Selain Disebut Jadi Pelaku Penyerangan Polsek Ciracas, Anggota TNI Dituding Rusak Kebun Melon Milik Petani, Begini Duduk Perkaranya

Sabtu, 29 Agustus 2020 | 16:49
KOMPAS.COM/WALDA MARISON

Petugas menderek dua mobil yang terbakar, dua mobil dalam kondisi pecah kaca dan satu bus operasional di Mapolsek Ciracas, Sabtu (29/8/2020)

Fotokita.net -Selain disebut-sebut jadi pelaku penyerangan Polsek Ciracas Jakarta Timur, anggota TNI dituding rusak kebun melon milik petani. Begini penjelasan dari pihak TNI terkait dua peristiwa itu.

Sekelompok orang tak dikenal melakukan pembakaran di Polsek Ciracas pada Sabtu (29/8/2020) dini hari.

Lima mobil yang terparkir di dalam halaman Polsek pun rusak parah dan beberapa kaca kantor pecah.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Polsek Ciracas Hancur Diserang Massa, Begini Penjelasan Dandim Soal Isu Pengeroyokan Anggota TNI Jadi Pemicu Penyerangan

KomandanKodim 05/05 Jakarta Timur, Kolonel Kav Rahyanto menjelaskan kronologi terjadinya penyerangan Mapolsek Ciracas pada Sabtu (29/8/2020).

Dalam berita yang di situs resmi TNIhttps://kodamjaya-tniad.mil.id, kejadian itu bermula dari adanya kecelakaan lalulintas yang melibatkan seorang anggota TNI.

Tidak dijelaskan kapan dan di mana terjadinya kecelakaan tersebut. Seorang anggota TNI bernama Ilham mengalami kecelakaan lalu lintas.

"Kejadian ini dimulai dari berita anggota Ditkumad atas nama Prd Ilham yang jatuh karena kecelakaan tunggal," kata dia dalam situs resmi tersebut.

Baca Juga: Polsek Ciracas Kembali Diserang Massa, Begini Dugaan Penyebabnya, Sama dengan Kejadian 2 Tahun Lalu?

Setelah itu, kata Rahyanto, muncul isu yang menyebut kecelakaan itu karena pengeroyokan sehingga memprovokasi ratusan orang.

Sekelompok orang yang terprovokasi itu pun melakukan perusakan di jalan hingga ke Polsek Ciracas.

"Menimbulkan lebih kurang 100 orang terprovokasi yang menyebabkan kerugian perusakan gerobak di jalan dan Alfamart hingga pembakaran di Polsek," jelas Rahyanto.

Pembakaran di Polsek diketahui terjadi pada Sabtu, (29/8/2020) dini hari tadi.

Baca Juga: Bukan Cuma Sekali, 2 Tahun Lalu Polsek Ciracas Diserang 200 Orang Diduga Tentara yang Membakar Bangunan Gara-gara Tak Puas Soal Ini

Masih dalam situs resmi yang sama, Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman memastikan akan menindak tegas anggotanya jika kedapatan terlibat dalam peristiwa itu.

"Apabila ada anggota dari satuannya yang terlibat agar Dansatnya membawa anggota tersebut ke Pomdam Jaya untuk diproses," terang dia.

ANTARA

Tangkapan layar fasilitas kerja di Mapolsek Ciracas, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, terbakar, Sabtu (29/8/2020).

Sebelum peristiwa itu terjadi, sebuah video berdurasi 14 detik yang memperlihatkan kendaraan TNI AD melindas tanaman melon milik petani, di Pesisir Urut Sewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Tanaman melon yang dilindas itu milik petani bernama Mursidin (55) dan Paryono (30).

Adapun peristiwanya terjadi pada Rabu (26/8/2020) sekitar pukul 11.00 WIB.

Baca Juga: Lama Bungkam, Gatot Nurmantyo Akhirnya Akui 3 Kali Tolak Tawaran Jabatan Ini: Saya Pernah Berkonflik dengan Menteri Pertahanan

"Menurut informasi yang kami dapatkan, perusakan tersebut dilakukan oleh salah satu satuan TNI yang pada saat itu sedang latihan menembak," kata Sekretaris Urut Sewu Bersatu Widodo Sunu Nugroho melalui keterangan tertulis, Jumat (28/8/2020).

Kata Sunu, tanaman melon yang dilindas oleh truk TNI tersebut diketahui telah berumur lebih kurang 30 hari dan mulai berbuah.

Menurut dia, kerusakan diduga lebih kurang 0,2 hektar.

DOK URUT SEWU BERSATU

Kondisi tanaman melon di Urut Sewu, Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kebumen, Jawa Tengah.

"Kami atas nama Urutsewu Bersatu (USB) dan Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan (FPPKS) mengecam tindakan perusakan tanaman tersebut dan menyayangkan kelambanan pemerintah dalam menangani konflik di Urutsewu," ujarnya.

Kepala Desa Setrojenar Muslim Sidik mengatakan, kondisi di lokasi tidak seperti yang tergambar di media sosial.

"Antara video di medsos memang jauh berbeda, artinya di lokasi memang kendaraan TNI melintasi, cuma tidak separah yang di medsos," kata Muslim.

Baca Juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Digadang-gadang Jadi Panglima TNI, Tiba-tiba Anak Buahnya Dituding Arogan Hingga Videonya Bikin Geger Netizen

Kata Muslim, lahan tersebut merupakan milik negara.

"Sampai saat ini legalitasnya tanah negara, bukan hak masyarakat atau TNI," ungkapnya.

Penjelasan TNI

Terkait dengan viral video tersebut, pihak TNI pun angkat bicara.

Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro Letkol (Kav) Susanto menegaskan, kabar di media sosial yang menyebutkan lahan pertanian rusak akibat lalu lalang kendaraan TNI saat sedang latihan tidak benar.

"Ada yang dibelokkan dan sengaja membangun persepsi seolah latihan penembakan meriam di sana telah merugikan warga petani," kata Susanto

Kata Sutanto, wilayah Urut Sewu bukan merupakan daerah pertanian warga.

Wilayah itu, sambungnya, merupakan daerah resmi yang digunakan untuk latihan persenjataan TNI AD.

Baca Juga: Bukan Hanya Air Isi Ulang, Ternyata Minum Air dari Dispenser Bisa Timbulkan Bahaya Mengerikan Ini, Begini Cara Hindarinya

Bahkan, lanjut Susanto, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN telah mengeluarkan Sertifikat Hak Kepemilikan Atas Tanah tersebut atas nama TNI AD untuk keperluan latihan.

Sertifikat diserahkan oleh Menteri ATR/BPN Sofyan A Djalil kepada KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa di Makodam IV Diponegoro, Rabu (12/8/2020).

"Dengan dasar tersebut, maka masyarakat diharapkan memahami dan tidak terprovokasi dengan berita-berita hoaks yang sengaja akan membenturkan masyarakat dengan TNI AD," ujar Susanto melalui keterangan tertulis, Jumat (28/8/2020).

Susanto mengatakan, warga di sana hanya diberi kesempatan untuk memanfaatkan lahan tersebut manakala tidak sedang digunakan untuk latihan.

Hal tersebut, katanya, sebagai bentuk kepedulian TNI AD untuk membantu warga sekitar.

"Mereka sudah menyadari bahwa lahan tersebut bukan miliknya dan karena kebaikan TNI AD diberi kesempatan untuk menggarap tanpa bagi hasil," jelasnya.

Masih dikatakan Susanto, warga setempat telah menyadari penggunaan lahan itu, sehingga pada saat digunakan untuk latihan, warga akan menghentikan aktivitasnya untuk menghindari kerawanan.

Baca Juga: Disebut Terima Suap Rp 7 Miliar, Jaksa Pinangki Dapat Pujian dari Hotman Paris Gara-gara Ketahuan Pernah Makan di Restoran Ini

Menurut Susanto, warga yang memanfaatkan wilayah tersebut telah memahami kesepakatan yang dibuat.

Namun, justru banyak pihak yang ingin memperkeruh dengan membenturkan warga dengan TNI AD.

"Kalau kita ikuti prosedur yang sebenarnya, pasti harus kosong dan tak boleh dijamah masyarakat. Namun, karena doktrin kita harus manunggal bersama rakyat, maka kita bantu warga sekitar dengan memperbolehkan menggarap lahan saat tidak digunakan untuk latihan," ujarnya.

Petani ikhlas

Sementara itu, petani melon yang tanamannya rusak akibat terlindas kendaraan TNI saat latihan mengaku ikhlas.

"Buat yang melindas-melindas itu hal yang wajar, saya ikhlas. Risiko menanam di lahan yang digunakan untuk tempat latihan menembak," kata Nanang Eko Prasetyo.

Kata Nanang, hubungan antara petani dan TNI berjalan baik.

Ia pun berharap para petani tetap dapat menanam di lahan tersebut.

Demikian juga dengan aktivitas anggota TNI yang menggelar latihan di wilayah tersebut juga dapat tetap berjalan.

Baca Juga: Perang di Ujung Senjata, Armada Laut dan Jet Tempur China Bidik Kapal Perusak Amerika yang Gerah Lihat Latihan Militer Tiongkok di Laut China Selatan

Sementara itu, petani lainnya bernama Paryono mengatakan, sebelum latihan yang dimulai pada Senin (24/8/2020), pihak TNI telah memberitahukan kegiatan tersebut.

"Sudah izin, saya malah tidak tahu kalau video yang viral itu," ujarnya dalam sebuah video saat Kepala Desa Setrojenar Muslim Sidik melakukan klarifikasi kepada petani, Jumat (28/8/2020).

( Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Duduk Perkara Kebun Melon Milik Warga di Kebumen Dilindas Kendaraan TNI, Petani Ikhlas"

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma