Penyair Sapardi Djoko Damono Tutup Usia, Ternyata Sang Sastrawan Tak Mampu Melawan Penyakit Ini, Sudah Bolak-balik Dirawat di Rumah Sakit

Minggu, 19 Juli 2020 | 10:52
Grid.id

Sapardi Djoko Damono.

Fotokita.net -Dunia seni dan sastra Tanah Air pastilah amat mengenal dengan figur yang satu ini. Ya, dialah salah satu peletak dasar karya puisi yang tak lekang dimakan zaman.

Sastrawan senior Sapardi Djoko Damono telah berpulang kepada Sang Khalik. Almarhum menghembuskan nafas terakhirnya di usia 80 tahun pada pukul 09.17 WIB, Minggu (19/7) pagi.

"Sugeng tindak, Penyair 'Hujan Bulan Juni' Sapardi Djoko Damono. Semoga husnul khatimah," ujar Akhmad Sahal, Pengurus Cabang Istimewa NU di Amerika, melalui akun Twitter @sahaL_AS.

Baca Juga: Penyair Kondang Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Ternyata Sang Sastrawan Lahirkan Karya-karya Magisnya Justru Bermula dari Sini

Pemimpin Redaksi Tempo juga mengucapkan salam perpisahannya. "Selamat jaln penyair rendah hati: Sapardi Djoko Damono," tuturnya lewat akun @arifz_tempo.

Berdasarkan informasi Almamater Universitas Indonesia (UI), almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Eka BSD.

Baca Juga: Teriak Lantang di Depan Pendemo, Habib Rizieq Shihab Tiba-tiba Minta MPR Segera Gulingkan Presiden Jokowi, Alasannya Mengejutkan

Seperti kita ketahui Sapardi Djoko Damonomemang kembali dirawat di rumah sakit sejak Kamis (9/7/2020) lalu karena menurunnya fungsi organ tubuh.

"Bapak masih di ICU karena memang kondisinya perlu dimonitor. [Penyebabnya] karena usia, tentu fungsi organ menurun dan ada infeksi berat," demikian keterangan Sonya Sondakh, selaku kerabat Sapardi saat dihubungi CNNIndonesia.commelalui pesan singkat, Minggu (12/7).

Baca Juga: Laudya Cynthia Bella Kepergok Tatap Mesra Aktor Ganteng, Engku Emran Malah Ketahuan Semangat Datang ke Indonesia Gegara Sosok Ini, Dapat Gandengan Baru?

"Mohon doanya," tambah Sonya.

Kabar tersebut pertama kali disampaikan oleh sutradara dari Komunitas Teater Keliling, Rudolf Puspa melalui akun Twitter-nya pada Jumat (10/7) lalu.

"Sastrawan Sapardi Djoko Damono masuk ICU di Eka Hospital, BSD. Kerja organ tubuh menurun. Mari kita doa bagi kesehatannya," tulisnya.

Pada November 2019, Sapardi sempat dirawat di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, karena hemoglobin (HB) yang menurun.

Dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Liputan6.com, Sonya pun mengatakan bahwa hemoglobin Sapardi telah menurun selama setahun terakhir ini.

"Saya tidak tahu apakah ada kaitan langsung atau tidak [kondisi dulu dengan sekarang].

Baca Juga: Cobaan Datang Bertubi-tubi, Usai Baim Wong Dituding Pelit Bayar Ganti Rugi Rp 1 Miliar, Sekarang Gantian Paula Verhoeven yang Dapat Kritik Pedas Gegara Lakukan Hal Ini

Tapi mestinya saling terkait, kalau ginjal jelek akibatnya macam-macam misalnya.

Selama ini belum diketahui mengapa HB-nya drop terus sehingga harus transfusi secara berkala," ungkap Sonya.

Sapardi merupakan sastrawan Indonesia yang aktif sejak 1950an sampai saat ini.

Lelaki ramah itu tak hanya menulis banyak sajak yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, namun juga esai dan cerita pendek.

Jelang akhir tahun 1980-an, puisi-puisi Sapardi mulai dimusikalisasi dan membuatnya makin populer.

Dari puluhan buku yang pernah ditulis oleh Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni (1994) adalah salah satu yang paling terkenal.

Baca Juga: Sule Bongkar Konflik Besarnya dengan Andre Taulany, Azis Gagap Lagi-lagi Dibikin Makan Hati Hingga Harus Ngemper di Depan Rumah Mewah Sang Komedian Kondang

Kerabat Sapardi,Sonya Sondakh, mengatakan sudah ada beberapa orang yang menawarkan untuk menjadi pendonor bagi sangpenyair.

"Sudah ada beberapa. Kabar bapak butuh donor darah yang menyebarkan itu mahasiswa.

Jadi, ada beberapa mahasiswa yang sudah menawarkan untuk mendonorkan darah. Tapi masih saya tampung," ujar Sonya ketika dihubungiLiputan6.com, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Menurut dia, kondisi kesehatan Sapardi Djoko Damonotak kali ini saja drop. Namun, belum diketahui penyebab sakit Sapardi. Pencipta novelHujan Bulan Junitersebut masih membutuhkan diagnosis lebih lanjut.

Baca Juga: Anak Tiri Pendiri Sinar Mas Rebutan Warisan Keluarga Eka Tjipta Widjaja, Putra Bungsu Orang Terkaya Indonesia Malah Jalani Gaya Hidup Sederhana: Panas-panas Dikit Tak Apalah

"Sebenarnya ini sudah ketiga kalinya. Sebelumnya pernah drop juga. Tapi untuk tahu penyakitnya, kata dokter harus periksa sumsum tulang belakangnya dan itu antrenya panjang,"kata Sonya.

Namun, dia meminta agar sakit Sapardi Djoko Damonotidak dibesar-besarkan.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api yang menjadikannya abu…

Mungkin10 tahun yang lalu puisi karya Sapardi Djoko Damono ini hanya mentok di meja mahasiswa jurusan sastra.

Seiring perkembangan zaman, puisi tersebut kini menjelma menjadi “ayat-ayat cinta” yang kerap dipakai anak-anak milenial untuk menggombali kekasih.

Baca Juga: Rintis Karir dari Panggung Kampung Hingga Menderita Komplikasi Penyakit, Mandra Kenang Kelakuan Mendiang Omas Wati yang Bikin Gemas Keluarga: Liat Dokter Aja Dia Lari

Diksinya yang sederhana sehingga maknanya relatif mudah dimengerti membuat puisi ini menjadi sangat “hits” di kalangan anak muda.

Maraknya gombalan anak milenial dengan memakai puisi "Aku Ingin" ditanggapi santai oleh sang penyairSapardi Djoko Damono.

Saat dihubungi Liputan6.com beberapa waktu lalu, Sapardi mengatakan, bukankah saat ini banyak orang bahkan menggunakan kutipan ayat-ayat kitab suci untuk menggombali orang?

Karya sastra, khususnya puisi, tidak perlu diberi jarak dengan orang-orang. Puisi, menurut dia, adalah hasil karya manusia yang biasa saja, sama dengan yang dihasilkan orang-orang kreatif lainnya.

“Anggapan puisi sebagai suatu yang adiluhung bagi saya merupakan anggapan yang mengerikan sekali. Anggapan yang penuh kata-kata kosong begitu bagi saya malah merendahkan atau bahkan meledek puisi,” kata Sapardi.

(CNNIndonesia.com/Liputan6.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma