Rahasianya Makin Terbongkar Setelah Dicokok Polisi, Raja Halu dari Jawa Ini Tinggal di Rumah Bedeng illegal di Ancol Selama 6 Tahun: Pindah Karena Terbakar

Kamis, 16 Januari 2020 | 08:21
Kompas.com

Fakta Keraton Agung Sejagad Terkuak Usai Dicokok Polisi, Sinuhun dan Kanjeng Ratu Bukan Suami Istri Sah hingga Syuting Kerajaan di Rumah Kontrakan

Fotokita.net - Mereka mengaku sebagai induk dari seluruh negara di dunia, Keraton Agung Sejagat bersedia menjadi wadah terkait konflik yang ada di dunia ini.

Melalui cara itu, Keraton Agung Sejagat mengklaim akan memperbaiki kedaulatan, sistem bernegara, sistem ekonomi secara moneter ataupun global.

Layaknya kerajaan, keberadaan Keraton Agung Sejagat ditandai dengan bangunan semacam pendopo yang belum selesai pembangunannya.

Baca Juga: Kuliah di Australia dan Punya Gelar Magister, Fakta Ratu Halu dari Jawa Ini Bikin Kita Melongo: Tinggal di Kontrakan dan Usaha Angkringan

Di sebelah utara pendopo, ada sebuah kolam yang keberadaannya sangat disakralkan dan sebuah batu prasasti yang disebut Prasasti I Bumi Mataram.

Prasasti tersebut bertuliskan huruf Jawa, di kiri prasasti ada tanda dua telapak kaki, dan di bagian kanan ada semacam simbol.

(TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)
(TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati)

Batu prasasti di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) atau Kerajaan Agung Sejagat Purworejo, Senin (13/1/2020).

Mereka juga dipimpin oleh raja atau Sinuhun bernama Totok Santosa, dan ratu atau Dyah Gitarja bernama Fanni Aminadia.

Baik raja, ratu dan seluruh pengikut Keraton Agung Sejagat memakai seragam yang justru terlihat mirip dengan busana kerajaan Brunei Darussalam.

tribun bangka
tribun bangka

Sultan Brunei Darussalam

Baca Juga: Mendadak Muncul dari Pelosok Desa di Jawa Tengah, Raja Jadi-jadian yang Dicokok Polisi Itu Rupanya Iming-imingi Warga dengan Cara Ini. Begini Penjelasan Ahli

Dilansir dari TribunJateng, Sri Utami selaku tetangga yang rumahnya berada dekat dengan istana kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) mengungkapkan beberapa fakta.

Fakta pertama, Totok Santosa pernah menjadi pemimpin sebuah organisasi bernama Jogjakarta Development Committe (JOGJA-DEC).

Jogjakarta Development Economic Committe (DEC) adalah organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan kemanusiaan.

Sri Utami sendiri pernah menjadi anggota dan ikut dalam organisasi yang dipimpin oleh Totok Santosa tersebut.

"Sekitar tiga tahun yang lalu, awal kegiatannya seperti membantu rakyat kecil. Waktu terbentuk sudah ada bidang-bidangnya seperti pendidikan, sanitasi dan lain-lainnya," ungkap Utami.

Fakta kedua, sebelum bergabung dalam DEC, para calon anggota harus membayar sempat iuran kartu anggota (KTA) sebesar Rp 15 ribu, dan seragam seharga Rp 3 juta.

Baca Juga: Sebut Dirinya Bergelar Sinuhun Hingga Tawarkan Mimpi ke Warga, Rupanya Raja Keraton Agung Sejagat Buka Usaha yang Enggak Disangka Ini di Kontrakannya: 'Baru Dibongkar Semalam'

"Selain iuran KTA suruh bayar seragam juga senilai Rp 3 juta. Seragamnya itu dulu seperti army atau militer loreng-loreng," lanjut ungkapnya.

Selain itu, Totok Santosa juga menjanjikan mendatangkan dolar Amerika Serikat ke Indonesia untuk membiayai kegiatannya dan memberi kesejahteraan bagi Bangsa Indonesia.

Karena merasa tidak ada kegiatan yang jelas dan hanya kumpul-kumpul saja, Utami akhirnya memutuskan keluar dari EDC.

"Bilangnya bergerak di bidang kemanusiaan, tetapi nyatanya belum ada yang disalurkan. Karena keberadaanya EDC itu dulu masih merintis disini," pungkasnya.

Keraton Agung Sejagat ini pun ramai diberitakan berbagai media dan membuat warga resah.

Raja dan ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) diamankan oleh pihak kepolisian saat dalam perjalanan ke markas Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Mendadak Bikin Resah Warga Hingga Menyita Perhatian Polisi, Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Bakal Disangkakan Pasal Ini: 'Penjara Sudah Menanti Keduanya'

Penangkapan ini dikonfirmasi Dandim 07/08 Purworejo Letkol Muchlis Gasim.

"Memang benar, raja dan istri Keraton Agung Sejagat sudah diamankan di Polres," ujar Gasim.

Keduanya saat ini sudah dibawa dan diamankan ke Mapolres Purworejo untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Rencananya, keduanya akan diperiksa di Sejagat.

Selain pimpinan Keraton Agung Sejagat, polisi juga melakukan penggeledahan istana dan menangkap sejumlah punggawa keraton.

Dilansir dari Kompas.com, polisi pun masih mendalami motif berdirinya Keraton Agung Sejagat.

"Kami ingin mengetahui motif apa di balik deklarasi keraton tersebut," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Semarang, pada Selasa (14/1/2020).

Baca Juga: Tiba-tiba Muncul dengan Foto Kirab Budaya Hingga Bikin Resah Warga, Kerajaan yang Mengaku Titisan Majapahit Ini Malah Cuma Dapat Tanggapan Begini dari Ganjar Pranowo: 'Baik Juga Buat Diskusi'

Jajaran intelijen dan reserse kriminal umum telah diterjunkan untuk mengumpulkan data-data berkaitan dengan keraton pimpinan Totok Santosa tersebut.

Pengumpulan data berkaitan dengan profil sekaligus aspek legalitasnya.

"Negara kita adalah negara hukum. Pertama-tama kita akan mempelajari aspek legalitas," ucap Rycko.

Kemudian, kata dia, aspek sosial kultural, termasuk kesejarahan.

Toto Santoso (41), pria yang mendeklarasikan diri sebagai Raja Keraton Agung Sejagat sempat tinggal selama enam tahun di Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara.

Lurah Ancol Rusmin mengatakan, Toto tinggal di bedeng kayu berukuran 2x3 meter di pinggir rel kereta Stasiun Kampung Bandan.

"Dia tinggal di bedeng kayu semi permanen ukuran 2x3 di bantaran rel," kata Rusmin di Kampung Bandan, Ancol, Rabu (15/1/2020) malam.

Baca Juga: Ayah Sambungnya Dituding Ingin Kuasai Harta Warisan Sang Ibunda, Artis yang Divonis Dokter Cuma Berumur 6 Bulan Ini Bicara Perjuangan Keras Orangtua: 'Bokap Gue Pernah Dibayar Pake Nasi Kotak'

Sementara itu, Ketua RT 012/RW 005 Kelurahan Ancol Abdul Manaf mengatakan, Toto tinggal di sana sejak tahun 2011.

"Jadi dia bikin surat pengantar bikin KTP 2011. 2012 balik lagi, bikin KTP," kata Abdul kepada wartawan.

Abdul mengatakan, selama tinggal di sana, Toto tidak begitu menyita perhatian warga sekitar. Ia hanya sekedar bertegur sapa dengan warga sekitar tanpa komunikasi yang intens.

Selama tinggal di sana, Toto juga jarang ada di rumahnya. "Dia termasuk numpang alamat doang," ujar Abdul.

Abdul menyampaikan, Toto kemudian pindah setelah kawasan Kampung Bandan, termasuk rumah yang ditinggalinya, terbakar pada 2016.

Rumah yang pernah dihuni Toto saat ini sudah rata dengan tanah. Pasalnya rumah itu berdiri ilegal di pinggiran rel kereta api.

Keraton Agung Sejagat yang didirikan Toto di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jateng, membuat resah masyarakat.

Baca Juga: Bak Gayung Bersambut, Kru Televisi Ini Ikut Bongkar Sifat Asli Seteru Nikita Mirzani Itu: 'Tengilnya Minta Ampun, Sok Ngartis'

Sang raja dipanggil Sinuwun Toto Santosa Hadiningrat (42). Sementara sang ratu adalah Fanni Aminadia (41) yang memiliki gelar Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.

Kepolisian merespons dengan melakukan penyelidikan. Hasilnya, Toto diduga telah melakukan penipuan terhadap warga dengan menyampaikan berita-berita bohong terkait sejarah kerajaan itu.

Hasil penelusuran, polisi menemukan semua dokumen identitas yang dibuat di Keraton Agung Sejagat adalah palsu. Bahkan penetapan raja dan ratu dilakukan sendiri.

Menurut Kepolisian, para pengikut Keraton Agung Sejagat dijanjikan jabatan dengan gaji besar dalam bentuk dollar AS. Setidaknya ada 450 pengikut dengan latar belakang yang berbeda.

Baca Juga: Foto Kebanjirannya Bikin Gaduh Netizen, Penyanyi Cantik Itu Ternyata Habis Lakukan Hal Ini Sewaktu Air Masuki Rumahnya: 'Itu Pun Belum Nyisir'

Namun, para pengikut keraton ini juga diminta membayar iuran mencapai jutaan rupiah.

Saat ini Totok Santoso dan Fanni Aminadia telah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya dijerat Pasal 14 UU RI No.1 th 1946 tentang menyiarkan berita atau pemberitaan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dengan hukum maksimal 10 tahun dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya