Soroti Kemampuan Jokowi yang Bikin Indonesia Melempem di Dunia, Rocky Gerung Tertawa Saat Jawab Isu Panas Pergantian Wapres: Saudara Terlalu Cerdik...

Selasa, 18 Agustus 2020 | 06:31
Warta Kota - Angga Bhagya Nugraha

Rocky Gerung

Fotokita.net -Tak hanya soal kemampuan politik internasional yang dimiliki Presiden Joko Widodo atau Jokowi, akademisi Rocky Gerung juga menyoroti performa Wakil Presiden Maruf Amin.

Jika Jokowi dibanding-bandingkan dengan kiprah Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY di dunia internasional, kemampuan Wapres Maruf Amin coba disetarakan dengan mantan Wapres Jusuf Kalla.

AkademisiRocky Gerungmenilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) kurang terlibat dalam dunia internasional.

DilansirTribunWow.com, hal itu ia sampaikan kepada Hersubeno Arief dalam kanalYouTubeRocky Gerung Official, diunggah Sabtu (15/8/2020).

Baca Juga: Cuma Dicetak 75 Juta Lembar, Inilah Cara Dapat Uang Baru Edisi Khusus Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia

Awalnya Hersubeno Arief menyinggung keterlibatan Indonesia dalam sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

"Saya ingin menyoroti kecenderungan PresidenJokowiyang menghindari pertemuan forum internasional," kata Hersubeno Arief.

"TercatatJokowiselama lima tahun berturut-turut tidak pernah menghadiri sidang tahunan PBB dan sebagainya," paparnya.

Baca Juga: Terungkap, Alasan Soekarno Tak Jalani Puasa Ramadhan Saat Bacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Jurnalis itu menyinggung saat ini tidak mungkin Indonesia tidak terlibat dalam politik global.

"Postur kita bahkan di Asia Tenggara bahkan hilang. Dulu kita ditakuti di zaman ASEAN, dianggap secara ekonomi kita menentukan pasar ASEAN," kataRocky Gerungmenanggapi.

Ia menyebutkan dulu Indonesia sangat diperhitungkan di Asia Tenggara dalam hal geopolitik.

Hal itu ditunjukkan dengan Sekretariat Politik ASEAN ditempatkan di Jakarta, sementara Sekreariat Bisnis ditempatkan di Singapura.

Baca Juga: Naskah Ditulis Soekarno, Tapi Tan Malaka Menolak Bacakan Teks Proklamasi Gegara Alasan Kontroversial Ini

Rocky membenarkan ada kemungkinanJokowisengaja menghindari terlibat dalam kancah politik internasional.

"Penghindaran itu dibaca oleh Australia sebagai gagal menjadi tokoh," komentar akademisi tersebut.

"Apa problemnya? Mungkin karena kemampuan debatnya kurang, kemampuan untuk membaca kemampuan politiknya kurang," paparnya.

Via Sosok.id
Via Sosok.id

Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Ia mengungkit seorang pemimpin negara akan semakin disorot jika terjun dalam politik dunia.

Selain itu, Rocky menyebutkan keterlibatan itu akan membuat seorang tokoh negara harus lebih banyak menjawab pertanyaan terkait sikapnya dalam urusan politik global.

"Mungkin beliau sendiri memilih tidak tampil di forum internasional karena hambatan-hambatan tadi," komentar Rocky.

Baca Juga: Tak Sabar Ingin Dapat Insentif, Inilah 2 Cara Mudah Buat Cek Lolos Kartu Prakerja Gelombang 4

Ia lalu membandingkan dengan era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Rocky menilai presiden keenam Indonesia itu lebih terlibat aktif di kancah internasional.

"Ketidaktampilannya di forum internasional tadi yang dibaca sebagai gagal atau tidak meneruskan tradisi SBY sebagai tokoh politik internasional," ungkit Rocky.

instagram @jokowi
instagram @jokowi

Presiden Jokowi saat lakukan rapat KTT Luar Biasa G20

Menurut Rocky, publik bertanya-tanya tentang sikapJokowiterhadap masalah di dunia internasional.

"Jawaban kita di dalam negeri, karena kapasitas beliau yang tidak mencukupi. Publik internasional enggak mau lihat kapasitasnya, cuma bilang gagal dalam politik regional," jelas dia.

Baca Juga: Sebut Tak Lagi Teruskan Tradisi Politik SBY, Rocky Gerung Berucap Santai Soal Pidato Jokowi: Ekonomi Meroket Diganti Lompatan Kodok

Dalam kesempatan sama, Rocky Gerungjuga menyoroti kebijakan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menurutnya cenderung berorientasi pada satu negara asing.

DilansirTribunWow.com, hal itu disampaikan Rocky Gerungkepada Hersubeno Arief dalam kanal YouTubeRocky Gerung Official, diunggah Sabtu (15/8/2020).

Menurut Rocky, banyak kebijakan Jokowi yang cenderung bertujuan mendekatkan hubungan dengan Tiongkok.

Ia menilai hal itu berdampak pada pandangan publik kepada Jokowi.

"Keterkaitan itu dengan politik Indonesia hari ini, terbaca dalam kritik publik terhadap kebijakan Presiden Jokowi yang terlalu berorientasi pada China," papar Rocky Gerung.

Rocky menampik Indonesia sudah terlibat dalam upaya dominasi ekonomi dalam perdagangan yang digagas Tiongkok pada 2019, yaknione belt one road.

"Walaupun orang mungkin menganggap belum menjadi kesepakatan dunia bahwa Indonesia ada di dalam jalurone belt one roaddari China," terangnya.

Meskipun begitu, ia menyinggung saat ini Indonesia lebih banyak bekerja sama dengan Tiongkok jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Rocky, hal itu berdampak pada pandangan dunia internasional terhadap keterlibatan Indonesia di politik dunia.

Ia mengungkit sebetulnya Indonesia dapat menjadi penengah bagi konflik yang terjadi antarnegara.

Baca Juga: Dulu Curi Perhatian Jokowi Usai Dipecat dari Paskibraka, Foto-foto Terkini Gloria Hamel Bikin Kita Tak Sabar Pencet Shutter Kamera

"Tapi pengetahuan itu juga bisa dibatalkan kenapa Indonesia hanya intensif berhubungan dengan China, tidak dengan negara-negara lain di Asia Tenggara," kata Rocky.

"Gagalnya Presiden Jokowi untuk tampil sebagai pemimpin dunia itu juga berpengaruh terhadap kemampuan Indonesia untuk menjadi penengah, bila terjadi konflik antara Amerika dengan China di China Selatan," tambah akademisi tersebut.

Rocky menyinggung sebelumnya nama Indonesia tidak pernah terdengar aktif di politik dunia internasional.

Instagram @rocky.gerung_ dan Instagram @rocky.gerung_
Instagram @rocky.gerung_ dan Instagram @rocky.gerung_

Rocky Gerung dan Jokowi

"Jadi agak aneh kalau tiba-tiba Presiden Jokowi memberi komentar tentang apa yang terjadi di China Selatan," jelas pengamat politik itu.

Sebelumnya ia sempat menyebutkan Jokowi tidak pernah menghadiri sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) selama lima tahun terakhir.

"Menghadiri sidang PBB enggak pernah, bagaimana dia tahu bahasa tubuh dari pemimpin-pemimpin di sekitar Pasifik terhadap kasus di China Selatan?" tanya Rocky.

Menanggapi pemaparan Rocky Gerung, Hersubeno menilai ada yang kurang tepat.

Ia berpendapat Jokowi terkesan menghindari hubungan internasional.

Baca Juga: Pecah Perang? Berebut Wilayah di Laut China Selatan dengan Tiongkok, Hubungan Vietnam dan Malaysia Malah Kian Tegang Gegara Urusan Satu Ini

"Tadi Anda menyebut gagal. Tapi saya melihat sih tidak gagal, tapi memang Presiden Jokowi justru menghindari," komentar Hersubeno Arief.

"Jadi belum ada usaha. Kalau gagal dia sudah mencoba tapi tidak berhasil," tambah jurnalis tersebut.

Pengamat politik Rocky Gerungtertawamelihat kecerdikan rekannya, Hersubeno Arief, yang membandingkan antara mantan Wakil Presiden Jusuf Kalladengan Wapres Maruf Amin.

DilansirTribunWow.com,Hersubeno membandingkan keduanya dalam segi kapasitas dalam forum internasional.

Hal itu disampaikan kepada Rocky Gerung dalam tayangan YoutubeRocky Gerung Official, Sabtu (15/8/2020).

Hersubeno menilai Jusuf Kalla ketka menjabat sebagai wakil presiden mempunyai kapasitas yang cukup baik dalam urusannya denganhubungan internasional.

Dan menurutnya, kondisi tersebut setidaknya mampu melengkapi kekurangan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) padaperiode sebelumnya.

Baca Juga: Masih Ingat Gloria Hamel? Gadis Cantik yang Gagal Jadi Paskibraka Karena Masalah WNA Kini Justru Panen Prestasi Tinggi

Namun, dikatakannya bahwa untuk saat ini negara kehilangan sosok Jusuf Kalla, terlebih perannya tersebut tidak lantas bisa digantikan oleh Maruf Amin.

"Kemarin pada periode yang lalu itu kan ada yang menjadi semacam bempernya atau mensubstitusi lah, katakanlah kelemahan dari Presiden Jokowi ini kan ada Pak Jusuf Kallayang selalu ada dalam forum internasional," ujar Hersubeno Arief.

Youtube/Rocky Gerung Official

Pengamat Politik Rocky Gerung dalam tayangan Youtube pribadinya, Rocky Gerung Official, Sabtu (15/8/2020).

"Tetapi kan belakangan Jusuf Kallamengeluh bahwa tidak bisa terus-terusan harus Pak Jusuf Kallayang mewakili," imbuhnya.

"Sekarang dengan adanya Pak Maruf Aminini kan ada lubang besar di dalam diplomasi internasional kita yang tidak mungkin itu di-take overoleh seorang Menlu atau Memku," jelasnya.

Mendengar penjelasan dari Hersubeno, Rocky Gerungpun tertawa dan mengakui kecerdikan dari rekannya tersebut dalam mecari celah.

Hal itu membuat Rocky Gerungmerasa terpancing dengan umpan dari Hersubeno.

Baca Juga: Punya Arti Spesial, Ternyata Jokowi Sudah 4 Kali Pakai Baju Adat Saat Upacara Kemederkaan Indonesia, Inilah Foto-fotonya

Dirinya lantas menyebut dua tokoh yang memiliki potensi dalam hubungannya dengan negara-negara lain, yakni Budi Gunawan dan Prabowo Subianto.

Berbicara hal itu, Rocky Gerungkemudian menyinggung isu panas yang sempat bergulir, yakni akan adanya pergantian jabatan sebagai wakil presiden.

"Saudara Hersu terlalu cerdik untuk menduga bahwa kalau begitu dicari tokoh yang punya akses ke politik internasional dan punya kapasitas," kata Rocky Gerung.

"Ya mungkin Budi Gunawan atau Prabowo, kalau fungsi dari Pak JK sebagai wakil tidak bisa dilakukan oleh Maruf Amin," ucapnya.

"Mungkin itu juga alasannya sehingga rumor hari ini adalah soal penggantian wakil presiden."

Lebih lanjut, pengamat politik tersebut akhirnya memberikan penjelasan yang serius pertanyaan dari Hersubeno terkait persoalan dunia internasional.

Dirnya berharap hal itu seharusnya bisa diambil alih oleh para duta besar (dubes).

Baca Juga: Cuma Dicetak 75 Juta Lembar, Inilah Cara Dapat Uang Baru Edisi Khusus Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Indonesia

"Tapi lepas dari itu kita ingin sebetulnya ada tim yang memperbarui citra kita di dalam politik internasional,"

"Paling tidak beberapa dubes lakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan Presiden," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita Winasis)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma