Sesumbar Mampu Sembuhkan Corona, Seorang Pemuka Agama Meninggal Lantaran Lakukan Tindakan Sepele Ini

Kamis, 21 Mei 2020 | 04:28
bbc.com

Pemerintah setempat menyatakan, mereka terpaksa mendatangkan polisi untuk menerobos penjagaan pengikut Ndifor di depan rumahnya.

Fotokita.net-Virus corona memang tak kenal jati diri seseorang. Organisme di ujung kehidupan itu menulari siapa saja yang lengah, tak mau mengindahkan protokol kesehatan.

Sepanjang vaksin penangkal virus itu belum lagi ditemukan, Covid-19 tetap akan menghantui kehidupan umat manusia.

Ada satu cerita yang terdengar konyol datang dari negara Afrika, Kamerun.

Seorang pendeta mengklaim dirinya mampu sembuhkan Covid-19, tapi kemudian malah alami penderitaan setelah tertular virus corona karena pengikutnya memiliki keyakinan tertentu.

Pendeta asal Kamerun bernamaFrankline Ndifor itu memang selalu mengaku bahwa dirinya mampu sembuhkan pasien positif Covid-19.

Baca Juga: Anji Sebut Anak Istimewa, Bocah Penjual Jalangkote Trauma Berjualan Hingga Bisikan Kalimat Mengiris Hati Kepada Adik Bayinya...

Cara yang dilakukan mantan kandidat presiden Kamerun itu sungguh sederhana bahkan bisa dibilang sangat nekat.

Baca Juga: Kenakan APD Lengkap yang Tembus Pandang Hingga Mampu Goda Iman, Perawat Dikenakan Hukuman Dirumahkan: Mereka Seharusnya Mati

Dia sesumbar dapat menyembuhkan pasien Covid-19 hanya dengan menyentuh tangan pasien.

Diwartakan Voice of America, dalam beberapa pekan terakhir warga pun berbondong-bondong ke Gereja Kingship International Ministries yang dia dirikan.

Bagi pengikutnya, Ndifor adalah "nabi". Oleh karena itu, ketika dia meninggal pada Sabtu (16/5/2020), rumahnya dijaga dari tim medis yang hendak mengambil jenazahnya.

Baca Juga: Balasan Tuhan Gerak Cepat, Bocah Penjual Jalangkote Banjir Hadiah dari Pehosor: Salah Satunya Tangan Kanan Prabowo dengan Beasiswa Lewat Kantong Pribadi

Dilansir dari Daily Mail, Senin (19/5/2020), Dr Gaelle Nnanga dipanggil untuk menyembuhkan sang pendeta yang mulai mengalami kesulitan bernapas.

Nnanga mengungkapkan, Ndifor meninggal sekitar 10 menit setelah dirawat karena tertular Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona.

Pemerintah setempat menyatakan, mereka terpaksa mendatangkan polisi untuk menerobos penjagaan pengikut Ndifor di depan rumahnya.

Para pengikut Ndifor percaya bahwa junjungan mereka itu tengah berada dalam "pertemuan rohani" dengan Tuhan sehingga tak bisa dikuburkan.

Mereka bernyanyi dan berdoa agar Ndifor bangkit lagi selama akhir pekan. Pada akhirnya, dia dimakamkan di depan rumahnya pada hari dia meninggal.

Rigobert Che, salah satu jemaat gereja Ndifor, mengungkapkan, sang pendeta berdoa bagi dia dan orang yang diyakini terpapar Covid-19.

Baca Juga: Kerap Pamer Koleksi Foto Tubuh Sintalnya, Ibu 3 Anak yang Bikin Masyarakat Indonesia Jadi Kompak Akui Kerap Dapat Titipan dari Pesohor: Biasanya Mereka Gerilya Gitu

journalducameroun.com; bbc.com
journalducameroun.com; bbc.com

Frankline Ndifor

"Ini adalah pastor yang meletakkan tangan dan mengklaim dia bisa menyembuhkannya. Jadi, jika dia meninggal karena penyakit itu, bagaimana nasib penderita lainnya?" keluhnya.

Che menerangkan, karena Ndifor sudah wafat, dia tidak tahu bagaimana nanti jika ada orang yang terkena virus dan harus berobat.

Ndifor dilaporkan juga menyumbangkan bantuan dan sabun bagi warga membutuhkan, dengan penampilan publik terakhirnya terjadi pada 20 April saat membagikan masker.

Baca Juga: Biarpun Prilly Latuconsina Sudah Legawa Terima Permintaan Maaf Andre Taulany, Seorang Pengacara Ngotot Perkarakan Sang Komedian ke Polisi: Ternyata Marga Ini Adalah Milik Kaum Ningrat

Twitter/@AkereMuna via Daily Mail
Twitter/@AkereMuna via Daily Mail

Frankline Ndifor

Ndifor berada di urutan tujuh dari sembilan kandidat presiden Kamerun pada pemilihan 2018, dengan mengumpulkan 23.687 suara.

Saat ini, dilaporkan terdapat 3.529 kasus positif dengan 140 di antaranya meninggal karena virus corona di negara Afrika tengah itu. (Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Klaim Bisa Sembuhkan Penderita Virus Corona, Pendeta Ini Meninggal karena Penyakit yang Sama".

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya