Jumlah Pasien Positif Virus Corona Nyaris Tembus 5.000 Orang, Ahli Kesehatan Sebut Indonesia Bisa Hindari Gelombang Kedua Pandemi Asalkan Penuhi 2 Syarat Ini.

Selasa, 14 April 2020 | 17:29
Xinhua

Pengakuan 4 Pasien Covid-19 Sempat Alami Gejala dengan Siklus Mirip Pelana Kuda, Minggu Kedua Kondisinya Justru Kritis dan Memburuk

Fotokita.net- Hingga saat ini total ada 4.839 kasus Covid-19 di Indonesia sejak pertama diumumkan pada 2 Maret 2020 lalu. Hal ini diungkapkan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Selasa (14/4/2020) sore.

"Sudah terkonfirmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan PCR real time sebanyak 4.839 orang," ujar Achmad Yurianto.

Pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan virus corona yang menyebabkan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia masih bertambah.

Berdasarkan data yang masuk pada Senin (13/4/2020) pukul 12.00 WIB hingga Selasa (14/4/2020) pukul 12.00 WIB, ada 282 kasus baru Covid-19 di Tanah Air.

Baca Juga: Dinyatakan Sudah Negatif dari Covid-19, Bima Arya Sempat Memotret Diam-diam Tenaga Medis yang Sedang Sujud dengan APD: Penuh Rasa Haru!

Pinterest

Waspada! Ahli Ingatkan Prediksi Gelombang Kedua Pandemi Corona Meski Kini Belum Sampai Puncaknya

Pasien yang positif terinfeksi virus corona memang semakin hari kian bertambah.

Para ahli menyebutkan wabah Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak pandemi.

Baca Juga: Kembali Tampil di Depan Kamera Sembari Ajak Cegah Wabah Covid-19, Susi Pudjiastuti Malah Dicuekin Netizen: Yang Di Sebelah Ganteng, BuNamun, di sisi lain kita juga harus bersiap pada gelombang kedua pandemi virus corona, jika sistem melemah. Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19, Prof. Akmal Taher.

Kompas.com

Kondisi Budi Karya Sumadi.

"Saya kira memang gelombang kedua (pandemi) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Akmal dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020). Potensi terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia ini bisa terjadi, kata dia, jika sistem yang saat ini sudah dibuat oleh pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar. Saat pandemi sudah mencapai puncaknya, sebaiknya pemerintah dan masyarakat tetap bekerjasama dan terus berkoordinasi untuk terus melakukan berbagai sistem strategis hingga transmisi Covid-19 ini benar-benar berakhir.

Baca Juga: Usir Rasa Bosan Selama Isolasi di Rumah Sakit, Satu Keluarga yang Terjangkit Covid-19 Ini Malah Kompak Lakukan Hal Begini: Hasilnya, Viral!Jika tidak, maka bisa terjadi hal yang dialami China. Di mana transmisi ternyata masih terjadi saat masyarakat sudah merasa aman saat wilayahnya sudah melewati puncak pandemi.Lantas, jika ada satu wilayah yang ditemukan lagi kasus infeksi, akan di lockdown wilayah tersebut.

freepict.com

Pasien 08 yang positif terpapar virus corona di Sumatera Selatan dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang. Pasien ketiga yang dinyatakan sembuh ini, diketahui menjalani perawatan lebih dari satu pekan di ruang isolasi, usai datang d

Akmal berkata, saat jumlah kasus terjadi penurunan setelah mencapai puncaknya nanti. Bukan berarti di masyarakat tidak ada sama sekali transmisi atau penularan terjadi tanpa diketahui. "Kalau sistem tetap jalan itu bisa teratasi. Tapi kalau sistem kita longgar. Wah, itu masih mungkin terjadi (gelombang kedua pandemi virus corona di Indonesia)," ujar dia.

Baca Juga: Usir Rasa Bosan Selama Isolasi di Rumah Sakit, Satu Keluarga yang Terjangkit Covid-19 Ini Malah Kompak Lakukan Hal Begini: Hasilnya, Viral!PSBB bukan lockdown Dijelaskan Akmal bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah ditetapkan oleh pemerintah bukanlah karantina wilayah atau berbeda dengan sistem lockdown yang diterapkan oleh negara China."Menurut saya kita lihat PSBB ini, lihat implementasinya. Kalau bagus kita support. Kalau tidak bisa dievaluasi," ujar dia.

Namun, disarankan oleh Akmal, seharusnya PSBB ini seharusnya tidak hanya ditetapkan atau diterapkan kepada daerah atau wilayah yang sudah banyak jumlah kasusnya saja. Melainkan, seharusnya PSBB ini juga baik diterangi pada wilayah atau daerah yang saat ini masih relatif sedikit jumlah kasusnya.

Baca Juga: Masuk Zona Merah Covid-19, Ratusan Driver Ojol di Kota Ini Malah Nekat Hadang Truk Sembako. Begini KronologinyaHal ini dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya transmisi atau penularan lokal. "Bagusnya justru (wilayah) baru sedikit jumlah kasusnya itulah harus dikerjakan (PSBB) itu," tutur dia. Jika di wilayah yang relatif masih sedikit juga sistem pencegahannya longgar, maka bisa berpotensi menjadi seperti Jakarta berikutnya.

Baca Juga: Tak Cuma Terjadi di Indonesia, Warga di Negara Ini Jauh Lebih Galak Soal Pemakaman Jenazah Korban Virus Corona: Satu Desa Nekat Lawan Polisi!Prinsip pencegahan sebenarnya adalah mencegah lokal transmision atau penularan virus SARS-CoV-2 yang terjadi antar masyarakat setempat, dan itu sudah harus dilakukan oleh banyak wilayah bukan hanya Jakarta. "Kita mencegah terjadinya lokal transmision (virus corona), karena kalau sudah ada lokal transmision bisa jadi seperti Jakarta," jelas Akmal. (Ellyvon Pranita/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Corona, Ahli Ingatkan Gelombang Kedua

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya