Berobat untuk Atasi Gangguan Bipolarnya, Pengusaha Tajir Ini Malah Terbukti Positif Narkoba. Benarkah Obat yang Diminum Mengandung Amfetamin?

Jumat, 03 Januari 2020 | 13:45
instagram.com/medinazein

Medina Zein Akhirnya Buka Suara Terkait Kasusnya: Saya Tidak Berusaha Membela Diri, Saya Minta Maaf Telah Mengecewakan

Fotokita.net - Pengusaha cantik Medina Zein terbukti positif mengonsumsi amfetamin setelah dilakukan tes urin.

"Kami sudah melakukan pemeriksaan dan juga tes urine positif mengandung amfetamin, ya. Urine itu positif memang yang bersangkutan itu pemakai," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Yunus, pada Senin (30/12/2019) seperti dilansir dari Kompas.com.

Sementara itu, melansir dari Tribunnews.com, Ayah Medina Zein, Pujo (58), mengatakan jika sebelum Medina Zein diamankan, putrinya itu baru saja berobat ke rumah sakit karena kondisi kejiwaannya.

Baca Juga: Selalu Tampil Cantik Depan Kamera Hingga Punya Bisnis yang Bikin Tajir, Siapa Sangka Pengusaha Kondang Itu Ketahuan Pakai Narkoba Gara-gara Masalah Ini

Sebelumnya, istri Lukman Azhari ini menjadi perbincangan publik lantaran perseteruannya dengan sang sahabat, Zaskia Sungkar dan Irwansyah.

Pengusaha kaya raya ini menuding sahabat sekaligus partner bisnisnya itu telah melakukan penggelapan uang perusahaan.

Perseteruan diantara mereka kemudian diketahui berakhir damai bersamaan dengan pengakuan Medina Zein tentang penyakit bipolar yang dideritanya.

Namun, wanita yang satu ini justru kini terjerat kasus narkoba.

Pujo pun mengatakan jika yang ia ketahui obat yang dikonsumsi adik ipar Sarah Azhari itu mengandung amfetamin.

"Pas di rumah sakit, itu pun sedang berobat. Cuma katanya obat itu mengandung itu (amfetamin)," kata pensiunan PT Dirgantara Indonesia itu.

Rupanya sang ayah pun mengetahui penyakit yang tengah dihadapi Medina Zein.

Menurut Pujo karena penyakitnya sama dengan yang diderita adalah gangguan kejiwaan seperti yang dialami artis Marshanda dan Ariel Tatum, Medina Zein pun berusaha mencari tahu.

Baca Juga: Abang Iparnya Mau Buka Mulut di Depan Polisi, Sosok Pengusaha Tajir Ini Akhirnya Mendekam dalam Sel Tahanan Gara-gara Terbukti Gunakan Narkoba

Bipolar yang diderita Medina Zein memang kerap dikait-kaitkan dengan kasus narkoba yang beberapa waktu lalu menjeratnya.

Sebagian orang berasumsi jika amfetamin memang digunakan Medina Zein untuk menangani gangguan kejiwaan yang dideritanya.

Namun, hal lain diungkapkan oleh Direktur Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan dr. Laurentius Panggabean Sp. KJ.

Menurutnya, justru amfetamin tidak disarankan untuk menjadi obat untuk pengidap bipolar.

Instagram/Medina Zein
Instagram/Medina Zein

Medina Zein

Karena jika dikonsumsi justru bisa menimbulkan bahaya dan efek lain seperti kecanduan.

"Ya pertanyaannya siapa yang mendiagnosa dia bipolar. Kan nanti ketahuan resep apa yang dikasih. Bipolar itu biasanya dikasih penenang atau obat-obat golongan psikotropi. Nggak sampai amphetamine, karena itu justru berbahaya" ungkapnya.

Menurut Laurentius, pengakuan Medina Zein yang mengidap bipolar harus dibuktikan dengan diagnosa dari dokter spesialis kejiwaan.

Bipolar sendiri menurutnya membutuhkan diagnosa yang sulit dan juga perlu penanganan yang tidak mudah.

Baca Juga: HP Abang Iparnya Ditemukan, Sosok Pengusaha Berhijab Ini Akhirnya Diamankan Polisi: Ikut Tersangkut Kasus Narkoba?

"Harus tahu siapa yang mendiagnosanya. Dalam hal harus yang berkompeten yakni dokter spesialis kejiwaan," ujarnya.

Soal penyebab penyakit ini, ia mengungkapkan jika ada tiga faktor, yaitu genetika, psikologis, dan faktor sosial.

Namun menurutnya yang paling banyak terjadi adalah faktor genetika.

"Tapi paling banyak itu biasanya karena faktor genetika," ujar dr. Laurentius

Baca Juga: Kerap Pamer Cinta di Depan Kamera, Nasib Pernikahan Pengusaha Tajir dan Penyanyi Cantik Itu Dibongkar Paranormal Kondang: 'Ketahuan Cuma Pelarian dari Kekasih Lamanya?'

Sementara itu, untuk penanganannya, menurut Laurentius, penderita seperti Medina harus secara rutin konsultasi dan berobat ke dokter spesialis kejiwaan.

Untuk penangannya yang efektif ya dari obat yang diresepkan dan dukungan orang-orang terdekat," katanya.

Laurentius juga menyoroti soal peran keluarga dan orang-orang terdekat untuk bisa memahami perilaku pengidap bipolar.

"Orang yang ada di sekitar dia mesti punya pemahaman bahwa perubahan-perubahan perilaku dia itu bagian dari penyakit bipolarnya. Jadi jangan dibawa ke hati (kalau ada perilaku aneh). Jangan dipikirkan," tandasnya.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya