Fotokita.net-Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menolak tudingan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mengatakan "tidak ada dasar ilmiah".
Zhao sebelumnya juga sempat menuduh bahwa militer AS yang mungkin telah membawa virus ke China.
Trump juga meragukan laporan resmi China yang menunjukkan negara itu hanya menderita 0,33 kematian per 100.000 orang.
"Jumlahnya tidak mungkin," katanya. Itu angka yang mustahil untuk didapat." Amerika Serikat menurut bagan yang ditampilkan dalam briefing, telah memiliki 11,24 kematian per 100.000 orang, sedangkan Perancis 27,92 dan Spanyol 42,81.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan China dapat menghadapi konsekuensi jika "secara sadar bertanggung jawab" atas pandemi Covid-19.
(Ilustrasi) Orang yang terpapar virus corona bisa sembuh sendiri
"Itu bisa saja dihentikan di China sebelum dimulai, tetapi tidak," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Sabtu (18/4/2020).
"Dan sekarang seluruh dunia menderita karenanya," lanjutnya dikutip dari AFP Minggu (19/4/2020).
Trump lalu ditanya apakah China akan menderita konsekuensi akibat pandemi virus corona yang dimulai di Wuhan pada Desember, dan telah menewaskan lebih dari 157.000 orang di seluruh dunia.
"Jika mereka secara sadar bertanggung jawab, tentu saja. Jika itu adalah kesalahan, kesalahan adalah kesalahan."
"Tetapi jika mereka secara sadar bertanggung jawab, ya, maka harus ada konsekuensi," lanjut Trump.
Shi Zhengli, Wakil Direktur di Institut Virologi Wuhan, China, memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China dalam makalah penelitian yang ditulis bersama dengan rekan-rekannya pada Januari 2019. Shi digambarkan sedang menjelaskan karyanya ke media pemerintah pada 2017.
"Apakah itu kesalahan yang lepas kendali atau itu dilakukan dengan sengaja? Itu perbedaan besar antara keduanya."
"Dalam dua kemungkinan itu, mereka seharusnya melibatkan kami."
"Kami meminta terlibat lebih awal, dan mereka tidak menginginkannya. Kurasa mereka tahu itu sesuatu yang buruk dan mereka malu."
"Mereka mengatakan sedang melakukan penyelidikan," lanjut presiden ke-45 AS tersebut.
"Jadi, mari kita lihat apa yang terjadi dengan penyelidikan mereka. Tapi kami juga melakukan penyelidikan."
Pemerintahan Trump mengatakan, tidak menutup kemungkinan virus corona menyebar - secara tidak sengaja - dari sebuah laboratorium yang meneliti kelelawar di Wuhan.
Virus corona atau Covid-19 kini sudah menyebar hingga seluruh dunia.
Awalnya virus tersebut menyebar di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Kini sudah ada lebih dari 120 negara yang terjangkit virus corona ini.
Meski demikian, hingga kini sumber awal dari virus corona ini masih menyisakan misteri tersendiri.
Pasalnya, asal-usul virus corona ini masih belum terungkap hingga sekarang.
Namun, dugaan yang muncul di awal adalah virus ini berasal dari kelelawar, menurut laporan dari para ilmuwan.
Sementara itu, virus ini telah menjadi penyakit dan menyebar dari China hingga ke seluruh dunia.
Kasus awal kemunculan virus ini adalah di Wuhan, China, pada Desember 2019 silam.
Ternyata covid-19 bukan berasal dari Wuhan dan telah menyebar semenjak pertengahan 2019.
Salah satu lokasi yang dituding menjadi awalkemunculan wabah ini adalah pasar hewan basah di Wuhan yang dituduh menyebarkan virus karena menjual hewan liar seperti kelelawar.
Namun, itu adalah dugaan dan informasi yang selama ini kita terima.
Selain itu ada sebuah penelitian baru yang menguak lebih jauh tentang asal muasal datangnya virus corona.
Berbeda dengan yang selama ini kita ketahui, penelitian ini justru mengungkapkan virus corona bukan berasal dari Wuhan.
Penelitian itu mengatakan bahwa virus ini sudah ditemukan muncul sejak September 2019.
Dalam Jurnal Prosiding National Academy of Sciences, menguraikan jaringan infeksi yang membuat penelitian sebelumnya mulai diragukan.
Tidak disebutkan lokasi awal di mana virus itu muncul, namun laporan itu mengatakan virus ini mulai menyebar dari selatan pada September 2019.
"Virus itu mungkin telah bermutasi menjadi bentuk efisien, terakhir selama berbulan-bulan lalu," kata kata ahli genetik Universitas Cambridge, Peter Foster melansir dari Intisari.
"Mereka berada dalam bentuk kelelawar atau hewan lainnya selama beberapa bulan dan menulari manusia lainnya," katanya.
"Kemudian, virus tersebutmulai menginfeksi dan menyebar di antara 13 September dan 7 Desember, menghasilkan jaringan yang kami sajikan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences," jelasnya.
Para peneliti menganalisis virus dengan menggunakan jaringan filogenetik, suatu algoritma yang dapat memetakan pergerakan organisme secara global melalui mutasi gen mereka.
Ketika mencoba menentukan lokasi pasti dari pasien nol, tanda-tanda awal mendorong peneliti menelusuri jauh ke wilayah selatan dari kota Wuhan.
Meskipun laporan mengatakan infeksi pertama terjadi di Kota Wuhan pada Desember 2019.
"Apa yang kami rekonstruksi adalah jaringan awal penyebaran signifikan pertama di antara manusia," kata Foster.
Dia dan koleganya dari beberapa institusi menganalisis lebih dari 1000 urutan genom lengkap virus.
Dengan menghitung berbagai mutasi virus, mereka bisa lebih dekat mencari tahu manusia pertama yang terinfeksi strain virus yang diyakini menyebar di antara kelelawar tersebut.
Mereka menemukan ratusan mutasi yang menunjukkan bahwa virus itu menyebar tanpa terdeteksi hidup pada hewan sebagai inang bertahun-tahun sebelum menulari manusia.
Virus corona biasanya mendapatkan satu mutasi dalam satu bulan.
Ada laporan yang belum diverifikasi bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Wuhan, di mana para peneliti melakukan pekerjaan pada penyakit kelelawar, tetapi studinya tidak mendukung jawaban itu.
"Jika saya didesak untuk menjawab, penyebaran asli virus itu bukan di Wuhan, tetapi lebih mungkin di China Selatan," kata Foster.
Jaringan filogenetik yang digunakan ilmuwan untuk melacak asal virus ini dianggap dapat diandalkan untuk melacak mutasi genetik, tetapi metode ini dibatasi oleh ukuran sampel dan mengasumsikan kecepatan mutasi yang mungkin tidak akurat.
Virus dapat mengalami transformasi dalam pola yang tidak terduga selama wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti ini.
(Intisari/Afif Khoirul M)