Fotokita.net -Pandemi Covid-19 yang melanda negara-negara dunia telah membuat susah para pelintas batas. Mereka yang melintasi batas antar negara itu harus terdampar lantaran tak bisa kembali tempat asalnya gara-gara kebijakan penutupan wilayah.
Ada banyak warga dunia yang menunggu dipulangkan oleh pemerintahnya atau menunggu pintu perbatasan dibuka kembali. Diketahui, Pemerintah Indonesia sendiri telah melarang angkutan udara mengangkut penumpang hingga 1 Juni 2020.
Rupanya kebijakan pemerintah itu membawa dampak buat pengunjung wisata dari negara seberang. Salah satunya, pasangan bule asal Rusia yang membawa bayi mereka dalam perjalanan wisatanya.
Pasangan bule Rusia itu kedapatan mengamen di Mataram, Nusa Tenggara Barat lantaran mengaku tak memiliki uang dan bekal untuk hidup. Maklum, keluarga muda ini tak bisa kembali ke negara asal gara-gara kebijakan penutupan penerbangan tadi.
Viral video satu keluarga asal Rusia mengamen di Pasar Tradisional Kebon Roek, Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Dari video yang diunggah akun Facebook @Bakeqpekan Bakeq, tampak suami istri itu membawa serta seorang bayi dalam gendongan, mengamen menggunakan alat musik accordion.
Dari hasil penelusuran Kompas.com, suami istri yang videonya viral itu bernamaMikhail (29) dan Ekaterina (28), serta bayi mereka bernama Serafima (2).
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram Syahrifullah mengatakan, satu keluarga asal Rusia ini telah diamankan di kantor Imigrasi, setelah video mereka viral.
Dari hasil pemeriksaan, pasangan suami istri ini mengamen untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Sepasang bule Rusia tertangkap sedang ngamen di tengah pasar di Mataram, NTB, akibat virus corona.
"Mereka mengemis, ngamen, dan dapat uang dari warga yang kasihan. Uangnya mereka pakai membeli kebutuhan makan. Kami dapat laporan dan langsung melacak keberadaan mereka," ujar Syahrifullah saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (30/4/2020).
Petugas Imigrasi telah memeriksa kelengkapan dokumen keluarga Rusia itu dan tak ada masalah terkait waktu izin tinggal mereka.
Kesalahan mereka adalah mengamen atau bermain musik untuk mencari uang.
"Karena saat ini tengah terjadi musibah Covid-19, maka kami memberi kelonggaran. Jika tak ada Covid-19, saya pasti akan tindak tegas. Mereka hanya boleh berwisata di Lombok, bukan melakukan kerja atau aktivitas seperti mengamen atau mengemis," ujar Syahrifullah.
Dua bule ngamen di pasar
Setelah dilakukan pemeriksaan, keluarga asal Rusia ini diserahkan ke Konsulat Rusia yang berada di Bali.
Petugas Imigrasi akhirnya menjemput pasangan suami istri asal Rusia setelah video mereka viral.
Pasangan ini mengendarai motor ke kantor Imigrasi, sedangkan petugas mengikuti dengan menaiki mobil.
Pantauan Kompas.com, saat tiba di kantor Imigrasi Mataram, pasangan suami istri ini mengendarai sepeda motor yang telah dimodifikasi.
Tampak motor dipenuhi sayuran, kelapa muda, dan pakaian mereka. Keduanya tak mengenakan alas kaki, memakai pakaian seadanya bersama balita berambut pirang yang tertidur di dalam gendongan.
Bule ngamen sambil menggendong bayi
Keduanya mengisi dokumen ke dalam Kantor Imigrasi tanpa mengenakan alas kaki. Kepada Kompas.com, Mikhail mengatakan, semua pintu masuk menuju Rusia ditutup sehingga dia dan keluarga kecilnya tidak bisa meninggalkan Indonesia.
"Sebelumnya kami berada di Malaysia, kemudian kami terbang ke Indonesia. Rencananya, kami hanya dua hari berada di Indonesia dan akan kembali ke Malaysia. Tetapi, karena Malaysia lockdown, kami memutuskan ke Bali (lewat NTB)," ujar Mikhail dalam bahasa Inggris yang tidak begitu lancar.
Mikhail menjelaskan, dalam situasi tak menentu, sulit untuk pulang ke negaranya, sedangkan biaya hidup semakin menipis.
Akhirnya, Mikhail dan istri memutuskan untuk mengamen, menerima pemberian orang yang menikmati musiknya untuk membeli makan.
"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk membeli makanan dan biaya hidup. Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali. Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen, tapi di sini juga sama pintu ditutup," katanya.
Dia juga khawatir jika harus berpindah-pindah karena situasi yng tidak aman bagi kesehatan dia, istri, dan anaknya.
Kata Mikhail, meski dilarang pemerintah mengamen dan mendapatkan uang untuk menyambung hidup, tetapi warga di Indonesia membuatnya nyaman.
"Muslim di Lombok dan di Asia sangat baik dan respek dengan kami, sangat bersahabat, mereka Muslim yang hebat," katanya sambil tersenyum lebar.
Menuju Bali tidaklah mudah karena penyeberangan ataupun penerbangan ditutup total dari Lombok atau menuju Lombok, kecuali untuk logistik dan keperluan mendesak.
Namun, warga Rusia ini diberikan kelonggaran agar bisa menyeberang ke Bali untuk bertemu pihak Konsulat Rusia di Bali.
"Mereka akan bertemu pihak konsulat di sana, akan diberikan jaminan hidup, dibiayai sampai situasi telah memungkinkan mereka kembali ke Rusia. Semua sudah kami komunikasikan dan koordinasikan dengan pihak Konsulat Rusia," kata Kepala Imigrasi Mataram Syahrifullah.
WNA Rusia ini menggunakan kendaraan roda dua menuju Pelabulan Lembar, Lombok Barat, dan bersiap untuk menyeberang ke Bali.
Sebelum pergi, mereka menjalani rapid test dan hasilnya non-reaktif. Berdasarkan dokumen Keimigrasian, batas waktu izin tinggal mereka hingga akhir April 2020.
Belum dipastikan pukul berapa mereka akan menyeberang melalui Pelabuhan Lembar menuju Padangbae Bali, dan sampai ke Kantor Konsulat Rusia di Bali. (Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati/Kompas.com)