Fotokita.net-Sebelum ini Korea Utara menyatakan bahwa negaranya bebas dari virus corona.
Mereka melaporkan pada WHO bahwa tidak ditemukan satupun kasus Covid-19 do negaranya.
Namun pernyataan ini dengan tegas di tentang oleh komunitas Internasional yang menyatakan bahwa mereka sengaja menutupi kasus tersebut.
Sementara itu, para pembelot mengatakan bahwa negara itu memiliki sistem kesehatan yang rapuh dan terbelakang, akan sengat kesulitan untuk menangani pandemi tersebut.
Tentu banyak yang meragukan pernyataan Korea Utara bahwa negaranya masih nol kasus Covid-19.

:quality(100)/photo/2020/04/16/3554149377.jpg)
Walau Suka Culik Wanita Perawan di Korut, Kim Jong Un Ternyata Seorang Bapak Sayang Anak
Namun, penyataan itu tampaknya mulai ditarik kembali oleh Korea Utara karena baru-baru ini ada laporan bahwa Korut tengah terlihat panik.
Mengutip Reuters melalui Asia One Minggu (12/4/20), Korea Utara mendadak menyerukan tindakan untuk memperketat penjagaan negaranya.
Selain itu negara Komunis tersebut berdekatan dengan Korea Selatan dan China, dua negara yang memiliki kasus virus corona cukup besar di Asia.
Kim Jong Un.
Laporan itu mengatakan, mereka ingin memastikan warganya aman dari pendemi virus corona yang dikawatirkan menyebar begitu cepat setelah pertemuan biro politik komite pusat partai.
Pertemuan itu seharusnya dipimpin oleh Kim Jong-Un.
Kantor Berita Pusat Korea mengatakan virus itu tersebar luas dan meciptakan hambatan bagi upaya negara untuk mempertahankan situasi anti-pandemi.
Kegilaan Diktator Korea Utara, Kim Jong Un Berburu Ribuan Wanita Perawan untuk Dijadikan Budak Seks Bagi Kalangan Elite
Karena situasinya darurat kelas atas, konsistensi harus dilakukan dan keharusan tindakan untuk perlindungan nasional.
Perwakilan WHO untuk Republik Demokratik Korea mengatakan kepada Reruters pada Selasa bahwa negara itu terus menguji virus corona dan memiliki 500 orang yang dikarantina.
Tetapi mereka belum melaporkan satupun kasus postif virus corona di negaranya.
Korea utara, negara paling tertutup di dunia yang sebelumnya tak mengakui wabah virus corona akhirnyabocorkan kasus pertama.
Sayangnya, pengumuman ini tidak dilakukan secara terang-terangan dan secara resmi.
Mengutip Daily Mail pada Minggu (19/4/20), Pihak berwenang Korea Utara mengungkapkannya pada warga dalam kuliah umum.
Mereka mengatakan ada kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi pada awal Maret 2020.
Kim Jong Un lakukan eksekusi kejam terhadap pimpinan atau warga yang dianggap membelot darinya
Berita tersebut datang setelah klaim Korea Utara belum memiliki kasus terkonfirmasi.
Artinya, bahwa Korut selama ini menyembunyikan kasus virus corona dari dunia.
Menurut Daily Mail, pada Jumat malam (17/4), Radio Free Asia melaporkan yang dikatakan dosen itu pada organisasi dan pengamat lingkungan.
Mengutip dari dua sumber, yakni Pyongyang dan Ryanggang dosen tersebut mengatakan ada kasus dalam negeri.
Kim Jong-un diantara pengawalnya
Namun, dia tidak menyebutkan detail serta jumlah angkanya.
Dilaporkan media RFA, para Dosen mengatakan, kasus yang terkonfirmasi di Korut berada di Provinsi Hwanghae Selatan dan Provinsi Hamgyong Utara.
Laporan tersebut menyusul klaim Kim Jong-Un yang mengatakan tidak ada kasus terkonfirmasi di Korea Utara.
Diketahui, Hamgyong Utara berada di wilayah timur laut Korea Utara.
Sementara, Hwanghae Selatan berada di barat daya, kini Korea Utara telah memberlakukan pedoman jarak sosial pada warganya.
Selain itu Korea Utara juga memperkuat pemeriksaan di perbatasan.
Ilustrasi virus corona, Kim Jong Un
Bahkan, Pyongyang juga memerintahkan orang asing dari negara manapun yang masuk ke Korea Utara untuk di karantina hingga 30 hari.
Korea Utara juga telah memulangkan puluhan diplomat keluar dari negaranya pada awal Maret 2020 lalu.
Lantas bagaimana jadinya jika virus corona benar-benar ada dan menyebar di Korea Utara ada kemungkinan skenario terburuk ini akan terjadi.
Virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.
Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancurkan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.
Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.
Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.
Korea Utara juga mengatakan virus itu adalah "pertarungan" dan merupakan masalah bagi "kelangsungan hidup" negara.
"Epidemi akan, seperti yang disadari rezim itu sendiri, adalah masalah kelangsungan hidup nasional," katanya
Dia menambahkan, "Pyongyang tidak memiliki sumber daya maupun budaya administratif transparansi, empirisme yang terpisah dari ideologi, teknokrasi untuk menanggapi epidemi yang sebenarnya."
"Bantuan asing yang berkelanjutan dan, gagal itu, penindasan brutal hampir pasti diperlukan untuk mencegah wabah lokal," jelasnya.
Profesor juga sistem perawatan kesehatan Korea Utara telah "rusak selama beberapa dekade" dan tidak akan mampu mengatasinya.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Selain itu mantan dokter Korea Utara Choi Jung-hun juga ungkapkan hal serupa, yang menyebut Pyongyang tidak memiliki sumber daya melakukan karantina skala penuh.
Dia bekerja pada wabah campak di dalam negeri pada 2006 hingga 2007 dan mengatakan petugas medis tidak siap untuk melawan.
"Masalahnya di Korea Utara adalah bahwa manual tidak diikuti," dokter menjelaskan.
"Ketika tidak ada cukup makanan yang disediakan untuk orang-orang di rumah sakit dan fasilitas karantina, orang-orang melarikan diri untuk mencari makanan."
Sementara itu Korea Utara menghadapi ancaman menyegel perbatasannya dan memperburuk ekonomi yang sudah hancur.