Gunakan Produk Ramah Lingkungan, Cara Bijak Buat Pelihara Bumi Nan Berkelanjutan: Semuanya Dimulai dari Diri Sendiri

Rabu, 20 Mei 2020 | 12:47
WWE

Penyu mengira bau sampah plastik seperti makanan

Fotokita.net -Seperti kita ketahui, ancaman sampah plastik yang belakangan mulai menimbulkan kekhawatiran tak luput dari perhatian dari Susi Pudjiastuti sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 2014 - 2019.

Apalagi, menurut Susi, Indonesia kini menempati urutan kedua setelah China sebagai negara penyumbang sampah laut terbesar di dunia.

Merujuk pada hal tersebut, Menteri Susi pun mengaku khawatis bahwa suatu saat jumlah sampah di lautan akan mengalahkan jumlah ikan.

Baca Juga: Soal dan Jawaban Belajar dari Rumah SMP Sederajat Senin 27 April 2020: Pesona Masjid Agung Banten

"Kalau tidak bisa diubah, tidak menutup kemungkinan 2030 laut Indonesia akan lebih banyak sampah plastik dari pada ikannya," kata Susi melalui telepon, Sabtu (20/7/2019).

pixnio.com
pixnio.com

Contoh sampah plastik

Susi mengatakan, sampah plastik tidak bisa hancur di laut meski sudah berusia 400 tahun.

Maka, sudah saatnya masyarakat pesisir merubah pola untuk tidak membuang sampah plastik ke laut.

"Saya saja sudah membiasakan tidak menggunakan minuman dalam botol plastik dan memilih menggunakan air dalam gelas seperlunya," ucap Susi.

Jika ada masyarakat kedapatan membuang sampah ke laut, Susi menegaskan bahwa pihaknya akan tidak segan-segan memberikan sanksi.

Baca Juga: Belajar dari Rumah TVRI untuk SMP/MTs Sederajat 27 April 2020, Pesona Cantik Masjid Agung Banten Nan Kaya Sejarah

"Orangnya yang saya gantung di pelabuhan. Sebagai menteri, saya bertugas menjaga kedaulatan laut dari penjarah ikan," ungkapnya.

"Sekarang kapal ikan asing sudah tidak ada, malah kita yang merusak. Kalian sebenarnya sudah tahu, tapi masih pada degil."

Baca Juga: Jelang PSBB Surabaya Raya, Tri Rismaharini Malah Kedapatan Lakukan Hal Ini: Ayo, Jangan Ngegerombol!

Kampanyekan Larangan Plastik Sekali Pakai di Instansi Pemerintahan

Susi Pudjiastuti juga pernah mengampanyekan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai di institusi pemerintah dalam rangkaian kegiatan pawai untuk menolak plastik sekali pakai di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Minggu (31/7/2019).

"Mari kita kampanyekan supaya seluruh institusi pemerintah melarang penggunaan plastik sekali pakai," katanya, dikutip dari Antara.

Twitter/ @selfeeani

Unggahan Fia diretweet oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti

Ia mengatakan, plastik sekali pakai seperti kantong kresek baru bisa hancur setelah 400 tahun.

"Itu berapa generasi?" katanya.

MUTIA FAUZIA

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ketika melakukan Pawai Anti Plastik di Jakarta, Minggu (21/7/2019).

Oleh karena itu, dia mengatakan, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat harus bersama-sama berusaha mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Baca Juga: Dikenal Garang Sampai Bikin Para Jenderalnya Ketakutan, Siapa Sangka Hati Kim Jong Un Meleleh Gara-gara Kecantikan Perempuan Korea Ini. Foto-fotonya Bikin Kita Jatuh Hati

Suara.com

Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat, Senin (26/11). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

"Mari tolak plastik sekali pakai," kata Susi.

"Ayo sama-sama kita cintai lautan. Kita jaga lingkungan kita," ia menambahkan.

Susi berharap warga memulai upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dari diri sendiri dan kemudian menularkan kebiasaan mereka kepada orang lain.

Melihat persoalan sampah plastik yang tak kunjung beres,Saya Pilih Bumi kembali punya gawe.

Bekerja sama dengan Kota Tanpa Sampah, pada Sabtu dan Minggu, 30-31 Mei 2020, besok, kami akan mengadakan program berjudul “Hadiah untuk Bumi”.

Program dimaksudkan untuk menyebarkan gerakan perubahan perilaku yang ramah lingkungan dengan membeli produk–produk ramah lingkungan.

Baca Juga: Anies Baswedan Kembali Perpanjang PSBB Jakarta, Jokowi Malah Minta Warga Beraktivitas Sambil Bersiap Sambut Era Normal Baru: Syukurlah, Pasar Kembali Ramai Jelang Lebaran

Salah satu persoalan akbar di Bumi adalah sampah. Setiap hari, penduduk Indonesia menghasilkan 0,3 sampai 0,5 kilogram sampah per orang.

Komposisi sampah organik 50-60 persen.

Sedangkan sumber terbesar berasal dari rumah tangga yakni 45 persen menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Produk ramah lingkungan ini terdiri atas setengah liter sabun lerak cair, sabun batangan dari kelor dan sereh serta loofah yang dapat digunakan untuk mencuci dan membersihkan tubuh.

Program ini selain untuk membantu orang–orang yang ingin mengubah gaya hidup menjadi ramah lingkungan, juga untuk membantu perekonomian para pengrajin lokal dan petani Indonesia.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Perpanjang PSBB Jakarta, Syukurlah Jokowi Restui Kondisi Pasar yang Ramai Kembali Menjelang Lebaran: Inilah Tatanan Kehidupan Masyarakat Indonesia yang Baru

Program “Hadiah untuk Bumi” ini juga memberikan dua kelas daring gratis bagi siapapun.

Kelas daring yang terdiri atas dua sesi pada Sabtu dan Minggu selama 1 jam 30 menit.

Pematerinya dari teman–teman Kota Tanpa Sampah sebagai pembicara dengan tema “Strategi Tiga Pintu” dan “Tata Kelola Sampah Skala Komunitas”.

Untuk Sobat Bumi yang ingin bergabung dalam program ini, silahkan klik dibit.ly/hadiah-untuk-bumidan kita akan belajar bersama di hari Sabtu dan Minggu ini.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya