Dikira Kejatuhan Bom Atom, Begini Informasi Awal Penyebab Ledakan Besar yang Lumat Kota Beirut Lebanon

Rabu, 05 Agustus 2020 | 09:54
AFP/STR

Helikopter memadamkan api di lokasi ledakan di kawasan pelabuhan di Beirut, Ibu Kota Lebanon, Selasa (4/8/2020). Sebanyak 73 orang tewas dan ribuan lainnya dilaporkan terluka dari insiden dua ledakan besar yang mengguncang Beirut tersebut.

Fotokita.net - Sebuah ledakan besar mengguncang area pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada hari Selasa (4/8/2020).

Dikutip dari The Guardian, ledakan itu menewaskan sedikitnya 10 orang, dan melukai ratusan orang lainnya.

Ledakan juga menghancurkan jendela, merobohkan pintu dan mengguncang bangunan beberapa ratus kaki jauhnya.

Baca Juga: Indonesia Susul 6 Negara Masuk Jurang Resesi Gegara Pandemi Covid-19, Ahli Justru Minta Pemerintah Contoh Negara Ini

Dilansir dari NBCNews, Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan penyebabnya kemungkinan adalah api di hangar di mana bahan peledak disimpan di pelabuhan Beirut, di pantai barat negara itu.

Gambar dan video yang diunggah di media sosial dan diverifikasi oleh tim berita sosial NBC News, dibandingkan dengan citra satelit, tampaknya menguatkan bahwa ledakan itu terjadi di sebuah gudang di Beirut Port Silos.

Namun, penyebab pasti ledakan belum dapat dipastikan. Saksi mata mengatakan kepada televisi LBC bahwa setidaknya lusinan terluka dan rumah sakit penuh dengan korban yang terluka.

Baca Juga: Tak Ada Makan Siang Gratis, 3 Negara Ini Bantu Timor Leste Lepas dari Indonesia, Kini Harta Emas Hitam Jadi Kutukan Hingga Rakyat Timor Kembali Sebagai Korban

Dikutip dariKompas.compada Senin, ledakan tersebut telah menewaskan 73 orang dan ribuan lainnya terluka.

Perdana Menteri Hassan Diab menyatakan bahwa 2/750 amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian diduga sebagai penyebab insiden tersebut.

Hassan Diab menyebut pupuk itu memang sudah disimpan bertahun-tahun.

kompas.com
kompas.com

Detik-detik ledakan maha dahsyat di Beirut, Lebanon.

Pupuk itu disebut olehnya bisa memicu bencana, apapun itu.

Dikutip dariAFP, Hassan Diab menegaskan segera menggelar penyelidikan terkait kasus tersebut untuk mencari siapa yang harus bertanggung jawab.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Mereka yang bertanggung jawab akan menerima akibatnya," janjinya.

Sementara itu, Kepala Keamanan Umun, Abbas Ibrahim sebelumnya mengaku telah mengamankan 'material berdaya ledak tinggi' dari sebuah gudang.

Gudang itu berlokasi beberapa menit dari kawasan distrik hiburan malam dan pusat perbelanjaan.

Baca Juga: Remehkan Pasukan Negara Kemarin Sore, Tentara Inggris dan Malaysia Kocar-kacir Dihajar Serangan Kilat Marinir Indonesia, Pihak Kerajaan Akhirnya Tutupi Aib dengan Kebohongan

Bahkan saking besarnya ledakan tersebut, dentumannya sampai terdengar di negara Siprus, yang berjarak 240 kilometer dari Beirut.

Satu di antara korban yang selamat yakni seorang prajurit tak diketahui namanya menyebut bahwa ledakan itu benar-benar dahsyat.

Banyak mayat bergelimpangan serta ambulans terus mengevakuasi.

"Ini seperti bom atom," timpal Makrouhie Yerganian, pensiunan guru berusia 70-an yang sudah bertahun-tahun tinggal dekat pelabuhan.

Makrouhie menilai kekacauan itu lebih parah dibanding perang saudara pada 1975-1990.

Baca Juga: Kerap Pamer Foto-foto yang Menggoda Mata Laki-laki, Finalis Putri Pariwisata Bikin Hati Mantan Jessica Iskandar Klepek-klepek Gegara Punya Hobi yang Sama?

Semua bangunan di sekitar tempat tinggal Makrouhi langsung rusak parah.

Pamannya yang sudah 91 tahun tewas akibat kejadian tersebut.

Bahkan, rumah sakit di Lebanonkini kewalahan menampung korban luka dari ledakan itu,.

Belum selesai dengan penanganan pasien Virus Corona, korban luka terus berdatangan.

Akibatnya kini Pemerintah Lebanonmeminta adanya bantuan dari berbagai negara untuk mengatasi masalah ini

Kantor berita pemerintah Lebanon, NNA, dan dua sumber keamanan mengatakan ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan tempat ada gudang yang menampung bahan peledak.

Tidak dijelaskan jenis bahan peledak yang memicu ledakan dahsyat ini.

Beberapa orang di atas kapal Italia berlabuh di dekat lokasi ledakan, Ratu Orient, terluka dan dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: Ustaz Yusuf Mansur Sebut Ahok Tak Bisa Berbuat Apa-apa, Belum Genap Satu Tahun Jadi Komut Pertamina Suami Puput Nastiti Devi Sudah Berani Keluarkan Ancaman: Main Politik Sama Saya Mah Sudah Biasa

"Kapal itu benar-benar hancur - kabin lounge, semuanya," Vincenco Orlandini, seorang anggota awak berusia 69 tahun, mengatakan kepada Al Jazeera.

"Aku mendengar ledakan dan aku terbang ke seberang lobi, lalu aku mendarat di karpet dan aku beruntung, kurasa itu menyelamatkanku."

STR via AFP

Sebuah helikopter berusaha memadamkan api dalam ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon, pada 4 Agustus 2020.

Observatorium Seismologis Jordania mengatakan bahwa ledakan di Beirut setara dengan gempa berkekuatan 4.5 skala Richter.

"Ada korban dan korban di mana-mana - di semua jalan dan daerah dekat dan jauh dari ledakan."

Tiga jam setelah ledakan, yang melanda tak lama setelah 6 p.m. (1500 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan, memancarkan cahaya oranye di langit malam saat helikopter melayang dan sirene ambulans terdengar di seluruh ibukota.

Baca Juga: Dokter Yuri Koar-koar Minta Warga Pakai Masker yang Benar, Presiden Jokowi Malah Tertangkap Kamera Pimpin Rapat Menteri Tanpa Penutup, Begini Penjelasan Istana

Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit Beirut sudah penuh dengan orang-orang yang terluka.

Ambulans Palang Merah dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dipanggil untuk mengatasi korban jiwa yang besar.

Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Thohari menyatakan, ledakan yang terjadi di Beirut diduga disebabkan oleh bahan-bahan yang mengandung sodium nitrat yang terbakar.

Barang-barang itu disimpan di Pelabuhan Beirut. Ia menambahkan, sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan yang terjadi pukul 18.02 waktu setempat.

Sumber awal menyampaikan analisis bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan.

"Informasi bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan sodium nitrat dalam volume besar yang disimpan di port (pelabuhan)," ujar Hajriyanto melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

"Sodium nitrat adalah bahan putih yang digunakan utk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api," kata dia.

Menurut Hajriyanto, pelabuhan yang menjadi lokasi ledakan berdekatan dengan pusat kota Beirut. Ini menyebabkan munculnya kerusakan dan korban jiwa.

"Lokasi port berdekatan dengan downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan," ujar dia.

Baca Juga: Bikin Merinding, Video Ledakan Besar yang Hancurkan Kota Beirut Lebanon Jadi Viral, Israel Buru-buru Lakukan Hal Ini

Ia menambahkan, berdasarkan pengecekan terakhir seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat.

"Dalam catatan KBRI Beirut, terdapat 1.447 WNI, dengan 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa," kata Hajriyanto.

"Satu WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," ujar mantan wakil ketua MPR ini.

(Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma