Sempat Santer Bakal Pimpinan Lembaga Setara Kementerian, Mantan Ketua Tim Kuasa Hukum Jokowi di Sidang MK Itu Malah Tampik Jabatan yang Dinilai Kontroversial Ini

Senin, 16 Desember 2019 | 12:26
Kompas Regional

Yusril Ihza Jadi Pengacara Capres, Rumah Masa Kecilnya Belitung Timur Asri Banget!

Fotokita.net -Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Ferry Noor menyatakan, adanya kemungkinan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra, memimpin pusat legislasi nasional.

Pusat legislasi nasional merupakan badan setingkat kementerian yang pembentukannya diusulkan Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berkomitmen di dalam penyederhanaan regulasi dan peraturan, baik di pusat dan daerah. Ia berencana menggabungkan fungsi-fungsi legislasi selain di lembaga legislatif menjadi satu badan.

Hal itu pernah disampaikan Jokowi dalam debat pertama capres-cawapres di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019).

"Kami akan menggabungkan fungsi-fungsi legislasi, baik yang ada di BPHN, Dirjen Peraturan Perundangan dan fungsi legislasi yang ada di semua kementerian," ujar Jokowi.

Baca Juga: Mati-matian Berjuang dalam Menangkan Gugatan di MK, Ketua Tim Kuasa Hukum Jokowi Dikabarkan Bakal Dapatkan Jabatan Ini

"Akan kita masukkan ke dalam badan ini yang namanya pusat legislasi nasional sehingga kontrol langsung oleh Presiden," lanjut dia.

Tribun Bogor
Tribun Bogor

Yusril Ihza Mahendra saat mengungjungi Ustaz Abu Bakar Baasyir di LP Gunungsindur, Kabupaten Bogor,

Badan itu, menurut Jokowi, juga dapat dijadikan wadah konsultasi untuk pemerintah daerah yang hendak menerbitkan regulasi.

Dengan demikian, Jokowi yakin apabila badan legislasi tersebut dibentuk, maka seluruh regulasi, baik pusat dengan daerah, harmonis dan tidak ada lagi yang tumpang tindih.

"Akan kita sederhanakan semuanya sehingga apabila ada tumpang tindih langsung kelihatan dan bisa kita lakukan revisi dengan baik," ujar dia.

Baca Juga: Dicopot dari Pangkostrad Karena Kerahkan Pasukan ke Istana Presiden, Apakah Prabowo Akan Ambil Keuntungan Ini Sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Baru Jokowi?

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Ferry Noor menyatakan, adanya kemungkinan ketua umumnya, Yusril Ihza Mahendra, memimpin pusat legislasi nasional.

Kompas.com
Kompas.com

Berbalut Kebaya Hitam, Anggunnya Istri Yusril Ihza Mahendra yang Berdarah Jepang dan Filipina!

Pusat legislasi nasional merupakan badan setingkat kementerian yang pembentukannya diusulkan Presiden Joko Widodo.

"Ini ada satu kementerian badan yang baru disahkan oleh Presiden dan DPR. Badan kementerian legislasi nasional atau apa gitu ya. Mungkin bisa saja Pak Yusril diminta Pak Jokowi di situ nantinya," kata Ferry saat dihubungi, Minggu (27/10/2019).

Ferry mengatakan, Yusril tentunya akan siap jika nantinya Presiden Joko Widodo menugaskan langsung untuk memimpin lembaga itu.

Baca Juga: Saat Dilantik Sebagai Wamen PUPR, Mantan Bupati Jayawijaya Ini Justru Dapat Kabar Buruk dari Kampungnya. Mampukah Ia Tuntaskan Tugas Khusus dari Jokowi?

Menurut Ferry, Yusril layak memimpin lembaga tersebut sebab tak banyak orang di Indonesia yang punya pemahaman hukum yang komprehensif.

Instagram @yusrilihzamhd
Instagram @yusrilihzamhd

Berbalut Kebaya Hitam, Anggunnya Istri Yusril Ihza Mahendra yang Berdarah Jepang dan Filipina!

"Badan ini infonya kan setingkat menteri. Regulasi, melakukan penyetaraan dari produk undang-undang dari pusat sampai daerah. Jadi sinkron. Tidak tumpang tindih. Tugas ini berat sebenarnya," kata Ferry.

"Dan di Indonesia ini yang mengerti dan memahami persoalan hukum dan perundang-undangan ini hanya sedikit. Kalau Pak Mahfud (MD) sudah di Menko (Polhukam). Pak Jimly (Asshiddiqie) sudah di DPD. Tinggal Pak Yusril," lanjut Ferry.

Baca Juga: Tak Selaras dengan Pidato Sewaktu Pelantikan, Kabinet Super Pelangi Ini Diprediksi Bakal Bikin Repot Jokowi. Apa Alasannya?

twitter.com/Yusrilihza_Mhd
twitter.com/Yusrilihza_Mhd

Cantik & Keturunan Jepang, Yuk Intip 5 Pesona Istri Yusril Ihza Mahendra!

Saat ditanya apakah sudah ada permintaan dari Jokowi agar Yusril memimpin lembaga tersebut, Ferry menjawab belum ada permintaan secara langsung.

"Langsung (dari Jokowi) tidak. Tapi ada bisik-bisik lah melalui saya. Dari pihak-pihak timnya Pak Jokowi lah," lanjut dia.

Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan alasan mengapa ia tidak ingin menjabat Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut dia, sebagai advokat yang kritis terhadap siapa saja, dirinya tidak ingin jabatan yang dipegang tersebut justru menimbulkan kontroversi.

"Saya tak ingin jadi kontroversi. Saya advokat yang kritis terhadap siapa saja. Latar belakang saya seperti itu akan menjadi kontroversi jika saya menjadi Dewas KPK. Akan ada polemik pro dan kontra," kata Yusril melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Baca Juga: Ketahuan! Gara-gara Berbuat Durhaka Pada Kakeknya Sendiri, Youtuber Ini Rupanya Gemar Bikin Konten Tak Pantas Ini. Apakah Dia Bakal Dapat Hukuman Tambahan?

"Oleh sebab itu, saya sejak awal memutuskan tidak bersedia duduk pada jabatan tersebut," lanjut politikus PBB itu. Yusril menegaskan, dirinya bukanlah pengejar jabatan. Ia menerapkan seleksi yang ketat terhadap jabatan yang menghampiri dirinya.

"Hanya jabatan yang benar-benar saya anggap sesuai dengan jiwa dan semangat saya yang saya baru bersedia menerimanya," ujar Yusril.

Baca Juga: Kerap Dianggap Dimanjakan dalam Keluarga Baru yang Kaya, Rupanya Ruben Onsu Beri Hukuman Buat Betrand Peto Gara-gara Keasyikan Lakukan Hal Ini

Ia juga menegaskan bahwa pernyataannya ini tidak ada kaitannya dengan jabatan yang diinginkan namun tidak berhasil ia dapatkan. Pernyataannya ini juga tak berkaitan dengan janji pihak Istana memberikaknnya jabatan tertentu.

"Enggak ada. Istana tidak pernah menjanjikan jabatan apapun kepada saya dan saya tidak pernah meminta jabatan apapun. Saya bukan tipe manusia yang hidup mengejar jabatan," ujar dia.

Baca Juga: Granat Asap Diketahui Tak Timbulkan Efek Ledakan, Benarkah Bom yang Dilarang dalam Hukum Perang PBB Ini Jadi Biang Keladi Kejadian di Monas? Begini Penjelasan Ahli

Yusril yang pernah menjabat kuasa hukum pribadi Jokowi itu mencontohkan ketika dirinya ditawari jabatan penting oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"SBY waktu jadi Presiden pernah menawarkan saya jadi Dubes di Malaysia atau jadi Ketua MK. Saya tidak bersedia. Saya tidak sekedar berteori. Saya bukan manusia yang hidup mengejar jabatan," tegas Yusril. ((Rakhmat Nur Hakim/Dani Prabowo/Kompas.com)

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya