata-mata Korea Selatan Laporkan Kim Jong Un Alami Koma Berbulan-bulan, Foto Sang Pemimpin Korut Pimpin Rapat Jadi Perdebatan

Dalam kunjungan itu, Kim Jong Un sekaligus memimpin pertemuan komite ekesekutif pembuat kebijakan dalam memulihkan daerah terdampak Topan Maysak.

Dilansir Daily Mirror Senin (7/9/2020), dia fokus kepada pengaturan tim pembangun yang bakal dikerahkan ke area terdampak, termasuk masalah logistik dan transportasinya.

Pemimpin Korea Utara yang berkuasa sejak 2011 itu juga memecat ketua partai Provinsi Hamgyong Selatan, dan segera mengangkat penggantinya.

Baca Juga: Fakta-fakta Aneh di Korea Utara Sebelum Rumor Kim Jong Un Koma Mencuat, Semuanya Bermula dari Foto Ini

Dalam pemberitaan Sabtu (4/9/2020), dia mengancam bakal menghukum para pejabat yang tidak mematuhi perintah, yang berdampak pada "puluhan korban".

Secara terpisah, Kim juga mengirimkan surat kepada anggota partai di Pyongyang, menekankan mereka mengalami "masa sulit tahun ini karena krisis kesehatan dunia".

Karena itu, dia meminta komite pusat partai untuk menerjunkan 12.000 anggota dari ibu kota untuk mempercepat area yang terkena bencana alam.

KCNA melaporkan, pemerintah sudah "menerapkan langkah" untuk meminimalkan dampak maupun korban akibat badai ke-10 pada tahun ini.

Baca Juga: Kim Jong Un Dikabarkan Koma, Begini Alasan Intelijen Amerika Serikat dan Korea Selatan Sering Salah Informasi Soal Korea Utara

Di antaranya adalah memberi tahu masyarakat mengenai lokasi yang bisa dipakai berlindung, maupun jalur yang bakal dilalui topan tersebut.

Topan Maysak dilaporkan menghantam Semenanjung Korea pada Kamis (3/9/2020) di mana di Korea Selatan, topan itu menewaskan dua orang.

Sementara pada Senin ini, Korea Selatan disebutkan bersiap untuk kedatangan Topan Haishen.

AFP/KCNA VIA KNS/STR via Kompas.com

Dalam foto yang diambil pada 5 September 2020 dan dirilis oleh kantor berita Korea Utara KCNA pada 6 September 2020, nampak Kim Jong Un mengunjungi area yang terdampak Topan Maysak di Provinsi Hamgyong Selatan.

Kim Jong Un menjadi salah satu pemimpin dunia paling kejam di dunia. KekejamanKim Jong Undiungkapkan seorang wanita pembelot Korea Utara.

Pembelot cantik itu mengungkapkan fakta mengejutkansoal Kim Jong Un.

Wanita bernama Yeonmi Parkini mengaku dibesarkan di "negara pertapa" di mana konsep "cinta" dan "persahabatan" tidak ada.

Itu karena di Korea Utaramemiliki sistem pendidikan yang sangat ketat di sekolah.

Pemujaan harus diarahkan pada pemimpin tertinggi saja.

Baca Juga: Tak Cuma Hukuman 3 Bulan Kerja Paksa Buat Warga yang Ogah Pakai Masker, Kim Jong Un Juga Jatuhkan Sanksi Berat Ini Bagi Penduduk Korea Utara yang Doyan Menonton Drama Korea

Park sudah terbiasa melihat banyak orang mati kelaparan di jalanan.

Mengutip dari New York Post, Park adalah satu dari beberapa ratus pembelot Korea Utarayang melarikan diri ke Amerika Serikat.

Dia dan ibunya melarikan diri pada tahun 2007 ketika masih berusia 13 tahun.

Mereka menyeberangi Sungai Yalu yang membeku ke China.

Di sana, ibu Park diperkosa oleh pedagang manusia dan mereka berdua dijual kepada pria China - wanita muda dijual dengan harga kurang dari Rp 4,5 juta.

Dengan bantuan misionaris Kristen, wanita tersebut melarikan diri ke Mongolia lalu ke Korea Selatan, sebelum Park akhirnya pindah ke AS pada tahun 2014.

Sekarang bekerja sebagai juru kampanye hak asasi manusia, wanita berusia 26 tahun itu menjelaskan bahwa Korea Utara tidak seperti kediktatoran negara lain laiknya Iran atau Kuba.

Baca Juga: Kembali Beraksi, Anak Jokowi Isengi Lagi Akun Penipu di Instagram, Endingnya Malah Tak Terduga Hingga Bikin Sang Pemesan Keheranan

Yeonmi Park

"Di negara-negara tersebut, Anda memiliki pemahaman bahwa mereka tidak normal, mereka terisolasi dan orang-orangnya tidak aman," katanya kepada New York Post.

"Tapi Korea Utaratelah benar-benar dibersihkan dari seluruh dunia, itu secara harafiah adalah Kerajaan Pertapa."

via Daily Mail
via Daily Mail

Yeonmi Park, pembelot Korea Utara yang ceritakan ngerinya kelaparan di negeri Kim Jong Un.

Park dan saudara perempuannya diajari bahwa Kim Jong Il, mantan pemimpin negara, dan putranya Kim Jong Unadalah dewa.

Para guru menjelaskan kepada mereka bahwa keluarga Kim dapat membaca pikiran warganya dalam kehidupan sehari-hari, membuat rakyat untuk berpikir baik tentang para tiran.

Murid juga didorong untuk menemukan kesalahan pada teman sekelas mereka dan menyerang mereka secara verbal dalam "sesi kritik".

Baca Juga: Resmi, Orang Indonesia Dilarang Masuk Wilayah Malaysia Karena Covid-19, Begini Tanggapan Istana

Pengungkapan serupa dibuat dalam "Escape from Camp 14", kisah Shin Dong-hyuk.

Dia melarikan diri dari salah satu kamp konsentrasi negara dan mengalami kesulitan yang tak terbayangkan saat tumbuh dewasa.

Sekolah menengah di kamp itu tidak lebih dari tempat tinggal budak.

Tangkap layar mirror

Yeonmi Park

Pada satu titik, salah satu teman sekelas Dong-hyuk dipukuli sampai mati oleh guru karena menimbun beberapa biji jagung.

Park mengatakan tentang perjuangannya dalam menemukan makanan untuk bertahan hidup.

Dia sudah terbiasa makan serangga di negara di mana lebih dari 10 juta orang kelaparan atau menghadapi kekurangan makanan yang parah.

Baik paman dan neneknya meninggal karena kekurangan gizi dan mayat yang ditemukan di jalan merupakan kejadian biasa.

Baca Juga: Sebut Ada yang Tak Terlihat di Balik Sindiran Puan Maharani, Rocky Gerung Anggap Anak Megawati Jadi Titik Paling Lemah dalam Paket Rezim Jokowi

Tangkap Layar Mirror

Yeonmi Park

"Saya telah mengunjungi daerah kumuh di Mumbai, saya telah mengunjungi daerah kumuh di negara lain, tetapi tidak ada yang seperti Korea Utara."

"Korea Utara kelaparan, ini adalah kelaparan sistematis oleh negara yang memilih untuk membuat kita kelaparan," katanya.

Park mengkritik keputusan pemerintah untuk mengembangkan senjata nuklir ketika bisa memberi makan rakyatnya dengan uang.

(Kompas.com/IntisariOnline.com/Adrie Saputra)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma