Di Tengah Zaman Susah Akibat Wabah Corona, Jangan Bertindak Gegabah. Contohnya, Pak RT yang Jadi Pesakitan di Kantor Polisi

Minggu, 12 April 2020 | 19:33
Instagram.com/@lambe_turah

Rumah Pak RT yang Tolak Jenazah Perawat Dibanjiri Karangan Bunga, Tertulis Kalimat Menohok 'Turut Berduka Cita atas Matinya Hati Nurani'

Fotokita.net - Baru-baru ini, warganet kembali dibikin kesal terhadap perilaku penduduk desa yang tegas menolak pemakaman jenazah perawat korban virus corona.

Saat jenazah akan di makamkan di desa Sewakul, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, sejumlah warga pun menolak dengan alasan takut tertular virus corona.

Saat itu, pelaku yang mengenakan kaos oblong ungu hijau dan celana jauh mengatakan, jika pemakaman jenazah akan mengakibatkan efek yang jauh.

Video warga menolak pemakaman jenazah perawat yang meninggal karena positif corona covid-19 beredar di media sosial pada Kamis (9/4/2020).

Penolakan jenazah perawat ini terjadi di Desa Sewakul, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Baca Juga: Jutaan Orang Terinfeksi Virus Corona, Ahli Spiritual Ini Kaitkan Tanah Jawa dan Tahun 2045. Ada Apa Gerangan?

"Setelah dimakamkan, efeknya nanti jauh Pak," ucap pelaku dalam video berdurasi tujuh detik itu.

Diketahui laki-laki ittu adalah Purbo, Ketua RT 6 Dusun Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Warganet pun marah melihat aksi tak pantas ini.

Belakangan, rumah Purbo bahkan dikirimi karangan bunga berisi tulisan-tulisan nan menohok.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur, Sudah Bilang Minta Maaf Ketua RT Ini Tetap Digelandang Polisi: Itu Perbuatan Melawan Hukum

Instagram.com/@lambe_turah

Karangan Bunga Banjiri Rumah Pak RT yang Tolak Jenazah Perawat, Kalimatnya Menohok 'Turut Berduka Cita atas Matinya Hati Nurani'

Rumah Pak RT yang Tolak Pemakaman Perawat Dipenuhi Karangan Bunga

Dilansir dari akun instagram @lambe_turah, banyak warga mengirimkan karangan bunga ke TPU Sirawak dan rumah Pak RT Turbo.

Dalam captionnya, tertulis "Sedangkan karangan bunga yang menyatakan bela sungkawa atas matinya hati nurani masih terus membanjiri TPU dan juga rumah pak erte"

Ya, karangan bunga yang dikirim dari berbagai daerah di Indonesia ini diberi tulisan-tulisan nan menohok.

Misalnya karangan bunga dari IPEGERI (Ikatan Perawat Gerontik Indonesia) ini.

Baca Juga: Bak Jilat Ludahnya Sendiri, Pemimpin Diktator Ini Mulai Kelimpungan Cegah Virus Corona Masuk ke Negaranya yang Tertutup

Instagram.com/@lambe_turah

Karangan Bunga di TPU dan rumah Pak RT

"Turut berduka cita atas matinya hati nurani dan rasa kemanusiaan masyarakat", tulisnya.

Ada juga karangan bunga DPK RSMI Papua, yang bertuliskan "Turut berduka cita atas matinya hati nurani oknum sekitar TPU Sirawak Suwakul"

Bahkan, ada juga karangan bunga yang isi pesannya mengingatkan akan masa depan.

Karangan bunga ini dikirimkan oleh DPD PPNI Wonogiri, "Menolak jenazah pasien covid 19, bisa saja jenazah seperti itu adalah dirimu di kemudian hari nanti"

Baca Juga: Ngotot Negaranya Tak Kemasukan Virus Corona, Pemimpin Diktator Ini Malah Cuek Pimpin Rapat Koordinasi Tanpa Kenakan Masker!

Instagram.com/@lambe_turah

Karangan bunga di TPU dan rumah Pak RT

Pak RT Berikan Klarifikasi hingga Ditetapkan Jadi Tersangka

Sebelumnya, di hadapan Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto, Purbo menyampaikan permintaan maafnya.

"Atas nama pribadi dan warga saya minta maaf adanya kejadian kemarin itu. Saya minta maaf kepada perawat, warga Ungaran, dan pada seluruh masyarakat Indonesia," ungkapnya, Jumat (10/4/2020) di kantor DPW PPNI Jawa Tengah.

Purbo mengatakan, penolakan pemakaman di TPU Sewakul tersebut adalah aspirasi masyarakat yang berada di lokasi, termasuk beberapa Ketua RT lain.

Baca Juga: Dapat Surat Terbuka dari Dokter Umum Soal APD, Jokowi Malah Manjakan Rakyat Jelata di Tengah Wabah Corona. Apa Saja Isinya?

Instagram.com/@lambe_turah

Karangan bunga di TPU dan rumah Pak RT

"Mereka mengatakan, Pak jangan di sini, jangan dimakamkan di Sewakul," ujarnya menirukan warga.

Karena desakan warga, akhirnya aspirasi tersebut diteruskan ke petugas pemakaman.

Dia menyatakan tidak mungkin mengabaikan aspirasi warga karena tanggung jawab sebagai Ketua RT.

Adanya penolakan pemakaman tersebut, karena adanya kesalahan informasi sehingga menyebabkan ketidaksetujuan dari warga.

Baca Juga: Jadi Filantropis Paling Royal di Sektor Kesehatan, Orang Terkaya Sejagat Ini Berikan Solusi untuk Atasi Wabah Covid-19

"Keluarga almarhumah juga ada yang dimakamkan di Sewakul meski bukan warga kami," ucapnya. Purbo mengakui, dalam hati dia menangis karena adanya penolakan pemakaman jenazah tersebut.

"Sungguh, saya juga menangis dengan kejadian tersebut. Apalagi istri saya juga perawat, tapi saya harus meneruskan aspirasi warga," ungkapnya.

Sementara Ketua RW 08 Dusun Sewakul, Daniel Sugito mengatakan, penolakan pemakaman tersebut sempat dimediasi.

Bahkan dokter juga memberi penjelasan hingga Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha datang ke lokasi.

Baca Juga: Kebijakan Lockdown di Tengah Wabah Virus Corona Bikin Hewan-hewan yang Menjijikan Ini Beradaptasi. Apa Dampaknya?

"Tapi warga tetap menghendaki pemakaman dipindah," ujarnya.

Selanjutnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng, secara resmi menetapkan tiga tokoh masyarakat, --di antaranya adalah Ketua RT--, di Desa Suwakul, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, sebagai tersangka.

Mereka dijemput personel Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng di kediaman masing-masing.

Ketiganya ditangkap polisi karena diduga kuat sebagai provokator atas penolakan pemakaman jenazah perawat RSUP dr Kariadi Semarang, yang positif terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Tak Berharap Banyak Pada Temuan Vaksin Penghalau Virus Corona, Dokter Paru Itu Justru Minta Kita Lakukan Hal yang Sederhana Ini

Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Budi Haryanto, menegaskan bahwa penolakan penguburan jenazah korban virus corona adalah perbuatan melawan hukum.

Karena itu, ia menegaskan, kepolisian kemudian mengambil tindakan tegas.

Ia mengatakan, pemakaman jenazah korban corona dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat.

Sehingga, dia meminta agar warga tidak terlalu takut saat di daerahnya ada proses pemakaman korban virus corona. (*)

Baca Juga: Sempat Bikin Geger Publik, Yasonna Laoly Akhirnya Buka Suara Sosok Pengusul Pembebasan Napi Koruptor. Tapi, Kenapa Dia Malah Pasang Badan?

Artikel ini telah tayang di SajianSedap.grid.id dengan judul Karangan Bunga Banjiri Rumah Pak RT yang Tolak Jenazah Perawat, Kalimatnya Menohok 'Turut Berduka Cita atas Matinya Hati Nurani'

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya