Teror di Kantor Polisi Medan Jadi Pembuka, Sosok yang Dekat dengan Pelaku Bom Bunuh Diri Itu Sudah Siapkan Aksi yang Lebih Besar di Ikon Wisata Dunia. Siapa Dalangnya?

Jumat, 15 November 2019 | 17:24
KOMPAS.COM/DEWANTORO

Suasana saat polisi memasang garis polisi di rumah kontrakan Rabbial, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan dan istrinya, Dewi di Gang Melati, Kelurahan Tanah 600, Kecamatan Medan Marelan, Rabu sore tadi (13/11/2019).

Fotokita.net - Usai peristiwa bom bunuh diri di Kompleks Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pihak kepolisian langsung menggeledah sebuah rumah. Warga pun berkerumun mencari tahu.

Berada di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara, rumah itu merupakan rumah orangtua RMN alias D.

RMN alias D adalah seorang pria yang tewas mengenaskan dengan luka parah di bagian perutnya seusai ledakan keras di depan kantin Mapolrestabes Medan.

Sebagian besar warga yang mengenal sosok RMN mengaku terkejut dan tidak menyangka. Sebab, yang bersangkutan dikenal sebagai orang yang baik.

Kepala Lingkungan (Kepling) III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara, Poetra, mengatakan, dirinya tidak begitu mengenal RMN.

Menurut dia, RMN sudah tidak menjadi warganya lagi setelah menikah dan pindah ke Marelan pada tahun 2018. Dia tidak mengetahui alamat detail di Marelan.

"Terakhir ketemu sebelum dia menikah tahun 2018. Biasalah, dia seperti anak lainnya. Gabung dengan sebaya dan aktif di masjid. Kalau ada kegiatan Isra Miraj dan Maulid, dia ikut serta," sambung Poetra.

Sepengetahuannya, RMN bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol).

Tribun-medan.com/ M Andimaz Kahfi
Tribun-medan.com/ M Andimaz Kahfi

Warga dan awak media berkerumun di depan rumah terduga pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan

Bom bunuh diri meledak di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi. Pelaku yang tewas, RMN (24), mengenakan jaket pengendara ojek online untuk memuluskan aksinya.

Berdasarkan laporan dari jurnalis Kompas TV, Bahri Nasri, ledakan terjadi pada Rabu 08.30 WIB. RMN yang mengenakan atribut ojek online hendak mengurus surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

"Terduga pelaku berjenis kelamin laki-laki. Saat diperiksa barang bawaannya, ia melawan, lalu bergegas lari dan meledakkan diri tepat di depan kantin," kata Bahri Nasri, dalam siaran langsung Kompas TV, Rabu (13/11/2019).

Baca Juga: Ledakan Terjadi di Area Kantin Polrestabes Medan, Pelaku Diduga Lakukan Bom Bunuh Diri. Apakah Pelaku Kelabui Aparat Lantaran Pakai Atribut Ini?

Lokasi ledakan hanya berjarak sekitar 10 meter berdekatan dengan ruang Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polrestabes Medan, tahanan, dan pelayanan SKCK.

"Aktivitas di kantin sudah dimulai ramai. Karena pukul 08.00 sudah pelayanan untuk masyarakat sudah dibuka dan jumlahnya cenderung banyak di pagi hari," kata dia.

Akibat peristiwa ini, empat polisi dan dua warga sipil terluka. Kendati belum bisa dipastikan, pengakuan kepala lingkungan tempat tinggal orangua RMN di Gang Tentram, Lingkungan III, Kelurahan Sei Putih Barat, Kecamatan Medan Petisah, RMN memang bekerja sebagai pengemudi ojek online.

Ini menjadi pertama kalinya pelaku teror memanfaatkan atribut ojek online.

IST
IST

Kronologi Bom Bunuh Diri Polrestabes Medan, Sebelum Melakukan Aksinya Pelaku Sempat Melawan

Kepala Pusat Ilmu Kepolisian dan Kajian Terorisme Universitas Indonesia (UI), Benny Mamoto menyebut modus operandi ini perlu jadi perhatian. Sebab ojek online bisa dengan mudah mengelabui pihak keamanan maupun masyarakat.

"Identitas sopir ojol diidentikkan sebagai model transportasi dan jasa pengiriman barang yang legal dan sudah diterima masyarakat. Sehingga keberadaan mereka keluar masuk lingkungan kantor tidak mencurigakan. Peluang ini yang digunakan oleh pelaku," kata mantan penyidik Densus 88 itu, Rabu (13/11/2019).

Soal atribut ojek online sebagai modus kejahatan sebenarnya sudah kerap terjadi. Paling sering, ojek online sebagai kurir narkoba.

Baca Juga: Kenali Senjata Rahasia Korea Utara yang Lebih Kuat dari 10 Bom Atom

Benny menilai ojek online rentan dimanfaatkan sindikat narkoba karena murah dan tidak dicurigai aparat. Tak cukup narkoba, kini, ojek online jadi modus aksi teror.

Billy, salah seorang pengemudi ojek online berpandangan, pelaku tersebut harus benar-benar dicek apakah benar atau tidak menjadi pengemudi Go-Jek.

Sebab, banyak anggota masyarakat yang bukan pengemudi Gojek meski sering memakai atribut Go-Jek.

"Apalagi sekarang kan banyak orang yang bisa mendapatkan atribut Gojek, yang tidak driver Gojek, tapi bisa pakai atribut," kata Billy.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Istimewa via Tribunnews
Istimewa via Tribunnews

Sosok pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan teernyata adalah mahasiswa, tetangga sebut sifat pelaku berubah sejak menikah.

"Pihak perusahaan ojek online harus mau kerja sama dan memberi akses kepada aparat keamanan untuk membuka data sopir dan nomor polisi kendaraan agar memudahkan aparat mengecek kebenaran ojek online tersebut," ujar Benny.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan meminta aplikator ojek online memperketat proses rekrutmen pengemudi ojek online.

“Aplikator juga harus melakukan pemantauan terhadap anggotanya yang aktif karena biasanya kalau ada orang pihak yang berkegiatan kayak gitu (pegeboman) dia ada kelainan," ujar Budi.

Baca Juga: Ibu Mahasiswa Korban Diksar Menwa Menjerit Saat Tahu Putranya Sempat Dianiaya Alat Vitalnya, Rupanya Para Pelaku Bukan Berasal dari Kampus yang Sama dengan Si Korban. Begini Kronologinya Hingga Hal Itu Bisa Terjadi

Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu mengungkapkan akan memangggil operator ojek online pasca peristiwa bom tersebut. Hal ini menurutnya penting agar para aplikator ojek online meningkatkan kewaspadaan.

"Oleh karenanya kami akan panggil aplikator, mereka kami minta bikin SOP yang ketat,” kata Budi.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan usai mengetahui jaket ojek online digunakan dalam aksi teror, pihaknya langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Grab siap membantu kepolisian untuk proses investigasi lebih lanjut apabila diperlukan. “(Begitu dengar kejadian), kami langsung berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait untuk memberikan dukungan penuh,” kata Ridzki.

Hal yang sama disampaikan perwakilan Go-Jek. Vice President of Corporate Communication Gojek, Kristy Nelwan, mengatakan, pihaknya mengutuk aksi teror di Mapolrestabes Medan.

Kristy masih berusaha memastikan apakah jaket yang digunakan berasal dari aplikasinya.

"Kami mengutuk aksi teror tersebut. Kami tidak dapat berkomentar mengenai atribut pelaku dan kami masih akan menghubungi dan berkoordinasi dengan pihak berwajib," ujar Kristy dalam keterangan resmi.

Kristy juga menegaskan bahwa Gojek menentang keras segala tindakan anarkistis dan akan memberikan dukungan penuh terhadap upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat. "

Gojek menentang keras segala tindakan anarkistis dan akan memberikan dukungan penuh upaya pihak berwajib dalam menjaga keamanan masyarakat," katanya.

RMN ternyata tak sendirian dalam melakukan teror.

Beberapa menyebut bahwa sang istrilah yang punya pengaruh lebih kuat.

Rabu (13/11) kemarin, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah mengamankan seorang perempuan berinisial D.

D adalah istri dari RMN, pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu pagi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengungkapkan bahwa saat ditangkap, D sedang menyusun rencana melancarkan teror di Bali.

Baca Juga: Wiranto Diserang Anggota Teroris, Benarkah Dulu Bung Karno Sudah Ramalkan Kejadian Seperti Ini?

"Di dalam jejaring komunikasi media sosialnya, mereka (D dan terduga teror lainnya) berencana melakukan aksi terorisme di Bali," ujar Dedi di Markas Korps Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (14/11/2019).

Penyusunan rencana aksi teror ini, lanjut Dedi, dilakukan bersama seorang pria berinisial I.

Fakta yang mengejutkan bahwa I merupakan narapidana perkara terorisme yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II, Kota Medan, Sumatera Utara.

"Yang bersangkutan (D) cukup aktif di media sosial dan secara fisik sudah pernah berkomunikasi lewat Facebook (dengan I)," kata Dedi.

Kini, D masih diperiksa secara intensif oleh tim Densus 88 Antiteror Polri untuk pengembangan kasus bom bunuh diri sang suami beserta aksi teror yang direncanakannya.

Diberitakan, seorang pria yang mengenakan jaket berlogo ojek online melakukan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan, Rabu pagi. Pelaku diketahui meninggal dunia di tempat dengan kondisi mengenaskan.

Baca Juga: Pertama Kalinya Jadi Modus Aksi Teror, Begini Penjelasan Ahli Tentang Alasan Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri Medan Pakai Jaket Ojol

Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan. Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, adapun seorang lainnya masyarakat biasa.

Berdasarkan hasil olah TKP, tim berhasil mengidentifikasi identitas pelaku. Pria berjaket ojek online yang meledakan diri berinisial RMN, usia 24 tahun.

RMN yang berstatus pelajar/ mahasiswa lahir di Kota Medan, 11 Agustus 1995. Berdasarkan data catatan kependudukan, RMN tinggal di bilangan Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

Kompas.com/Dewantoro

DA selaku istri bom bunuh diri di Polrestabes Medan diamankan oleh Polisi Rabu pagi.

Diduga Terpapar Istri

Markas Besar Kepolisian RI tengah menyelidiki motif pelaku peledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara pada Rabu (13/11/2019) pagi.

Ada dugaan, RMN (24) terpapar radikal dari istrinya atas nama DA.

Saat ini, Kepolisian telah menahan istri RMN di Mapolrestabes Medan. Adapun penangkapan dilakukan langsung oleh Tim Densus 88 saat menggeledah rumah RMN pada Rabu (13/11/2019) kemarin.

"Patut diduga, dia (RMN) terpapar dari istrinya dulu. Kemudian baru terpapar di media sosial jejaring istrinya," kata Karopenmas Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (14/11/2019).

Dari hasil pemeriksaan sementara, istri DA juga aktif di media sosial dan kerap melakukan komunikasi dengan para narapidana terorisme (napiter).

Dari penelusuran sementara, DA juga pernah berkomunikasi dengan napiter berinisial I yang tengah mendekam di Lapas Kelas 2 Wanita di Medan.

Caranya, istri RMN itu berkomunikasi langsung dengan mendatangi lapas yang tempat napiter berinisial I itu ditahan.

"Kalau napiter, kontak secara fisik, si istri (RMN) sering mendatangi, berkunjung ke lapas ataupun ke lokasi. Itu yang masih kita dalami," pungkasnya.

Tribun Medan
Tribun Medan

Pasca terjadinya ledakan bom di Mapolrestabes Medan, suasana masih mencekam.

Seperti diberitakan sebelumnya, pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi diketahui bernisial RMN (24).

Diketahui pelaku masih berstatus mahasiswa dan tercatat sebagai pria kelahiran Medan, Sumatera Utara.

"Inafis berhasil mengidentifikasi pelaku. Pelaku ini inisialnya RMN, usianya 24 tahun, lahir di Medan, statusnya adalah pelajar/mahasiswa," kata Karopenmas Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu siang.

Kepolisian dalam hal ini Densus 88 Antiteror Polri masih bergerak untuk mengembangkan asal usul pelaku.

"Kemudian yang bersangkutan selain diidentifikasi identitasnya juga masih akan dikembangkan oleh aparat densus 88," katanya.

"Itu penyamaran. Kan tadi sudah disampaikan bahwa statusnya itu adalah mahasiswa atau pelajar," kata Dedi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polri: Istri Bomber Mapolrestabes Medan Hendak Meneror Bali

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya